MEDAN, SUMUTPOS.CO -Keluarga Jessica Katelin Br Sianipar, balita yang meninggal dunia setelah dirawat beberapa jam di RSUP H Adam Malik, melaporkan RSUP H Adam Malik ke Polda Sumut, Rabu (4/10).
Kristin Aviani S Simbolon (32) yang merupakan Ibu kandung Jessica langsung sebagai pelapor dan menerima Surat Tanda Terima Lapor Polisi nomor STTLP/808/X/2017/SPKT “ll”. Hal itu disampaikan Kristin didampingi orangtua dan beberapa kerabatnya di Jalan Sei Asahan, Jumat (6/10) siang.
Dikatakan Kristin, dirinya memilih jalur hukum karena tidak ada pertanggungjawaban pihak RSUP H Adam Malik atas kematian anaknya yang mereka nilai ada kejanggalan.”Dengan melapor ke polisi, saya berharap datangnya keadilan buat saya,” ujar Kristin.
Kristin menceritakan, awalnya dirinya dan suaminya membawa anaknya ke RSUP H Adam Malik untuk pemeriksaan laboratorium, berdasarkan rujukan Dokter Spesialis Anak yang biasa menangani anaknya yakni dr Yazid Dimyati SpA (K). Ketika itu anaknya mengalami gangguan pada kaki sehingga tidak bisa jalan. Untuk pengobatan kaki anaknya itu, ada pemeriksaan laboratorium yang ada hanya di RSUP H Adam Malik.
“Kami bawa anak kami dalam keadaan sehat. Saat itu dia habis makan, lalu kami berangkat dari rumah kami di Jalan Luku I, Kwala Bekala Medan Johor, naik mobil kami. Sesampainya di rumah sakit, anak saya turun dari mobil dan berjalan sendiri memasuki rumah sakit. Namun tiba-tiba datang perawat bawa tempat tidur sorong. Lalu anak saya naik dan duduk di atas tempat tidur sorong itu,” kata Kristin menceritakan.
Setelah dari tempat pendaftaran, lanjut Kristin, dirinya mendapati anaknya di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Saat itu didapatinya anaknya sudah berada di atas tempat tidur dengan dikerumumi para tenaga medis. Bahkan, darah anaknya juga sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium.
Melihat itu, Kristin mengaku takut dan bingung sehingga menanyakan apa yang terjadi pada anaknya. Tim medis menjawab jika anaknya kritis dan syok.”Memang saya bilang kalau perut anak saya agak kembung. Makanya mungkin sesak nafas dan batuk. Namun saya bilang nanti dari sini ke Dokter Spesialis anak yang biasa saja. Lagian, maksud kedatangan kami A, kok penanganan yang diberikan Z,” lanjut Kristin.