25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Motor Gadai Tak Dipulangkan, Gulo Tikam Kawan hingga Tewas

Foto: Sormin/PM Rusli, tewas bersimbah darah ditikam Jupiter Gulo, setelah menolak memulangkan sepeda motor yang digadaikan temannya itu.
Foto: Sormin/PM
Rusli, tewas bersimbah darah ditikam Jupiter Gulo, setelah menolak memulangkan sepeda motor yang digadaikan temannya itu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak pernah menang berjudi, modal pun habis. Itulah yang dialami Jupiter Gulo. Terpikirlah untuk menggadaikan sepeda motornya agar bisa main lagi. Tapi akibat usaha itu, dia berubah menjadi pembunuh berdarah dingin.

Awalnya, Minggu lalu Gulo menggadaikan sepedamotornya melalui perantaraan temannya Rusli, ke seorang warga Perumnas Mandala. Saat itu korban menggadaikan sepedamotornya Rp700 ribu, dan berjanji akan mengembalikannya Rp1,2 juta.

Namun ternyata uang hasil gadaian itu dihabiskan Gulo di meja judi. Tak lama berselang, dia menambah uang gadai Rp500 ribu dan berjanji akan membayarnya menjadi Rp1,7 juta. Lagi-lagi dia kalah.

“Empat hari kemudian, Gulo mendatangi korban dan meminta penambahan uang gadai Rp500 ribu. Total semuanya Rp1,7 juta,” ujar Ricky, rekan Rusli.

Namun permintaan tersebut sempat tak direspon Rusli, karena dinilai sudah terlalu besar. Apalagi STNK sepeda motor tak ada.

Karena butuh uang untuk main judi, Gulo balik ke rumah untuk mengambil STNK sesuai permintaan Rusli. Ia berjanji akan membayar Rp2,5 juta.

Selasa (4/10) sore, Gulo mendatangi Rusli untuk meminta sepeda motornya dengan membawa Rp1 juta. Kontan saja Rusli yang sebelumnya pedagang tahu itu, tak mau memberikan kendaraan tersebut.

“Sepeda motormu bukan samaku, tapi sama orang Perumnas Mandala. Lagi pula ‘kan perjanjian kita harus kau bayar Rp2,5 juta,” kata Rusli seperti ditirukan Ricky.

Mendengar perkataan itu, Gulo langsung emosi dan naik pitam dan terjadilah percekcokan. Namun cekcok hari itu dapat diselesaikan para warga.

Ternyata pelaku masih kesal dan menaruh dendam kepada Rusli. Tepatnya pukul 21.00 WIB, Gulo yang datang dengan mendayung sepeda dan bertemu Rusli di depan salah satu rumah warga. Saat itu Gulo kembali meminta sepeda motornya dengan membayar Rp2 juta.

Lagi-lagi permintaan tersebut ditolak Rusli. Gulo langsung gelap mata. Pisau lipat sepanjang 25 cm yang terselip di pinggangnya langsung dicabut dan menikam Rusli, mulai dari dada, perut, bahkan leher.

Gulo benar-benar beringas. Walau korban sudah roboh dan darah segar mengalir deras dari tujuh bekas tikaman, dia lalu menyayat muka korban. Usai eksekusi itu, Gulo lalu membersihkan pisau lipat dan kembali menyelipkannya ke pinggang, lalu mendayung sepedanya pulang ke rumah.

“Usai membunuh korban, pelaku sempat membersihkan pisau lipat yang digunakannya dan pulang ke rumahnya dengan naik sepeda,” tambah Ricky.

Foto: Sormin/PM Rusli, tewas bersimbah darah ditikam Jupiter Gulo, setelah menolak memulangkan sepeda motor yang digadaikan temannya itu.
Foto: Sormin/PM
Rusli, tewas bersimbah darah ditikam Jupiter Gulo, setelah menolak memulangkan sepeda motor yang digadaikan temannya itu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak pernah menang berjudi, modal pun habis. Itulah yang dialami Jupiter Gulo. Terpikirlah untuk menggadaikan sepeda motornya agar bisa main lagi. Tapi akibat usaha itu, dia berubah menjadi pembunuh berdarah dingin.

Awalnya, Minggu lalu Gulo menggadaikan sepedamotornya melalui perantaraan temannya Rusli, ke seorang warga Perumnas Mandala. Saat itu korban menggadaikan sepedamotornya Rp700 ribu, dan berjanji akan mengembalikannya Rp1,2 juta.

Namun ternyata uang hasil gadaian itu dihabiskan Gulo di meja judi. Tak lama berselang, dia menambah uang gadai Rp500 ribu dan berjanji akan membayarnya menjadi Rp1,7 juta. Lagi-lagi dia kalah.

“Empat hari kemudian, Gulo mendatangi korban dan meminta penambahan uang gadai Rp500 ribu. Total semuanya Rp1,7 juta,” ujar Ricky, rekan Rusli.

Namun permintaan tersebut sempat tak direspon Rusli, karena dinilai sudah terlalu besar. Apalagi STNK sepeda motor tak ada.

Karena butuh uang untuk main judi, Gulo balik ke rumah untuk mengambil STNK sesuai permintaan Rusli. Ia berjanji akan membayar Rp2,5 juta.

Selasa (4/10) sore, Gulo mendatangi Rusli untuk meminta sepeda motornya dengan membawa Rp1 juta. Kontan saja Rusli yang sebelumnya pedagang tahu itu, tak mau memberikan kendaraan tersebut.

“Sepeda motormu bukan samaku, tapi sama orang Perumnas Mandala. Lagi pula ‘kan perjanjian kita harus kau bayar Rp2,5 juta,” kata Rusli seperti ditirukan Ricky.

Mendengar perkataan itu, Gulo langsung emosi dan naik pitam dan terjadilah percekcokan. Namun cekcok hari itu dapat diselesaikan para warga.

Ternyata pelaku masih kesal dan menaruh dendam kepada Rusli. Tepatnya pukul 21.00 WIB, Gulo yang datang dengan mendayung sepeda dan bertemu Rusli di depan salah satu rumah warga. Saat itu Gulo kembali meminta sepeda motornya dengan membayar Rp2 juta.

Lagi-lagi permintaan tersebut ditolak Rusli. Gulo langsung gelap mata. Pisau lipat sepanjang 25 cm yang terselip di pinggangnya langsung dicabut dan menikam Rusli, mulai dari dada, perut, bahkan leher.

Gulo benar-benar beringas. Walau korban sudah roboh dan darah segar mengalir deras dari tujuh bekas tikaman, dia lalu menyayat muka korban. Usai eksekusi itu, Gulo lalu membersihkan pisau lipat dan kembali menyelipkannya ke pinggang, lalu mendayung sepedanya pulang ke rumah.

“Usai membunuh korban, pelaku sempat membersihkan pisau lipat yang digunakannya dan pulang ke rumahnya dengan naik sepeda,” tambah Ricky.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/