JOKOWI LAMBAN?
Usai pertemuan tertutup selama satu jam dengan Muhammadiyah, Jokowi juga mengomentari tudingan bahwa dirinya lamban dalam melakukan komunikasi dengan organisasi Islam, sehingga demo besar 4 November tetap berlangsung.
“Saya kira itu sebuah masukan yang bagus. Yang belum baik kita perbaiki. Yang belum bagus saya benahi. Saya manusia biasa yang penuh kesalahan, yang penuh dengan kekurangan,” ungkap Presiden RI.
Muhammadiyah mengusulkan agar ke depannya dugaan penistaan agama tidak terjadi lagi, ‘tatanan kehidupan sosial politik dan kebangsaan harus berdasarkan etika bermartabat’.
“Sehingga tak ada elit yang boleh bertindak semaunya sehingga bertentangan dengan norma kolektif bangsa,” tutur Haedar Nashir.
TIDAK HANYA MUHAMMADIYAH
Sebelumnya, Senin (08/11), Presiden Joko Widodo juga telah mendatangi organisasi Islam besar lainnya, Nadhatul Ulama atau NU.
Kepada Ketua Umum Pengurus Besar NU, Said Aqil Siradj, Jokowi “berterima kasih” karena demo 4 November berlangsung ‘damai’, sebelum malamnya ricuh, juga karena kiprah NU.
“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran pengurus NU sampai ke daerah, yang telah memberikan pernyataan-pernyataan yang mendinginkan suasana,” ujar Jokowi di hadapan wartawan.
Pernyataan Jokowi disambut Aqil Siradj yang meminta nahdliyin (pengikut NU) untuk percaya kepada proses hukum yang tengah dilaksanakan Polri terkait kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok.
“Ada agenda lebih besar dari pada ini. Tantangan ekonomi, tantangan budaya, radikalisme, terorisme. Jauh lebih besar dari (Ahok), lah,” pungkas Said Aqil. (bbc)