25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Modal 3 Bulan Habis, Pedagang Pasar Induk Ancam Balik ke Sutomo

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Ratusan pedagang pasar induk melakukan aksi unjuk rasa di kantor Walikota Medan, Selasa 7/7). Pedagang pasar induk ini menuntut segera relokasi pedagang di jalan Sutomo Medan.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Ratusan pedagang pasar induk melakukan aksi unjuk rasa di kantor Walikota Medan, Selasa 7/7). Pedagang pasar induk ini menuntut segera relokasi pedagang di jalan Sutomo Medan.

SUMUTPOS.CO- Ratusan pedagang Pasar Induk kembali menggelar unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (7/7). Meski tidak tidur semalaman karena harus tetap berjualan, para pedagang tetap antusias melakukan aksi.

Ketidaktegasan Pemko Medan terhadap keberadaan pedagang yang masih bertahan di Jalan Sutomo dan sekitarnya, membuat pedagang Pasar Induk menggelar aksi unjuk rasa ini.

Sejumlah mobil pikap pun dikerahkan untuk membawa para pedagang ke Balai Kota Medan. Barang dagangan mereka yang tak habis terjual pun dibawa serta dalam aksi itu. Bahkan, terik mentari yang menyengat kulit tak menyurutkan menyampaikan aspirasi ke Pemko Medan.

Para pedagang mengancam untuk kembali berjualan di kawasan Jalan Sutomo apabila wilayah tersebut tidak dibebaskan dari aktivitas para pedagang.

“Tuntutan kami itu, seluruh pedagang disatukan. Kalau tidak, pedagang yang di Pasar Induk akan kembali lagi ke Sutomo,” kata Parsiana Br Sitepu, seorang pedagang.

Parsiana mengaku, modal berjualan selama 3 bulan di Pasar Induk sudah habis. “Saya berjualan di kios distributor, modal untuk berjualan itu Rp10 juta rata-rata setiap hari, tapi omset dagangan hanya Rp8 juta. Jadi saya terus merugi selama berjualan, apa itu pernah dipikirkan Pemko Medan,” tuturnya.

Sembari menguyah sirih, Parsiana menuturkan aksi kali ini akan digelar secara terus-menerus sampai ada kejelasan dari Pemko Medan mengenai relokasi pedagang di Sutomo ke Pasar Induk.

“Pihak kepolisian hanya mengeluarkan izin dua hari untuk aksi unjuk rasa kali ini, tapi setelah itu kami tetap akan menggelar aksi serupa menuntut ketegasan,” urainya.

Mengusir kebosanan karena aspirasi mereka belum diterima pejabat Pemko Medan, 1para pedagang sempat menyanyikan beberapa lagu Karo, bahkan ada pedagang yang berjoget di atas pagar.

Matahari semakin tinggi, pedagang tetap bersemangat. Bahkan para pedagang yang ikut aksi menggelar acara makan siang bersama di depan Balai Kota.

“Maaf bagi yang berpuasa, kami belum ada makan dari tadi. Apalagi kami hanya bisa makan satu kali setiap hari akibat barang dagangan tidak laku,” kata seorang pedagang melalui pengeras suara.

P Sitepu menambahkan, akibat omset berjualan di Pasar Induk tidak stabil maka modalnya berjualan juga ikut habis. Dia juga bingung dengan kondisi yang ada saat ini, apalagi rumah yang berada di Kabupaten Karo sudah tidak dapat diagunkan ke bank untuk memperoleh modal berjualan karena adanya bencana erupsi Gunung Sinabung.

“Modal habis, rumah tidak bisa diagunkan ke bank supaya dapat tambahan modal. Apa yang harus saya perbuat lagi, sudah dikampung menderita akibat bencana, kini menderita karena ketidaktegasan Pemko Medan,” bilangnya.

Menurutnya, Pemko Medan terkesan melakukan adu domba antara pedagang di Pasar Induk dan pedagang di Sutomo. Sebab, para pedagang di Pasar Induk tidak akan bisa diterima kembali berjualan di Sutomo.

“Sutomo itu sudah dikuasai oleh oknum-oknum tertentu, kalau (pedagang pasar induk) kembali ke Sutomo. Maka sesama pedagang akan berbenturan, sepertinya ini memang dibiarkan terjadi oleh Pemko Medan,” sebutnya.

Peresmian Pasar Induk oleh Wali Kota, kata dia, hanya pembodohan bagi para pedagang karena setelah itu tidak ada tindakan tegas mengenai relokasi pedagang. (dik/adz)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Ratusan pedagang pasar induk melakukan aksi unjuk rasa di kantor Walikota Medan, Selasa 7/7). Pedagang pasar induk ini menuntut segera relokasi pedagang di jalan Sutomo Medan.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Ratusan pedagang pasar induk melakukan aksi unjuk rasa di kantor Walikota Medan, Selasa 7/7). Pedagang pasar induk ini menuntut segera relokasi pedagang di jalan Sutomo Medan.

SUMUTPOS.CO- Ratusan pedagang Pasar Induk kembali menggelar unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (7/7). Meski tidak tidur semalaman karena harus tetap berjualan, para pedagang tetap antusias melakukan aksi.

Ketidaktegasan Pemko Medan terhadap keberadaan pedagang yang masih bertahan di Jalan Sutomo dan sekitarnya, membuat pedagang Pasar Induk menggelar aksi unjuk rasa ini.

Sejumlah mobil pikap pun dikerahkan untuk membawa para pedagang ke Balai Kota Medan. Barang dagangan mereka yang tak habis terjual pun dibawa serta dalam aksi itu. Bahkan, terik mentari yang menyengat kulit tak menyurutkan menyampaikan aspirasi ke Pemko Medan.

Para pedagang mengancam untuk kembali berjualan di kawasan Jalan Sutomo apabila wilayah tersebut tidak dibebaskan dari aktivitas para pedagang.

“Tuntutan kami itu, seluruh pedagang disatukan. Kalau tidak, pedagang yang di Pasar Induk akan kembali lagi ke Sutomo,” kata Parsiana Br Sitepu, seorang pedagang.

Parsiana mengaku, modal berjualan selama 3 bulan di Pasar Induk sudah habis. “Saya berjualan di kios distributor, modal untuk berjualan itu Rp10 juta rata-rata setiap hari, tapi omset dagangan hanya Rp8 juta. Jadi saya terus merugi selama berjualan, apa itu pernah dipikirkan Pemko Medan,” tuturnya.

Sembari menguyah sirih, Parsiana menuturkan aksi kali ini akan digelar secara terus-menerus sampai ada kejelasan dari Pemko Medan mengenai relokasi pedagang di Sutomo ke Pasar Induk.

“Pihak kepolisian hanya mengeluarkan izin dua hari untuk aksi unjuk rasa kali ini, tapi setelah itu kami tetap akan menggelar aksi serupa menuntut ketegasan,” urainya.

Mengusir kebosanan karena aspirasi mereka belum diterima pejabat Pemko Medan, 1para pedagang sempat menyanyikan beberapa lagu Karo, bahkan ada pedagang yang berjoget di atas pagar.

Matahari semakin tinggi, pedagang tetap bersemangat. Bahkan para pedagang yang ikut aksi menggelar acara makan siang bersama di depan Balai Kota.

“Maaf bagi yang berpuasa, kami belum ada makan dari tadi. Apalagi kami hanya bisa makan satu kali setiap hari akibat barang dagangan tidak laku,” kata seorang pedagang melalui pengeras suara.

P Sitepu menambahkan, akibat omset berjualan di Pasar Induk tidak stabil maka modalnya berjualan juga ikut habis. Dia juga bingung dengan kondisi yang ada saat ini, apalagi rumah yang berada di Kabupaten Karo sudah tidak dapat diagunkan ke bank untuk memperoleh modal berjualan karena adanya bencana erupsi Gunung Sinabung.

“Modal habis, rumah tidak bisa diagunkan ke bank supaya dapat tambahan modal. Apa yang harus saya perbuat lagi, sudah dikampung menderita akibat bencana, kini menderita karena ketidaktegasan Pemko Medan,” bilangnya.

Menurutnya, Pemko Medan terkesan melakukan adu domba antara pedagang di Pasar Induk dan pedagang di Sutomo. Sebab, para pedagang di Pasar Induk tidak akan bisa diterima kembali berjualan di Sutomo.

“Sutomo itu sudah dikuasai oleh oknum-oknum tertentu, kalau (pedagang pasar induk) kembali ke Sutomo. Maka sesama pedagang akan berbenturan, sepertinya ini memang dibiarkan terjadi oleh Pemko Medan,” sebutnya.

Peresmian Pasar Induk oleh Wali Kota, kata dia, hanya pembodohan bagi para pedagang karena setelah itu tidak ada tindakan tegas mengenai relokasi pedagang. (dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/