25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kualanamu Cari Investor Kuat

File/SUMUT POS
Terminal keberangkatan terlihat dari dalam landasan Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deli Serdang, beberpa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II berencana mengembangkan Bandara Kualanamu di Deliserdang, menjadi bandara hub internasional baru. Pasalnya, dilihat dari sisi potensi, Bandara Kualanamu memiliki daya tarik tinggi bagi investor. Sebab, selain lokasi yang strategis, Kualanamu memiliki wilayah udara dan daratan yang luas sehingga berpotensi sebagai hub internasional dan aerotropolis (airport city) atau kota bandara.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, PT Angkasa Pura II menawarkan kepada pihak swasta, investasi senilai Rp11 triliun. Kebutuhan mitra strategis ini untuk program jangka panjang, baik untuk bandara maupun fasilitas pendukung lainnya, mengingat keterbatasan anggaran milik BUMN.

“Kami sedang coba menyusun skema penawaran mulai dari Rp4 triliun dan Rp7 triliun, investasi untuk Kualanamu. Kalau sebesar itu terus terang, dengan 14 bandara yang dikelola Angkasa Pura II, dimana kebutuhannya luar biasa,” kata General Manajer Bandara Kualanamu PT AP II Arif Darmawan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi D DPRD Sumut, Kamis (8/2).

Dirinya menjelaskan, belum lama ini AP II mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun untuk membangun Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. “Itu untuk runway saja. Sebentar lagi Sibolga, sehingga mau nggak mau kita butuh mitra. Kebetulan Kualanamu punya potensi strategis,” ujarnya.

Dikatakan Arif, selain biaya investasi yang tinggi, pihaknya ingin mitra yang mengembangkan Bandara Kualanamu memiliki jaringan yang kuat dan mampu membuat Kualanamu sebagai hub internasional. Apalagi tahun 2040, Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi luar biasa, sehingga kesempatan tersebut harus dimanfaatkan dengan baik. “Itu mengapa swastanisasi bandara menjadi diskusi. Tetapi kami hanya menyampaikan saja, semua ada di pusat. Tapi kalau ditanya mengenai keluhan kami, ya itu, kami butuh jaringan dan investasi yang kuat,” jelasnya.

Dipaparkannya, dari sisi potensi, Bandara Kualanamu memiliki tingkat daya tarik tinggi bagi investor dibanding Bandara Changi Singapura. Sebab, selain lokasi yang strategis, Kualanamu memiliki wilayah udara dan daratan yang luas sehingga berpotensi sebagai hub internasional dan aerotropolis (airport city) atau kota bandara.

Untuk menjadi simpul ekonomi yang tinggi dengan konsep aerotropolis, yakni dengan menata tata ruang dengan produk yang cocok untuk meningkatkan daya ekonomi melalui bandar udara. “Misalnya kargonya elektronik. Sekarang menurut survei kami, produk dari Sumut masih pada sifatnya yang besar-besar seperti kehutanan, pertanian. Dan itu tidak untuk Kualanamu,” katanya.

Ada tiga tahap rencana pengembangan Bandara Kualanamu lanjut Arif. Pertama, seperti perluasan ruang check in, ruang tunggu, perluasan apron dan perpanjangan taxiway telah dilaksanakan. Saat ini memasuki pengembangan tahap dua  dimana studinya sudah dilakukan tahun ini.

File/SUMUT POS
Terminal keberangkatan terlihat dari dalam landasan Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deli Serdang, beberpa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II berencana mengembangkan Bandara Kualanamu di Deliserdang, menjadi bandara hub internasional baru. Pasalnya, dilihat dari sisi potensi, Bandara Kualanamu memiliki daya tarik tinggi bagi investor. Sebab, selain lokasi yang strategis, Kualanamu memiliki wilayah udara dan daratan yang luas sehingga berpotensi sebagai hub internasional dan aerotropolis (airport city) atau kota bandara.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, PT Angkasa Pura II menawarkan kepada pihak swasta, investasi senilai Rp11 triliun. Kebutuhan mitra strategis ini untuk program jangka panjang, baik untuk bandara maupun fasilitas pendukung lainnya, mengingat keterbatasan anggaran milik BUMN.

“Kami sedang coba menyusun skema penawaran mulai dari Rp4 triliun dan Rp7 triliun, investasi untuk Kualanamu. Kalau sebesar itu terus terang, dengan 14 bandara yang dikelola Angkasa Pura II, dimana kebutuhannya luar biasa,” kata General Manajer Bandara Kualanamu PT AP II Arif Darmawan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi D DPRD Sumut, Kamis (8/2).

Dirinya menjelaskan, belum lama ini AP II mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun untuk membangun Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. “Itu untuk runway saja. Sebentar lagi Sibolga, sehingga mau nggak mau kita butuh mitra. Kebetulan Kualanamu punya potensi strategis,” ujarnya.

Dikatakan Arif, selain biaya investasi yang tinggi, pihaknya ingin mitra yang mengembangkan Bandara Kualanamu memiliki jaringan yang kuat dan mampu membuat Kualanamu sebagai hub internasional. Apalagi tahun 2040, Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi luar biasa, sehingga kesempatan tersebut harus dimanfaatkan dengan baik. “Itu mengapa swastanisasi bandara menjadi diskusi. Tetapi kami hanya menyampaikan saja, semua ada di pusat. Tapi kalau ditanya mengenai keluhan kami, ya itu, kami butuh jaringan dan investasi yang kuat,” jelasnya.

Dipaparkannya, dari sisi potensi, Bandara Kualanamu memiliki tingkat daya tarik tinggi bagi investor dibanding Bandara Changi Singapura. Sebab, selain lokasi yang strategis, Kualanamu memiliki wilayah udara dan daratan yang luas sehingga berpotensi sebagai hub internasional dan aerotropolis (airport city) atau kota bandara.

Untuk menjadi simpul ekonomi yang tinggi dengan konsep aerotropolis, yakni dengan menata tata ruang dengan produk yang cocok untuk meningkatkan daya ekonomi melalui bandar udara. “Misalnya kargonya elektronik. Sekarang menurut survei kami, produk dari Sumut masih pada sifatnya yang besar-besar seperti kehutanan, pertanian. Dan itu tidak untuk Kualanamu,” katanya.

Ada tiga tahap rencana pengembangan Bandara Kualanamu lanjut Arif. Pertama, seperti perluasan ruang check in, ruang tunggu, perluasan apron dan perpanjangan taxiway telah dilaksanakan. Saat ini memasuki pengembangan tahap dua  dimana studinya sudah dilakukan tahun ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/