30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Tak Kepanasan, Tak Kehujanan Lagi…

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
Pedagang gedung baru Pasar Marelan sedang berjualan, kemarin.

SUMUTPOS.CO – Pembangunan gedung baru Pasar Marelan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui PD Pasar, ternyata tak hanya menuai kritik dan penolakan dari berbagai kalangan termasuk para pedagang. Sebab, sebagian besar pedagang yang kini telah dipindahkan ke dalam pasar tersebut sangat mendukung dengan dibangunnya gedung baru itu.

Salah seorang pedagang, Ros mengaku sangat senang dipindahkan berjualan ke gedung baru. Karena, sebelumnya puluhan tahun berjualan di pinggir jalan dengan lapak seadanya atau kurang layak.

“Jelas sangat senanglah dibangun tempat berjualan yang sekarang ini (gedung baru), soalnya lebih aman, nyaman dan luas. Kalau dulu sewaktu berjualan di pinggir jalan, tempatnya sempit dan harus berpanas-panasan,” kata Ros yang sehari-hari berjualan bumbu siap saji ketika diwawancarai, kemarin.

Diakui Ros, berjualan di lapak yang baru memang omset yang didapat agak berkurang dari sebelumnya karena pelanggan pasti masih bingung. Misalnya, yang biasa sehari bisa dapat Rp100 ribu maka berkurang menjadi Rp70 ribu. Akan tetapi, hal ini masih wajar dan bertahap diyakini pendapatan akan kembali normal lagi.

“Saya berharap pembangunan gedung baru pasar ini cepat selesai, sehingga pedagang yang masih berjualan di halaman parkir bisa dipindahkan ke dalam semua. Soalnya, kalau masih ada yang bertahan berjualan di luar, pasti pembeli memilih ke sana karena lebih dekat ketimbang di dalam,” harap pedagang yang sudah 25 tahun berjualan ini.

Pedagang lainnya, Sri Susanti menyampaikan hal senada. Dikatakan pedagang ayam potong ini, tak hanya lebih luas, aman dan nyaman, tempat berjualan di gedung baru Pasar Marelan tidak jorok. Kondisi kebersihannya dijaga, terlebih saat turun hujan tak perlu khawatir harus basah-basahan lagi.

“Kalau dulu (sewaktu berjualan di pinggir jalan), tahu sendirilah kondisinya gimana pasti jorok dan becek. Apalagi pas turun hujan, pasti airnya tergenang dan harus mengamankan barang dagangan karena takut basah. Tapi sekarang enggak perlu repot lagi kalau hujan turun,” ujar Sri yang baru tiga tahun berjualan.

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
Pedagang gedung baru Pasar Marelan sedang berjualan, kemarin.

SUMUTPOS.CO – Pembangunan gedung baru Pasar Marelan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui PD Pasar, ternyata tak hanya menuai kritik dan penolakan dari berbagai kalangan termasuk para pedagang. Sebab, sebagian besar pedagang yang kini telah dipindahkan ke dalam pasar tersebut sangat mendukung dengan dibangunnya gedung baru itu.

Salah seorang pedagang, Ros mengaku sangat senang dipindahkan berjualan ke gedung baru. Karena, sebelumnya puluhan tahun berjualan di pinggir jalan dengan lapak seadanya atau kurang layak.

“Jelas sangat senanglah dibangun tempat berjualan yang sekarang ini (gedung baru), soalnya lebih aman, nyaman dan luas. Kalau dulu sewaktu berjualan di pinggir jalan, tempatnya sempit dan harus berpanas-panasan,” kata Ros yang sehari-hari berjualan bumbu siap saji ketika diwawancarai, kemarin.

Diakui Ros, berjualan di lapak yang baru memang omset yang didapat agak berkurang dari sebelumnya karena pelanggan pasti masih bingung. Misalnya, yang biasa sehari bisa dapat Rp100 ribu maka berkurang menjadi Rp70 ribu. Akan tetapi, hal ini masih wajar dan bertahap diyakini pendapatan akan kembali normal lagi.

“Saya berharap pembangunan gedung baru pasar ini cepat selesai, sehingga pedagang yang masih berjualan di halaman parkir bisa dipindahkan ke dalam semua. Soalnya, kalau masih ada yang bertahan berjualan di luar, pasti pembeli memilih ke sana karena lebih dekat ketimbang di dalam,” harap pedagang yang sudah 25 tahun berjualan ini.

Pedagang lainnya, Sri Susanti menyampaikan hal senada. Dikatakan pedagang ayam potong ini, tak hanya lebih luas, aman dan nyaman, tempat berjualan di gedung baru Pasar Marelan tidak jorok. Kondisi kebersihannya dijaga, terlebih saat turun hujan tak perlu khawatir harus basah-basahan lagi.

“Kalau dulu (sewaktu berjualan di pinggir jalan), tahu sendirilah kondisinya gimana pasti jorok dan becek. Apalagi pas turun hujan, pasti airnya tergenang dan harus mengamankan barang dagangan karena takut basah. Tapi sekarang enggak perlu repot lagi kalau hujan turun,” ujar Sri yang baru tiga tahun berjualan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/