27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Spa dan Kesehatan Berpotensi Tingkatkan Pariwisata Sumut

MEDAN-Dalam IMT GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle), berbagai kerjasama ditingkatkan diantara tiga negara ini. Satu di antaranya dalam sektor pariwisata. Untuk saat ini, Malaysia dan Thailand sudah meningkatkan pariwisata dalam sektor kesehatan dan Spa. Tapi tidak di Indonesia, terutama di Medan. Karena cara berpikir masyarakat masih beranggapan bahwa Spa selayaknya tukang urut. Sehingga, SDM (Sumber Daya Masyarakat) untuk sektor ini sangat minim.

Hal diungkapkan Deputy Minister of Tourism and Creative Economy Resource Department, I Gede Pitana pada acara IMT GT Workshop on Cooporation Tourism School/Universities in the Region of IMT-GT, yang diselenggarakan Akademi Pariwisata Medan di Hotel Grand Angkasa, Senin (5/11). Seminar ini dihadiri seluruh peserta dari perwakilan tiga negara tersebut.

Ditambahkannya, potensi Indonesia dan Sumut untuk mengembangkan kedua sektor tersebut sangat besar.

“Kalau untuk kedokteran, mereka belajar di sini tepatnya di USU, hanya saja fasilitas kita sangat kurang bila dibandingkan dengan dua negara tersebut. Kalau Spa, karena mindset budaya kita yang masih memandang sebelah mata tentang Spa,” lanjutnya.

Walaupun negara tersebut tetangga tersebut belajar ke Indonesia, tapi tidak dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan kesiapan SDM nya. Padahal, bila SDM sudah memadai, akan memberikan devisa bagi Indonesia dan Sumut sendiri.

“Misalnya, pelajar mereka akan memilih untuk menuntut ilmu di sini, yang secara tidak langsung akan meningkatkan devisa,” lanjut Pitana.
Selain devisa, hal lain yang dapat ditingkatkan adalah Pride suatu bangsa yang akan meningkat. “Karena kebanggaan. Kita akan menjadi akan dipertimbangkan, terutama dalam bidang pendidikan dan peningkatan SDM,” tambahnya.
Selain itu, dalam Human Resource, Sumut dapat menjadi pemimpin.

“Bukan hanya itu, dalam kebudayaan kita juga akan lebih kaya. Karena pelajar tersebut akan belajar tentang budaya kita, dan begitu sebaliknya. Tapi, di luar itu semua yang lebih penting adalah pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat,” tutur Pitana lagi.

Sementara itu, Direktur Akademi Pariwisata Medan Kosmas Harefa, mengakui, saat ini cara berpikir masyarakat tentang Spa yang membuat pelayanan jasa ini menjadi sulit berkembang.

Kosmas mengakui, saat ini SDM Sumut masih sedikit terkait dengan jasa ini. Bahkan, saat ini Malaysia yang dahulunya belajar tentang Spa di Indonesia, berubah haluan ke Thailand.

“Padahal, dari segi pariwisata, Spa ini sangat baik. Kalau kita perhatikan, di hotel sudah disediakan fasilitas Spa. Berarti, jasa ini memang dibutuhkan,” tandasnya. (ram)

MEDAN-Dalam IMT GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle), berbagai kerjasama ditingkatkan diantara tiga negara ini. Satu di antaranya dalam sektor pariwisata. Untuk saat ini, Malaysia dan Thailand sudah meningkatkan pariwisata dalam sektor kesehatan dan Spa. Tapi tidak di Indonesia, terutama di Medan. Karena cara berpikir masyarakat masih beranggapan bahwa Spa selayaknya tukang urut. Sehingga, SDM (Sumber Daya Masyarakat) untuk sektor ini sangat minim.

Hal diungkapkan Deputy Minister of Tourism and Creative Economy Resource Department, I Gede Pitana pada acara IMT GT Workshop on Cooporation Tourism School/Universities in the Region of IMT-GT, yang diselenggarakan Akademi Pariwisata Medan di Hotel Grand Angkasa, Senin (5/11). Seminar ini dihadiri seluruh peserta dari perwakilan tiga negara tersebut.

Ditambahkannya, potensi Indonesia dan Sumut untuk mengembangkan kedua sektor tersebut sangat besar.

“Kalau untuk kedokteran, mereka belajar di sini tepatnya di USU, hanya saja fasilitas kita sangat kurang bila dibandingkan dengan dua negara tersebut. Kalau Spa, karena mindset budaya kita yang masih memandang sebelah mata tentang Spa,” lanjutnya.

Walaupun negara tersebut tetangga tersebut belajar ke Indonesia, tapi tidak dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan kesiapan SDM nya. Padahal, bila SDM sudah memadai, akan memberikan devisa bagi Indonesia dan Sumut sendiri.

“Misalnya, pelajar mereka akan memilih untuk menuntut ilmu di sini, yang secara tidak langsung akan meningkatkan devisa,” lanjut Pitana.
Selain devisa, hal lain yang dapat ditingkatkan adalah Pride suatu bangsa yang akan meningkat. “Karena kebanggaan. Kita akan menjadi akan dipertimbangkan, terutama dalam bidang pendidikan dan peningkatan SDM,” tambahnya.
Selain itu, dalam Human Resource, Sumut dapat menjadi pemimpin.

“Bukan hanya itu, dalam kebudayaan kita juga akan lebih kaya. Karena pelajar tersebut akan belajar tentang budaya kita, dan begitu sebaliknya. Tapi, di luar itu semua yang lebih penting adalah pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat,” tutur Pitana lagi.

Sementara itu, Direktur Akademi Pariwisata Medan Kosmas Harefa, mengakui, saat ini cara berpikir masyarakat tentang Spa yang membuat pelayanan jasa ini menjadi sulit berkembang.

Kosmas mengakui, saat ini SDM Sumut masih sedikit terkait dengan jasa ini. Bahkan, saat ini Malaysia yang dahulunya belajar tentang Spa di Indonesia, berubah haluan ke Thailand.

“Padahal, dari segi pariwisata, Spa ini sangat baik. Kalau kita perhatikan, di hotel sudah disediakan fasilitas Spa. Berarti, jasa ini memang dibutuhkan,” tandasnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/