26 C
Medan
Thursday, March 13, 2025

Jalan Tol Dibangun, Medan-Karo Bisa Lebih Singkat

Jangka Panjang

Sebelumnya, Direktur Jembatan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Ir Irwan Zarkasih MEngSc mengakui, pemerintah berkeinginan membangun ruas tol Medan-Berastagi itu, tapi masih untuk program jangka panjang. Alasannya, selain membutuhkan dana yang besar yakni mencapai Rp7 triliun, geometriknya juga sangat sulit.

“Membangun ruas tol Medan-Berastagi harus diawali dengan kerjasama antara pemerintah dan badan usaha supaya itu terwujud dengan mencari investor,” kata Iwan Zarkasih di sela-sela Seminar Nasional Teknik Jalan (SNTJ) 2018 yang digelar DPD Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumut, di Library Digital Universitas Negeri Medan (Unimed), beberapa waktu lalu.

Iwan Zarkasih yang juga Ketua DPD HPJI DKI Jakarta itu mengakui, sulit mengatasi kemacetan ruas jalan Medan-Berastagi dengan membangun tol karena daerah itu hutan suaka alam yang tidak serta merta dipakai untuk jalan. Hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistem yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga sistem kehidupan.

Agar pembangunan ruas tol Medan-Berastagi bisa terwujud dengan hadirnya investor, Iwan mengharapkan kepada Ikatan Cendikiawan Karo bisa mengumpulkan dan melengkapi data-data soal lahan di wilayah tersebut. “Sehingga kalau ada investor sudah lengkap data-data daerah itu,” katanya.

Iwan juga berharap kemacetan ruas jalan Medan-Berastagi segera teratasi apalagi Kabupaten Karo terkenal penghasil sayur dan buah-buahan, bahkan sejak lama sudah diekspor ke Singapura dan Malayasia. Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalulintas di ruas jalan itu diusulkan program jangka pendek yakni dengan membuat kantong parkir. Program jangka pendek lainnya pada jam sibuk atau akhir pekan Dinas Perhubungan melarang truk melintas.

Khusus untuk masyarakat Sumut diimbau agar meningkatkan kepatuhan berlalulintas, saling menghargai dengan tidak melakukan serobot menyerobot. “Masyarakat Sumatera Utara kepatuhan lalu lintasnya rendah sekali, akibat menyerobot jalan sering ruas jalan Medan-Berastagi macet,” tandasnya. (prn/ris/adz)

Jangka Panjang

Sebelumnya, Direktur Jembatan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Ir Irwan Zarkasih MEngSc mengakui, pemerintah berkeinginan membangun ruas tol Medan-Berastagi itu, tapi masih untuk program jangka panjang. Alasannya, selain membutuhkan dana yang besar yakni mencapai Rp7 triliun, geometriknya juga sangat sulit.

“Membangun ruas tol Medan-Berastagi harus diawali dengan kerjasama antara pemerintah dan badan usaha supaya itu terwujud dengan mencari investor,” kata Iwan Zarkasih di sela-sela Seminar Nasional Teknik Jalan (SNTJ) 2018 yang digelar DPD Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumut, di Library Digital Universitas Negeri Medan (Unimed), beberapa waktu lalu.

Iwan Zarkasih yang juga Ketua DPD HPJI DKI Jakarta itu mengakui, sulit mengatasi kemacetan ruas jalan Medan-Berastagi dengan membangun tol karena daerah itu hutan suaka alam yang tidak serta merta dipakai untuk jalan. Hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistem yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga sistem kehidupan.

Agar pembangunan ruas tol Medan-Berastagi bisa terwujud dengan hadirnya investor, Iwan mengharapkan kepada Ikatan Cendikiawan Karo bisa mengumpulkan dan melengkapi data-data soal lahan di wilayah tersebut. “Sehingga kalau ada investor sudah lengkap data-data daerah itu,” katanya.

Iwan juga berharap kemacetan ruas jalan Medan-Berastagi segera teratasi apalagi Kabupaten Karo terkenal penghasil sayur dan buah-buahan, bahkan sejak lama sudah diekspor ke Singapura dan Malayasia. Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalulintas di ruas jalan itu diusulkan program jangka pendek yakni dengan membuat kantong parkir. Program jangka pendek lainnya pada jam sibuk atau akhir pekan Dinas Perhubungan melarang truk melintas.

Khusus untuk masyarakat Sumut diimbau agar meningkatkan kepatuhan berlalulintas, saling menghargai dengan tidak melakukan serobot menyerobot. “Masyarakat Sumatera Utara kepatuhan lalu lintasnya rendah sekali, akibat menyerobot jalan sering ruas jalan Medan-Berastagi macet,” tandasnya. (prn/ris/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru