27.8 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Edy: Habis Kompetisi, Mari Berpelukan Lagi

Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah saat bersilaturahmi dan buka bersama (bukber) insan pers, di kediamannya Jalan Karya Amal/Karya Bakti Medan, Rabu (6/6).

SUMUTPOS.CO – Peran media massa begitu besar dalam membawa sebuah perubahan bagi Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, baik atau buruknya penilaian suatu daerah, disebut ada peran besar media massa di dalamnya.

Demikian disampaikan Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat bersilaturahmi dan buka bersama (bukber) insan pers, di kediamannya Jalan Karya Amal/Karya Bakti Medan, Rabu (6/6). “Sekarang mari kita renungi, kita di Sumut ini mau ngapain? Tentu kita orang Sumut pasti ingin membawa peradaban yang baik bagi Sumut. Maka dibutuhkan peran penting media untuk membangun peradaban tersebut,” kata Edy.

Menurutnya, media massa menjadi aktor penting bagi sebuah peradaban. Media massa mampu mengubah nasib suatu bangsa dari yang buruk menjadi baik atau bahkan sebaliknya. Baik-buruk sebuah peradaban, sebut Edy lagi, bahkan sering bergantung pada kualitas media massa.

“Kalau saya masuk penjara gara-gara media, saya akan ajak orang-orang di media ikut ke penjara,” guyon mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB itu.

“Jika saya terpilih menjadi gubernur pada Oktober nanti, saya janji pertemuan dan silaturahmi seperti ini setiap bulan akan saya buat,” imbuhnya.

Edy Rahmayadi, berpasangan dengan Musa Rajekshah di Pilgubsu pada kesempatan itu menyinggung tentang pemberitaan dirinya terserang stroke belakangan ini. Dia menyebut, penyebaran berita dan informasi tersebut sebagai sebagai perbuatan keji.

“Beda pilihan itu biasa di negara demokrasi. Tapi membuat berita saya stroke, itu benar-benar keji. Kita berkompetisi. Habis kompetisi, mari berpelukan lagi,” katanya.

Ia lantas mencontohkan soal isi pemberitaan yang berusaha memfitnah seseorang. Menurutnya, berkompetisi tidak perlu harus membuat berita fitnah. “Soal berita saya stroke, itu adalah fitnah yang keji. Ini pemberitaan yang mau menghancurkan peradaban Sumut. Nggak segitunya kali kalau berkompetisi,” ujarnya.

Tampak hadir Cawagubsu Musa Rajekshah (Ijeck), Ketua dan Sekretaris PWI Sumut Hermansyah dan Edward Tahir, sejumlah pimpinan media massa, komunitas jurnalis Medan dan relawan Eramas. Acara turut diisi kegiatan tausiyah, Salat Magrib dan Tarawih berjamaah. (prn)

 

Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah saat bersilaturahmi dan buka bersama (bukber) insan pers, di kediamannya Jalan Karya Amal/Karya Bakti Medan, Rabu (6/6).

SUMUTPOS.CO – Peran media massa begitu besar dalam membawa sebuah perubahan bagi Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, baik atau buruknya penilaian suatu daerah, disebut ada peran besar media massa di dalamnya.

Demikian disampaikan Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat bersilaturahmi dan buka bersama (bukber) insan pers, di kediamannya Jalan Karya Amal/Karya Bakti Medan, Rabu (6/6). “Sekarang mari kita renungi, kita di Sumut ini mau ngapain? Tentu kita orang Sumut pasti ingin membawa peradaban yang baik bagi Sumut. Maka dibutuhkan peran penting media untuk membangun peradaban tersebut,” kata Edy.

Menurutnya, media massa menjadi aktor penting bagi sebuah peradaban. Media massa mampu mengubah nasib suatu bangsa dari yang buruk menjadi baik atau bahkan sebaliknya. Baik-buruk sebuah peradaban, sebut Edy lagi, bahkan sering bergantung pada kualitas media massa.

“Kalau saya masuk penjara gara-gara media, saya akan ajak orang-orang di media ikut ke penjara,” guyon mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB itu.

“Jika saya terpilih menjadi gubernur pada Oktober nanti, saya janji pertemuan dan silaturahmi seperti ini setiap bulan akan saya buat,” imbuhnya.

Edy Rahmayadi, berpasangan dengan Musa Rajekshah di Pilgubsu pada kesempatan itu menyinggung tentang pemberitaan dirinya terserang stroke belakangan ini. Dia menyebut, penyebaran berita dan informasi tersebut sebagai sebagai perbuatan keji.

“Beda pilihan itu biasa di negara demokrasi. Tapi membuat berita saya stroke, itu benar-benar keji. Kita berkompetisi. Habis kompetisi, mari berpelukan lagi,” katanya.

Ia lantas mencontohkan soal isi pemberitaan yang berusaha memfitnah seseorang. Menurutnya, berkompetisi tidak perlu harus membuat berita fitnah. “Soal berita saya stroke, itu adalah fitnah yang keji. Ini pemberitaan yang mau menghancurkan peradaban Sumut. Nggak segitunya kali kalau berkompetisi,” ujarnya.

Tampak hadir Cawagubsu Musa Rajekshah (Ijeck), Ketua dan Sekretaris PWI Sumut Hermansyah dan Edward Tahir, sejumlah pimpinan media massa, komunitas jurnalis Medan dan relawan Eramas. Acara turut diisi kegiatan tausiyah, Salat Magrib dan Tarawih berjamaah. (prn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/