MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengusaha muda Fakar Suhartami Pratama (29) melangsungkan pernikahannya dengan Ayu Indriani yang bertajuk ‘Blue Gold’, dalam Private Party Ngunduh Mantu di Santika Dyandra Medan, Minggu (6/9) malam.
Dalam pesta pernikahannya, Fakar menuturkan, menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya menyediakan masker, dan sarung tangan plastik untuk para tamu. Bahkan, setiap meja tamu dibatasi hingga 6 kursi, serta cek suhu tubuh menggunakan thermogun, jika terdeteksi suhu tubuh tinggi maka tidak boleh masuk.
“Ini dilakukan untuk mengikuti protokol kesehatan. Intinya, corona ini tiada henti, sudah seperti HIV AIDS, yang terus ada sejak kemunculannya hingga sekarang, sehingga mau tidak mau saat ini kita harus hidup berdampingan dengan virus corona. Yang pasti kita mengantisipasinya dengan menerapkan protokol kesehatan. Insya Allah aman,” pesannya.
Fakar yang merupakan pengusaha muda, memiliki usaha E-Sport, Founder Pakarsitek dan Fakar Trading serta Pakar media ini berharap dengan penerapan protokol kesehatan tersebut menjadi contoh bagi anak muda. Ia juga mengungkapkan, tema pernikahannya adalah ‘Blue Gold’, yang maknanya kesederhanaan dan kemewahan.
“Dengan artian meski pun telah menjadi orang yang sukses serta kaya raya, haruslah tetap rendah hati dan sederhana. Ini menjadi pesan juga bagi anak-anak muda di Indonesia, khususnya di Kota Medan,” ucap Fakar yang memiliki Followers 23k ini di Instagram.
Ia juga menjelaskan tentang makna mahar yang diberikannya kepada istrinya, Ayu Indriani, yakni uang Rp1 berbentuk uang kertas. Uang Rp1 itu pun diabadikan di sebuah kotak seperti cinderamata. Uang tersebut memang niat dicarinya sejak dua bulan lalu untuk dijadikan mahar. Fakar pun akhirnya mendapatkannya dari debt Colector, namun Fakar merahasiakan harga uang tersebut. “Dengan mahar itu, saya berharap setelah menikah agar pasangannya hanyalah satu-satunya. Menikah hanya sekali,” ungkapnya sembari mengakui ketertarikannya dengan istrinya karena kebaikan hatinya.
Pria yang bercita-cita ingin menjadi wali kota Medan pada 6 tahun mendatang ini mengambil hikmah dari masa lalunya, dimana masa kecilnya juga hidup kaya raya, namun dikarenakan almarhum ayahnya memiliki banyak istri sehingga usahanya hancur-hancuran dan bercerai dengan ibunya.
Ia melalui masa kecil yang berat, karena ibunya harus berjuang sebagai pedagang lontong untuk menghidupi serta menyekolahkan Fakar hingga perguruan tinggi. Masa lalunya yang sulit menjadi cambuk baginya, Fakar pun bangkit dengan tekad dan kerja kerasnya. “Inilah hasilnya sekarang ini, dan semua ini saya persembahkan untuk ibu saya,” tandas pria berdarah Minangkabau ini.
Dalam pesta pernikahannya itu, ia juga menggelar Give Away, pengusaha yang memiliki banyak bisnis di Jakarta dan Medan ini pun membeberkan, dirinya memberikan lucky draw untuk khusus para tamu, yakni handphone, jam tangan bermerk dan kalung emas.
“Sebenarnya ingin memberikan hadiah yang besar, seperti kulkas, televisi. Tapi takutnya nanti membawa pulangnya ribet. Kan kasihan juga para tamu,” tukasnya.
Sementara itu, Ibu Kandung Fakar, Ambar Anggriati mengaku bangga dengan putranya. Fakar sangat menurut pada ibunya, berjuang untuk ibunya. “Sampai-sampai menantu pun atas izin saya. Ia mandiri, tangguh dan pekerja keras, Fakar pun sekolah mendapatkan beasiswa hingga mahasiswa. Bahkan Fakar bekerja apapun, hingga berjualan keripik, menjadi Office Boy agar bisa membantu keuangan ibunya,” ujar Ambar.
Dijelaskannya, bahwa Istrinya baru dikenal Fakar selama dua bulan dan langsung meminta restu dirinya untuk melamar Ayu. Asal istrinya dari Desa Galang Serdang Bedagai (Sergai). “Fakar bilang ke saya, ingin memberikan yang terbaik untuk mamanya, karena ia adalah anak tunggal, sehingga untuk calon istri pun yang terbaik untuk mamanya. Setelah menikah nanti rencananya kita akan tinggal bareng di Marelan Pasar 1, Medan Marelan.
Harapan saya, agar cepat punya omongan dan menjadi keluarga yang Sakinah, mawaddah, warrahmah. Jangan sampai pisah di tengah jalan,” katanya.
Istri Fakar, Ayu Indriani juga membenarkan hal tersebut. Ia mengaku mengenal Fakar hanya sebulan dan langsung dilamar. Akad nikah dan resepsi pertama di kampung halaman Ayu di Galang, Sergai.
“Harapan saya, semoga bisa sama-sama hingga tua dan apapun masalahnya dapat diselesaikan. Saya tertarik dengan Fakar karena pekerja keras. Saya akan selalu mendukung terus kesuksesan Fakar, apalagi suami saya itu bercita-cita ingin menjadi Wali Kota Medan. Akan saya dukung terus,” pungkas Ayu yang masih berstatus mahasiswa di Unimed ini.
Panitia Private Party Ngunduh Mantu, Ruri Dwi Aprillia menjelaskan, pesta tersebut menerapkan protokol kesehatan dan Physical distancing, yakni menggunakan masker, face shield, hand sanitizer dan thermogun, serta tidak bersalaman. Sesi pemotretan juga tidak berdekatan, antara pengantin dan keluarga serta para tamu. Setiap pemotretan diberi jarak sekira 1 meter.
“Pesta ini menampilkan tarian-tarian daerah, seperti tarian Aceh, Mandailing, Jawa dan Minangkabau. Tarian ini juga terkait dengan latar belakang mempelai, yakni Fakar berasal dari Minangkabau, sedangkan istrinya Ayu dari Jawa,” ujar Ruri Dwi. (Mag-1)