KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Status sebagai bandar udara (bandara) internasional bukan jaminan pelayanan maksimal. Buktinya di Bandara Internasional Kualanamu, atapnya malah bocor. Tak pelak, cukup banyak ember disiapkan menjadi wadah penampung.
“Sangat mengganggulah, kok bandara bertaraf Internasional bisa bocor dan ember penampungan air di mana-mana,” sebut Alfi (34) salah seorang calon penumpang warga Binjai, Senin (5/9).
Keluhan tidak hanya keluar dari mulut Afli. Sebelumnya sudah banyak calon penumpang yang menyampaikan soal kenyamanan yang terganggu. Namun, hingga kemarin PT AP II sebagai pengelola Bandara Kualanamu belum memperbaiki atap. Tentu saja air yang menetes dari atap menggenangi lantai dan membahayakan keselamatan para calon penumpang maupun pengunjung, petugas kebersihan pun terpaksa menggunakan ember atau tong sampah. Selain tampak tidak sebanding dengan kelasnya sebagai bandara internasional, keberadaan wadah penampung yang terkesan berserak itu memperburuk view. Pemandangan ini terlihat jelas di drop zone lantai III dan pintu masuk lantai I Bandara Kualanamu pada Senin (5/9), sekira pukul 10.00 WIB.
Alfi pun berharap pihak pengelola bandara serius melakukan perbaikan apalagi permasalahan ini bukan masalah baru. “Bandara sudah hamper empat tahun beroperasi, tapi persolan atap bocor saja tidak tertuntaskan,” kesalnya.
Alfi pun tidak menyalahkan siapa, namun yang penting baginya, pihak terkait supaya serius menagani atap bocor sehingga tidak terus menerus kondisinya seperti saat sekarang ini. “Kalau serius pasti dapat di atasi, pertanyaannya sejauh mana keseriusannya,” tambahnya.
Pun Ali (54) warga Medan menegaskan kondisi ini seharusnya tidak terjadi. Menurutnya kondisi atap bocor ini sangat memalukan apalagi kalau sampai dilihat tamu maupun wisatawan dari luar negeri. “Masalah ini saja tidak bisa diatasi, padahal bagian ahlinya banyak dan teknik bandara juga ada. Kalau kendalanya juga disebut persoalan anggaran saya kira tidak masuk akal,” sebutnya.
Manajer humas Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto tak menampik soal atap yang bocor. Meskpin begitu, Wisnu mengatakan jumlah titik bocor sejatinya sudah berkurang, dari 30 menjadi 11 titik. “Sudah bolak-balik bagian teknik naik ke atas atap melakukan perbaikan tetapi pas musim hujan bocor lagi,”sebutnya
Dia pun sangat maklum atas complain para penumpang tersebut. Tetapi yang jelas, pihaknya terus berusaha melakukan penaganan serius sehingga atap bocor tersebut dapat diatasi dengan baik. Ditanya kendala, menurutnya tidak ada. Tetapi, agar lebih baik mengantisipasi atap bocor, perbaikan harus secara menyeluruh. Namun, mengingat luasnya bandara perlu anggaran yang besar dan sudah diajukan. “Mari kita bersabar, kita berharap anggaran cepat turundan persoalan ini dapat teratasi dengan baik,” pungkasnya. (man/rbb)