26.7 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

60 Polisi Disiagakan di Tambang Emas Sorikmas

MEDAN- Sebanyak 60 personel polisi disiagakan di lokasi areal pertambangan yang berada di Sihayo, Desa Humbang, Mandailing Natal, sejak Minggu (8/7) pagi.

Disiagakannya personel di lokasi untuk meredam bentrok susulan antara warga dengan petugas keamanan pertambangan emas milik PT Sorikmas Mining, yang pecah pada Sabtu (7/7) kemarin.

Dalam peristiwa itu, seorang warga tewas terkena peluru senjata tajam di kakinya, dan tiga orang lainnya terluka.

Kapolres Mandailing Natal, AKBP Ahmad Fauzi Dalimunte dihubungi via telepon mengatakan, suasana di lokasi sudah kondusif. “Suasana sudah aman dan terkendali. Tapi 60 personel disiagakan untuk meredam bentrok susulan,” ujarnya Minggu (8/7) petang.

Lebih lanjut dikatakan, Fauzi dalam peristiwa tersebut satu orang warga terkena tembakan pada kakinya. Polisi yang berada di lokasi terpaksa melepas tembakan karena warga semakin brutal saat bentrok terjadi.

“Situasinya sudah caos, mereka (warga,red) tetap melempar dan melakukan pembakaran, meski sudah ada Polisi di situ,” ujar Fauzi.
Fauzi mengatakan, untuk mengantisipasi perbuatan anarkhis massa ini, pihaknya juga sudah melakukan tembakan peringatan ke udara, sesuai dengan prosedur. Namun warga tetap tidak mengindahkannya.

Fauzi menyebutkan, selain masyarakat yang terkena tembakan dan luka-luka, dirinya juga menjadi korban terkena lemparan batu. “Tangan kanan saya bengkak terkena lemparan. Anggota saya juga terkena lemparan,” ujarnya.

Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, pertambangan emas milik PT Sorikmas Mining di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, kembali memanas, Sabtu (7/7) kemarin. Petugas keamanan perusahaan tambang terlibat bentrok dengan massa.

Kontak fisik terjadi pada Sabtu (7/7) siang. Massa yang berjumlah ratusan mendatangi areal pertambangan yang berada di Sihayo, Desa Humbang, Mandailing Natal.

Menurut informasi, warga datang untuk menuntut ganti rugi terkait pembebasan lahan milik mereka. Kedatangan massa disambut petugas keamanan perusahaan hingga terjadi bentrok yang mengakibatkan seorang pria bermarga Daulay terkena peluru tajam di kaki kanannya.
Selain itu tiga warga lainnya menderita luka diduga terkena sabetan senjata tajam. Para korban langsung dibawa ke RSU Panyabungan. Hingga Senin dipastikan 60 personel masih terus disiagakan untuk mengantisipasi bentrok susulan. (mag-12)

MEDAN- Sebanyak 60 personel polisi disiagakan di lokasi areal pertambangan yang berada di Sihayo, Desa Humbang, Mandailing Natal, sejak Minggu (8/7) pagi.

Disiagakannya personel di lokasi untuk meredam bentrok susulan antara warga dengan petugas keamanan pertambangan emas milik PT Sorikmas Mining, yang pecah pada Sabtu (7/7) kemarin.

Dalam peristiwa itu, seorang warga tewas terkena peluru senjata tajam di kakinya, dan tiga orang lainnya terluka.

Kapolres Mandailing Natal, AKBP Ahmad Fauzi Dalimunte dihubungi via telepon mengatakan, suasana di lokasi sudah kondusif. “Suasana sudah aman dan terkendali. Tapi 60 personel disiagakan untuk meredam bentrok susulan,” ujarnya Minggu (8/7) petang.

Lebih lanjut dikatakan, Fauzi dalam peristiwa tersebut satu orang warga terkena tembakan pada kakinya. Polisi yang berada di lokasi terpaksa melepas tembakan karena warga semakin brutal saat bentrok terjadi.

“Situasinya sudah caos, mereka (warga,red) tetap melempar dan melakukan pembakaran, meski sudah ada Polisi di situ,” ujar Fauzi.
Fauzi mengatakan, untuk mengantisipasi perbuatan anarkhis massa ini, pihaknya juga sudah melakukan tembakan peringatan ke udara, sesuai dengan prosedur. Namun warga tetap tidak mengindahkannya.

Fauzi menyebutkan, selain masyarakat yang terkena tembakan dan luka-luka, dirinya juga menjadi korban terkena lemparan batu. “Tangan kanan saya bengkak terkena lemparan. Anggota saya juga terkena lemparan,” ujarnya.

Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, pertambangan emas milik PT Sorikmas Mining di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, kembali memanas, Sabtu (7/7) kemarin. Petugas keamanan perusahaan tambang terlibat bentrok dengan massa.

Kontak fisik terjadi pada Sabtu (7/7) siang. Massa yang berjumlah ratusan mendatangi areal pertambangan yang berada di Sihayo, Desa Humbang, Mandailing Natal.

Menurut informasi, warga datang untuk menuntut ganti rugi terkait pembebasan lahan milik mereka. Kedatangan massa disambut petugas keamanan perusahaan hingga terjadi bentrok yang mengakibatkan seorang pria bermarga Daulay terkena peluru tajam di kaki kanannya.
Selain itu tiga warga lainnya menderita luka diduga terkena sabetan senjata tajam. Para korban langsung dibawa ke RSU Panyabungan. Hingga Senin dipastikan 60 personel masih terus disiagakan untuk mengantisipasi bentrok susulan. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/