30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pengoperasian KA Penumpang Medan-Belawan Belum Jelas

Dibangun 300 Kios dan Depo Kontainer

Sementara itu, lahan kosong pinggiran rel milik Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) di Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Belawan yang akan dibangun 300 kios dan depo penumpukan kontainer ternyata dikelola pihak swasta.

Kehadiran pengembang untuk menjadikan lahan pinggiran rel sebagi sektor perdagangan dan perindustrian bongkar muat kontainer di lahan milik BUMN dianggap telah merugikan masyarakat dan memberikan keuntungan sepihak bagi PT KAI.

Itu terbukti dari keterangan sumber yang menjelaskan, lahan yang sebelumnya dijadikan tempat mata pencaharian masyarakat, sejak akhir 2017 telah dibongkar paksa ingin dikelola pihak pengembang.

Berdasarkan data yang diperoleh, lahan itu akan dibagi 2 peruntukannya, diantaranya untuk penumpukan depo kontainer yang akan dikelola pihak swasta bernama Aleng selaku pemenang tender

Selanjutnya, lahan yang sisanya akan dibangun 300 kios untuk disewakan. Pembangunan kios akan dikelola oleh Bambang selaku pemenang tender. “Lahan itu dikelola pengembang, saya dengan untuk satu lahan disewa sebesar Rp 1 miliar dengan jangka 25 tahun, perjanjian kesepakatan pihak swasta dengan PT KAI dilakukan di Bandung beberapa waktu lalu,” kata pria berusia 43 tahun ini, Senin (7/1).

Ditegaskan pria yang aktif di organisasi kepemudaan ini, pihak PT KAI selaku perusahaan plat merah tidak sepantasnya menyewakan lahan milik negara kepada swasta, apabila lahan itu mau diperdayakan harusnya perusahaan BUMN itu memanfaatkan masyarakat sekitar untuk mengelola lahan tersebut.

“Kalau dibilang PT KAI itu dikelola langsung oleh pemerintah atau BUMN, bohong itu, sudah jelas MOU dan perjanjiannya ada dengan pemenang tender. Saat ini pihak pengembang sedang mengurus izinnya,” bebernya.

Humas PT KAI Divre I Sumut, Sapto Hartoyo dikonfirmasi lahan PT KAI Belawan akan dikelola pihak swasta tidak bisa menjawab. “Yang jelas yang kelola pihak ketiga, kalau ada dari pihak swasta saya tidak bisa jawab,” kata Sapto.

Disinggung akan dibangun juga 300 kios di lahan itu, Sapto mengaku, pihak PT KAI masih memprioritaskan pembangunan depo kontainer dan belum ada wacana untuk mendirikan kios di lahan tersebut.

“Selama ini kita belum ada depo penumpukan kontainer dari pelabuhan, makanya lahan itu akan kita bangun depo kontainer agar mempermudah mendistribusikan barang dengan kereta api,” jelas Sapto.

Ditanya adanya dua nama Bambang dan Aleng dari pihak swasta yang akan mengelola lahan itu, Sapto lagi – lagi tak bisa menjawab. “Adanya nama dari swasta itu saya tidak ngerti,” tegas Sapto. (ris/fac/ila)

 

 

Dibangun 300 Kios dan Depo Kontainer

Sementara itu, lahan kosong pinggiran rel milik Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) di Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Belawan yang akan dibangun 300 kios dan depo penumpukan kontainer ternyata dikelola pihak swasta.

Kehadiran pengembang untuk menjadikan lahan pinggiran rel sebagi sektor perdagangan dan perindustrian bongkar muat kontainer di lahan milik BUMN dianggap telah merugikan masyarakat dan memberikan keuntungan sepihak bagi PT KAI.

Itu terbukti dari keterangan sumber yang menjelaskan, lahan yang sebelumnya dijadikan tempat mata pencaharian masyarakat, sejak akhir 2017 telah dibongkar paksa ingin dikelola pihak pengembang.

Berdasarkan data yang diperoleh, lahan itu akan dibagi 2 peruntukannya, diantaranya untuk penumpukan depo kontainer yang akan dikelola pihak swasta bernama Aleng selaku pemenang tender

Selanjutnya, lahan yang sisanya akan dibangun 300 kios untuk disewakan. Pembangunan kios akan dikelola oleh Bambang selaku pemenang tender. “Lahan itu dikelola pengembang, saya dengan untuk satu lahan disewa sebesar Rp 1 miliar dengan jangka 25 tahun, perjanjian kesepakatan pihak swasta dengan PT KAI dilakukan di Bandung beberapa waktu lalu,” kata pria berusia 43 tahun ini, Senin (7/1).

Ditegaskan pria yang aktif di organisasi kepemudaan ini, pihak PT KAI selaku perusahaan plat merah tidak sepantasnya menyewakan lahan milik negara kepada swasta, apabila lahan itu mau diperdayakan harusnya perusahaan BUMN itu memanfaatkan masyarakat sekitar untuk mengelola lahan tersebut.

“Kalau dibilang PT KAI itu dikelola langsung oleh pemerintah atau BUMN, bohong itu, sudah jelas MOU dan perjanjiannya ada dengan pemenang tender. Saat ini pihak pengembang sedang mengurus izinnya,” bebernya.

Humas PT KAI Divre I Sumut, Sapto Hartoyo dikonfirmasi lahan PT KAI Belawan akan dikelola pihak swasta tidak bisa menjawab. “Yang jelas yang kelola pihak ketiga, kalau ada dari pihak swasta saya tidak bisa jawab,” kata Sapto.

Disinggung akan dibangun juga 300 kios di lahan itu, Sapto mengaku, pihak PT KAI masih memprioritaskan pembangunan depo kontainer dan belum ada wacana untuk mendirikan kios di lahan tersebut.

“Selama ini kita belum ada depo penumpukan kontainer dari pelabuhan, makanya lahan itu akan kita bangun depo kontainer agar mempermudah mendistribusikan barang dengan kereta api,” jelas Sapto.

Ditanya adanya dua nama Bambang dan Aleng dari pihak swasta yang akan mengelola lahan itu, Sapto lagi – lagi tak bisa menjawab. “Adanya nama dari swasta itu saya tidak ngerti,” tegas Sapto. (ris/fac/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/