32.8 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Jika Bikin Macet, Pedagang Gedung Arca Bakal Digusur

Foto: Dok SUMUT POS  Puluhan pedagang musiman menggunakan badan jalan di kawasan Jalan Gedung Arca Medan, Sabtu (27/6) lalu. Kondisi tersebut memicu kemacetan dan mengganggu kenyamanan arus lalu-lintas.
Foto: Dok SUMUT POS
Puluhan pedagang musiman menggunakan badan jalan di kawasan Jalan Gedung Arca Medan, Sabtu (27/6) lalu. Kondisi tersebut memicu kemacetan dan mengganggu kenyamanan arus lalu-lintas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kehadiran pedagang dadakan di seputaran Jalan Gedung Arca Medan membuat kondisi arus lalu lintas menjadi macet. Pasalnya, pedagang menggelar lapak dagangan sampai ke badan jalan, sehingga membuat jalan semakin sempit.

Camat Medan Kota Syahrul Rambe mengatakan, pihaknya sudah berulang kali meminta pedagang untuk berjualan tertib. Namun, semuanya itu hanya berjalan sesaat. Begitu petugas tidak ada lagi di lapangan mengontrol, pedagang kembali berjualan seperti biasa.

“Kita bersama Muspika, Satpol PP dan Dishub sudah seminggu ini menata pedagang, namun tidak berjalan efektif. Soalnya, pedagang masih saja berani berjualan di luar ketentuan yang sudah dibuat,” ujarnya saat rapat bersama Sekcam Ahmad dan Muspika Medan Kota, Senin (5/9) di Kantor Camat Medan Kota.

Di satu sisi, Syahrul juga mengakui tidak suka dengan penggusuran. Karena, pedagang juga mencari nafkah. “Kalau jualan di lokasi terlarang, ikuti aturan main. Jangan niat baik saya ini malah disalahartikan. Saya minta pedagang agar berjualan diatas trotoar dan tidak di badan jalan. Jadi, tolong diingatkan dengan teman-teman sesama pedagang yang mencapai 80-an itu agar tertib berjualan. Saya berikan waktu 2 minggu. Kalau nggak juga ikut aturan, pedagang akan digusur semuanya,” ungkapnya.

Syahrul juga menekan penjualan kartu internet yang memakai mobil dilarang berjualan di seputaran kawasan tersebut. Sebab, kehadiran mereka membuat jalan jadi macet. “Kalau mau pedagang pulsa pakai meja silahkan. Jangan parkirkan mobilnya. Kalau nggak digubris, saya juga tak segan-segan meminta dishub untuk mengemboki ban mobilnya,” tegasnya.

“Saya juga kesal melihat sikap pihak Vida Ponsel. Padahal, mereka sudah dipanggil dan buat surat pernyataan tapi malah tetap nekat jualan lagi. Kalau memang tak mau ikuti aturan, saya akan kembali menindaknya,” sambungnya.

Menurut Syahrul lagi, pihaknya juga meminta pedagang jangan mau memberikan uang kepada preman. Pasalnya, kapasitas preman itu tidak ada dan bukan aparatur negara.

“Kok kalian lebih takut dengan preman ketimbang aparatur. Silahkan lapor dengan bukti lengkap kepada aparatur. Tanah ini bukan punya nenek moyang preman. Ini tanah negara,” tuturnya.

Foto: Dok SUMUT POS  Puluhan pedagang musiman menggunakan badan jalan di kawasan Jalan Gedung Arca Medan, Sabtu (27/6) lalu. Kondisi tersebut memicu kemacetan dan mengganggu kenyamanan arus lalu-lintas.
Foto: Dok SUMUT POS
Puluhan pedagang musiman menggunakan badan jalan di kawasan Jalan Gedung Arca Medan, Sabtu (27/6) lalu. Kondisi tersebut memicu kemacetan dan mengganggu kenyamanan arus lalu-lintas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kehadiran pedagang dadakan di seputaran Jalan Gedung Arca Medan membuat kondisi arus lalu lintas menjadi macet. Pasalnya, pedagang menggelar lapak dagangan sampai ke badan jalan, sehingga membuat jalan semakin sempit.

Camat Medan Kota Syahrul Rambe mengatakan, pihaknya sudah berulang kali meminta pedagang untuk berjualan tertib. Namun, semuanya itu hanya berjalan sesaat. Begitu petugas tidak ada lagi di lapangan mengontrol, pedagang kembali berjualan seperti biasa.

“Kita bersama Muspika, Satpol PP dan Dishub sudah seminggu ini menata pedagang, namun tidak berjalan efektif. Soalnya, pedagang masih saja berani berjualan di luar ketentuan yang sudah dibuat,” ujarnya saat rapat bersama Sekcam Ahmad dan Muspika Medan Kota, Senin (5/9) di Kantor Camat Medan Kota.

Di satu sisi, Syahrul juga mengakui tidak suka dengan penggusuran. Karena, pedagang juga mencari nafkah. “Kalau jualan di lokasi terlarang, ikuti aturan main. Jangan niat baik saya ini malah disalahartikan. Saya minta pedagang agar berjualan diatas trotoar dan tidak di badan jalan. Jadi, tolong diingatkan dengan teman-teman sesama pedagang yang mencapai 80-an itu agar tertib berjualan. Saya berikan waktu 2 minggu. Kalau nggak juga ikut aturan, pedagang akan digusur semuanya,” ungkapnya.

Syahrul juga menekan penjualan kartu internet yang memakai mobil dilarang berjualan di seputaran kawasan tersebut. Sebab, kehadiran mereka membuat jalan jadi macet. “Kalau mau pedagang pulsa pakai meja silahkan. Jangan parkirkan mobilnya. Kalau nggak digubris, saya juga tak segan-segan meminta dishub untuk mengemboki ban mobilnya,” tegasnya.

“Saya juga kesal melihat sikap pihak Vida Ponsel. Padahal, mereka sudah dipanggil dan buat surat pernyataan tapi malah tetap nekat jualan lagi. Kalau memang tak mau ikuti aturan, saya akan kembali menindaknya,” sambungnya.

Menurut Syahrul lagi, pihaknya juga meminta pedagang jangan mau memberikan uang kepada preman. Pasalnya, kapasitas preman itu tidak ada dan bukan aparatur negara.

“Kok kalian lebih takut dengan preman ketimbang aparatur. Silahkan lapor dengan bukti lengkap kepada aparatur. Tanah ini bukan punya nenek moyang preman. Ini tanah negara,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/