30 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Parkir Mobil di MMTC, Bos Farmasi Tewas

Jenazah-ilustrasi
Jenazah-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lokasi parkir komplek MMTC mendadak heboh. Pasalnya Kepala Cabang di CV. San Prima Sejati Farmasi, Daniel Gultom ditemukan tewas di dalam mobil Xenia warna Silver BK 1987 KJ, Kamis (6/10) pukul 15.00 WIB.

Penemuan sosok lelaki 42 tahun tersebut berawal saat Irwan (45) dan Aris Ashari (37), Security Komplek MMTC patroli di lokasi itu. Keduanya terhenti setelah melihat mobil yang dikendarai korban terparkir dengan kaca depan terbuka.

Saat didekati, Irwan dan Aris Ashari melihat seorang pria tergeletak dengan posisi telentang di bangku supir dan terikat savetybel mobil. Penasaran, keduanya mencoba menegur dan membangunkan korban.

Kedua satpam tersebut pun heran karena tak ada respon. Beberapa saat memperhatikan, mereka sadar lelaki yang dibangunkan itu sudah tak bernyawa lagi. Sontak mereka minta bantuan kepala tim, disusul laporan ke polisi.

“Saat patroli dengan kawanku, kami melihat mobil terparkir, tapi kaca depannya terbuka. Pas kami samperin, orangnya kami lihat tertidur. Begitu mau dibanguni korban sudah tak bergerak lagi. Kami langsung panggil kepala tim regu kami,” ungkap Irwan.

Tak lama, sejumlah pekerja di lokasi tersebut ternyata banyak yang mengenali korban. Ketika dicek, ternyata adalah Daniel Gultom yag menjabat sebagai Kepala Cabang di CV. San Prima Sejati Farmasi bernama dan berkantor di Ruko MMTC Blok G No.11-12.

“Iya bang, bapak itu (korban) bos kami. Kami kerja di sebelah gedung ini di bagian Farmasi. Bapak itu sebagai Kepala Cabang,” kata perempuan yang mengaku bawahan korban.

Menurutnya, bos nya tersebut memang sering istirahat dan parkir di tempat itu. “Memang ada sakitnya bang, kami semua tau. Biasanya dia memang sering parkir di sini. Tadi kan habis makan siang dan dia bisa muter-muter naik mobilnya dan berhenti di sini,” jelas wanita berparas ayu tersebut, diamini teman-temannya.

Tak lama, tim inafis Polresta Medan dibantu pihak kepolisian melakukan oleh TKP. Dari tanda pengenal yang disimpan di dompetnya, korban tinggal di Jalan Dairi, Gang Seropati, No. 1 Kelurahan Sei Agul, Medan.

Selain dompet berisi uang dan identitas korban, polisi juga mendapati obat asma merk Neo Napasin di saku celana korban. Beberapa menit kemudian, keluarga korban tiba di lokasi.

Sontak tangisan pun pecah, saat boru Tompul, istri korban turun dari sepeda motornya. “Bapak!!!! Kenapa kau pak. Bagaimana aku dan anak-anak ini. Kenapa suamiku ini,” jeritnya sambil menangis dan memeluki tubuh suaminya.

Disusul anak perempuannya yang masih berusia 11 tahun semakin membuat suasana jadi pilu. “Bapakku…jangan mati pak. Banguunn,,” jerit anak korban.

Setelah berkoordinasi dengan kepolisian, istri korban meminta agar jasad korban dibawa ke rumah dan bersedia menandatangani surat tak keberatan tentang kematian korban yang ditandatangani Kerry David Gultom (38), adik kandung korban sendiri.

“Udahlah pak, bawa ke rumah aja. Memang suamiku ini punya penyakit asma. Semalam pun dia (korban) mengeluhkan dadanya sesak. Kubilang apakah ada minum obat Neonapasin, dia bilang gak ada. Sakit jantungnya pun ada,” terang boru Tompul dengan linangan air mata.

Sedangkan, Kerry David Gultom, adik korban, mengaku mendapatkan kabar kalau abang kandungnya itu meninggal dari pekerja korban yang melihat di lokasi. Di tempat yang sama, Panit I Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Holand Sitomorang, mengatakan, korban memang murni tewas karena sakit.

“Korban memang meninggal karena penyakitnya. Pihak keluarga juga sudah menandatangani surat tidak keberatan atas kematian korban,” pungkasnya. (sor/yaa)

Jenazah-ilustrasi
Jenazah-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lokasi parkir komplek MMTC mendadak heboh. Pasalnya Kepala Cabang di CV. San Prima Sejati Farmasi, Daniel Gultom ditemukan tewas di dalam mobil Xenia warna Silver BK 1987 KJ, Kamis (6/10) pukul 15.00 WIB.

Penemuan sosok lelaki 42 tahun tersebut berawal saat Irwan (45) dan Aris Ashari (37), Security Komplek MMTC patroli di lokasi itu. Keduanya terhenti setelah melihat mobil yang dikendarai korban terparkir dengan kaca depan terbuka.

Saat didekati, Irwan dan Aris Ashari melihat seorang pria tergeletak dengan posisi telentang di bangku supir dan terikat savetybel mobil. Penasaran, keduanya mencoba menegur dan membangunkan korban.

Kedua satpam tersebut pun heran karena tak ada respon. Beberapa saat memperhatikan, mereka sadar lelaki yang dibangunkan itu sudah tak bernyawa lagi. Sontak mereka minta bantuan kepala tim, disusul laporan ke polisi.

“Saat patroli dengan kawanku, kami melihat mobil terparkir, tapi kaca depannya terbuka. Pas kami samperin, orangnya kami lihat tertidur. Begitu mau dibanguni korban sudah tak bergerak lagi. Kami langsung panggil kepala tim regu kami,” ungkap Irwan.

Tak lama, sejumlah pekerja di lokasi tersebut ternyata banyak yang mengenali korban. Ketika dicek, ternyata adalah Daniel Gultom yag menjabat sebagai Kepala Cabang di CV. San Prima Sejati Farmasi bernama dan berkantor di Ruko MMTC Blok G No.11-12.

“Iya bang, bapak itu (korban) bos kami. Kami kerja di sebelah gedung ini di bagian Farmasi. Bapak itu sebagai Kepala Cabang,” kata perempuan yang mengaku bawahan korban.

Menurutnya, bos nya tersebut memang sering istirahat dan parkir di tempat itu. “Memang ada sakitnya bang, kami semua tau. Biasanya dia memang sering parkir di sini. Tadi kan habis makan siang dan dia bisa muter-muter naik mobilnya dan berhenti di sini,” jelas wanita berparas ayu tersebut, diamini teman-temannya.

Tak lama, tim inafis Polresta Medan dibantu pihak kepolisian melakukan oleh TKP. Dari tanda pengenal yang disimpan di dompetnya, korban tinggal di Jalan Dairi, Gang Seropati, No. 1 Kelurahan Sei Agul, Medan.

Selain dompet berisi uang dan identitas korban, polisi juga mendapati obat asma merk Neo Napasin di saku celana korban. Beberapa menit kemudian, keluarga korban tiba di lokasi.

Sontak tangisan pun pecah, saat boru Tompul, istri korban turun dari sepeda motornya. “Bapak!!!! Kenapa kau pak. Bagaimana aku dan anak-anak ini. Kenapa suamiku ini,” jeritnya sambil menangis dan memeluki tubuh suaminya.

Disusul anak perempuannya yang masih berusia 11 tahun semakin membuat suasana jadi pilu. “Bapakku…jangan mati pak. Banguunn,,” jerit anak korban.

Setelah berkoordinasi dengan kepolisian, istri korban meminta agar jasad korban dibawa ke rumah dan bersedia menandatangani surat tak keberatan tentang kematian korban yang ditandatangani Kerry David Gultom (38), adik kandung korban sendiri.

“Udahlah pak, bawa ke rumah aja. Memang suamiku ini punya penyakit asma. Semalam pun dia (korban) mengeluhkan dadanya sesak. Kubilang apakah ada minum obat Neonapasin, dia bilang gak ada. Sakit jantungnya pun ada,” terang boru Tompul dengan linangan air mata.

Sedangkan, Kerry David Gultom, adik korban, mengaku mendapatkan kabar kalau abang kandungnya itu meninggal dari pekerja korban yang melihat di lokasi. Di tempat yang sama, Panit I Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Holand Sitomorang, mengatakan, korban memang murni tewas karena sakit.

“Korban memang meninggal karena penyakitnya. Pihak keluarga juga sudah menandatangani surat tidak keberatan atas kematian korban,” pungkasnya. (sor/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/