26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Dibekap, Disetrum, Dipukuli, Mulut Disumpal Koran

Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.
Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.

SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan memicu keprihatinan apalagi pelaku kriminalitas sadis itu dilakukan oleh remaja yang berstatus mahasiswa dan mahasiswi semester dua. Dia adalah seorang anak dokter bernama Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19) dan kekasihnya Assfiya Ramadhani alias Sifa (19).

Kedua anak muda yang lagi dimabuk asmara itu tega membunuh mantan pacar Hafitd sendiri bernama Ade Sara Angelina Suroto (19). Mahasiswi Universitas Budi Mulia itu ditemukan tewas Rabu (5/3) lalu di pinggir Tol Bintara, Kota Bekasi.

Sebelum dibunuh, tepatnya Minggu (2/3) pukul 17.00 WIB, korban Ade Sara Angelina Suroto pergi menonton acara Java Jazz Festival di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Berdasarkan akun twitternya @Adesaraa, Sara pergi menonton konser musik tersebut pukul 17.00 WIB. Kepada ibunya dia hanya pamit pergi dengan teman-temannya. Di even inilah Ade Sara diduga mendapatkan gelang karet merah bertuliskan Java Jazz.

Senin (3/3) sore korban berpamitan kepada keluarganya untuk pergi les Bahasa Jerman di Goethe Institute, Jl Sam Ratulangi, Jakarta Pusat. Les biasa dilakukan pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00 WIB. Ia meninggalkan rumahnya di Kelurahan Jati, Pulo gadung, Jakarta Timur, sebelum pukul 18.00 WIB.

Pukul 18.30 WIB, bukannya pergi ke tempat les seperti tujuan awalnya, Sara justru menemui Assyifa Ramadhani (19) di Stasiun Gondangdia. Keduanya janjian ketemuan. Teman kursus Sara sempat menelepon Sara mengapa dia tak muncul di tempat kursus. Sara menjawab bahwa dia sedang menunggu pacar dari mantan kekasihnya.

Sifa kemudian datang. Diduga tanpa diketahui Sara, rupanya di lokasi juga sudah ada tersangka lainnya yang juga mantan pacar Sara, Ahmad Imam Al Hafitd Aso (19) alias Hafitd. Sara kemudian diajak naik mobil dan berakhir dengan pembunuhan terhadapnya.

Senin (3/3) malam keluarga Sara kebingungan karena putrinya tidak kunjung pulang. Mereka kehilangan jejak Sara. Selasa (4/3) keluarga dan teman-teman Sara meminta bantuan operator seluler Telkomsel untuk melacak keberadaan handphone Sara. Teman Sara yang bernama Kevin menyatakan handphone Sara terdeteksi di lokasi yang berpindah-pindah yaitu di Jakarta Selatan, lalu di Jakarta Utara, lalu di Jakarta Pusat. Rabu (5/3) pagi mayat Sara ditemukan di pinggir Tol Bintara KM 49, arah Cikunir, Bekasi. Sara ditemukan dengan kondisi wajah membiru dan tidak dikenali oleh petugas derek Jasa Marga sekitar pukul 06.30 WIB.

Sara mengenakan gelang karet warna merah bertuliskan ‘Java Jazz Festival’. Tak ditemukan adanya luka senjata tajam di tubuh Sara. Hasil autopsi sementara, Sara tewas karena tenggorokannya disumpal dengan kertas. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RSCM. Berdasar sidik jari di e-KTP, polisi mengetahui identitas jenazah yang memiliki alamat di Jl Layur, Rawamangun, Jakarta Timur. Polisi kemudian meminta keterangan keluarga Sara dan teman-temannya. Kamis (6/3) identitas Sara diberitakan oleh media.

Sebelum membuang mayat Ade Sara Angelina (19), kedua pelaku Hafitd (19) dan Assyifa alias Sifa (19) lebih dahulu mengeksekusi korban. Mahasiswi Universitas Bunda Mulia Jakarta Utara itu dibunuh kedua pelaku, di dalam mobil Kia Visto di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

“Korban dibunuh di Gondangdia, awalnya mereka bertiga (korban dan kedua pelaku) janjian ketemu di situ,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.

Pembunuhan itu sendiri diotaki oleh Hafitd, yang juga mantan pacar korban. Korban dan kedua pelaku kemudian bertemu di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Selasa (4/3). Saat itu, kedua pelaku sudah menunggu korban di dalam mobil Kia Visto milik Hafitd.

“Sewaktu naik mobil, korban langsung dibekap dan dipukul, lalu mulutnya disumpal koran dengan bantuan Sifa,” imbuhnya.

Korban pun akhirnya tewas setelah dipukul berkali-kali. Pasangan kekasih itu kemudian berputar-putar menggunakan mobil tersebut untuk mencari pembuangan. Hingga akhirnya mereka menemukan tempat yang pas untuk membuang mayat korban, yakni di pinggir Tol Bintara Km 41 Kota Bekasi, Rabu (5/3) subuh.

Pihak kepolisian tidak membutuhkan waktu lama untuk mengungkap pembunuhan Ade Sara Angelina (19). Pada Kamis (6/3) polisi berhasil menangkap pelaku yang tak lain adalah mantan pacar korban, Ahmad Imam Al-Hafitd alias Hafitd dan kekasih barunya, Assyifa alias Sifa.

Kapolres Kota Bekasi Kombes Pol Priyo Widyanto mengatakan, pihaknya memiliki banyak petunjuk untuk mengungkap pelaku pembunuhan Sara, salah satunya komunikasi terakhir Sara dengan temannya.

“SMS terakhir korban kepada salah satu temannya menjadi salah satu petunjuk kita dalam mengungkap pelaku pembunuhan,” ujar Priyo.

Pesan singkat terakhir korban yang dimaksud yakni ketika Sara memberitahukan kepada temannya bahwa ia pada Senin (3/3) hendak menemui kekasih dari mantan pacarnya itu di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, lanjut Priyo, penyidik juga menelusuri jejak pelaku pembunuhan dengan menggunakan scientific investigation. Sesaat setelah korban ditemukan di pinggir tol, penyidik berhasil mencocokkan jati diri korban berdasarkan sidik jari mayat dengan e-KTP korban.

“Kemudian kita telusuri alamat korban berdasarkan e-KTP tersebut sehingga kita bertemu dengan keluarga korban di daerah Rawamangun, Jakarta Timur,” imbuhnya. Korban menetap di Jl Layur.

Keterangan keluarga membenarkan bahwa mayat tersebut adalah Sara. Setelah identitas korban terungkap, polisi melanjutkan penyelidikan dengan menelusuri rekam komunikasi telepon genggam korban dengan salah satu temannya

“Dari keluarga kita gali, ada komunikasi terakhir korban dengan temannya yang menjadi petunjuk kami,” ujarnya.

Pesan singkat korban itu kemudian ditelusuri untuk mencari Hafitd, mantan pacar yang akan ditemui korban di Gondangdia. Polisi sendiri berhasil menangkap Hafitd saat ia melayat jenazah korban di rumah duka RSCM, Kamis (6/3) sore.

Penyidik kemudian menginterogasi Hafitd sehingga diketahui bahwa pembunuhan itu dibantu oleh kekasih barunya, Assyifa alias Sifa. Sifa kemudian ditangkap di kampusnya, Kalbis Institute, di Pulomas, Jakarta Timur. Namun menurut versi keluarga korban, Sifa diamankan polisi saat melayat korban di rumah duka RSCM pada Kamis kemarin pukul 16.00 WIB setelah sebelumnya polisi menginterogasi Hafitd yang melayat pada pukul 12.00 WIB.

Polisi saat itu mencurigai Ahmad Imam Al-Hafitd Aso alias Hafitd, yang merupakan mantan pacar korban. Tidak berhenti di situ, penyidik juga kembali mendatangi RS Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, untuk mengambil hasil visum korban, Kamis (5/3). Di rumah sakit, polisi bertemu dengan beberapa teman korban yang datang untuk melayat jenazah. Saat itu, Hafitd ikut melayat jenazah korban.

Saat menginterogasi Hafitd, polisi melihat lengan Hafitd terluka. Polisi pun menanyakan penyebab luka pada lengan Hafitd itu. Jawaban Hafitd yang kurang meyakinkan soal penyebab luka pada lengannya itu membuat polisi semakin curiga.

“Penyidik kemudian mencecar lagi Hafitd dengan sejumlah pertanyaan, hingga akhirnya ia mengakui bahwa luka di lengannya itu bekas gigitan Sara,” tuturnya.

Mendengar jawaban Hafitd itu, kecurigaan polisi semakin terang. Polisi lalu menanyakan bagaimana awalnya Hafitd bisa digigit Sara, hingga akhirnya terungkaplah pernyataan mahasiswa Universitas Kalbis Jakarta Timur itu, yang mengakui bahwa ia telah membunuh korban dan membuang jasad korban di pinggir tol di Bekasi, Rabu (5/3) lalu.

Keterangan kedua tersangka ini, dikuatkan dengan ditemukannya alat bukti yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Selain mobil Kia Visto yang digunakan sebagai TKP pembunuhan dan juga alat untuk membuang mayat korban, polisi juga menyita alat setrum yang dipakai untuk menganiaya korban, di kawasan Pulogebang, Bekasi, di dekat rumah Hafitd.

“Setelah bertemu, Sifa kemudian mengajak korban untuk menemui Hafitd dengan alasan ‘tidak baik marahan sama teman, kan kita sama-sama teman satu SMA’,” jelas Rikwanto.

Sara akhirnya menerima ajakan Sifa untuk menemui Hafitd yang ternyata sudah menunggu di dalam mobil KIA Visto di kawasan tersebut. Sara kemudian duduk di jok belakang bersama dengan Sifa, sementara Hafitd duduk di jok kemudi

“Kemudian setelah basa-basi ngobrol ‘kenapa sih kamu nggak mau lagi dihubungi aku (ucapan Hafitd kepada korban-red)’, timbul percekcokan,” imbuhnya.

Hafitd kemudian memukul Sara dan juga menyetrumnya dengan alat setrum hingga Sara mengerang kesakitan. Setruman Hafitd yang berkali-kali membuat Sara lemas hingga pingsan.

“Sifa membantu HF memegangi korban, dan dia menyumpal mulut korban dengan koran setelah pingsan,” lanjutnya.

Ade Sara Angelina Suroto (19) memberikan perlawanan saat dianiaya dalam mobil oleh Ahmad Imam Al-Hafitd (19) dan Assyifa alias Sifa (19). Sara sempat menggigit lengan Hafitd hingga terluka. Berdasarkan hasil autopsi, sumpalan koran di mulut Sara-lah yang mengakibatkan mahasiswi UBM itu tewas. Setelah mengetahui korban tewas, kedua pelaku lalu membuang mayat korban di pinggir tol di Bekasi. (net/bbs/fal)

Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.
Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.

SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan memicu keprihatinan apalagi pelaku kriminalitas sadis itu dilakukan oleh remaja yang berstatus mahasiswa dan mahasiswi semester dua. Dia adalah seorang anak dokter bernama Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19) dan kekasihnya Assfiya Ramadhani alias Sifa (19).

Kedua anak muda yang lagi dimabuk asmara itu tega membunuh mantan pacar Hafitd sendiri bernama Ade Sara Angelina Suroto (19). Mahasiswi Universitas Budi Mulia itu ditemukan tewas Rabu (5/3) lalu di pinggir Tol Bintara, Kota Bekasi.

Sebelum dibunuh, tepatnya Minggu (2/3) pukul 17.00 WIB, korban Ade Sara Angelina Suroto pergi menonton acara Java Jazz Festival di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Berdasarkan akun twitternya @Adesaraa, Sara pergi menonton konser musik tersebut pukul 17.00 WIB. Kepada ibunya dia hanya pamit pergi dengan teman-temannya. Di even inilah Ade Sara diduga mendapatkan gelang karet merah bertuliskan Java Jazz.

Senin (3/3) sore korban berpamitan kepada keluarganya untuk pergi les Bahasa Jerman di Goethe Institute, Jl Sam Ratulangi, Jakarta Pusat. Les biasa dilakukan pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00 WIB. Ia meninggalkan rumahnya di Kelurahan Jati, Pulo gadung, Jakarta Timur, sebelum pukul 18.00 WIB.

Pukul 18.30 WIB, bukannya pergi ke tempat les seperti tujuan awalnya, Sara justru menemui Assyifa Ramadhani (19) di Stasiun Gondangdia. Keduanya janjian ketemuan. Teman kursus Sara sempat menelepon Sara mengapa dia tak muncul di tempat kursus. Sara menjawab bahwa dia sedang menunggu pacar dari mantan kekasihnya.

Sifa kemudian datang. Diduga tanpa diketahui Sara, rupanya di lokasi juga sudah ada tersangka lainnya yang juga mantan pacar Sara, Ahmad Imam Al Hafitd Aso (19) alias Hafitd. Sara kemudian diajak naik mobil dan berakhir dengan pembunuhan terhadapnya.

Senin (3/3) malam keluarga Sara kebingungan karena putrinya tidak kunjung pulang. Mereka kehilangan jejak Sara. Selasa (4/3) keluarga dan teman-teman Sara meminta bantuan operator seluler Telkomsel untuk melacak keberadaan handphone Sara. Teman Sara yang bernama Kevin menyatakan handphone Sara terdeteksi di lokasi yang berpindah-pindah yaitu di Jakarta Selatan, lalu di Jakarta Utara, lalu di Jakarta Pusat. Rabu (5/3) pagi mayat Sara ditemukan di pinggir Tol Bintara KM 49, arah Cikunir, Bekasi. Sara ditemukan dengan kondisi wajah membiru dan tidak dikenali oleh petugas derek Jasa Marga sekitar pukul 06.30 WIB.

Sara mengenakan gelang karet warna merah bertuliskan ‘Java Jazz Festival’. Tak ditemukan adanya luka senjata tajam di tubuh Sara. Hasil autopsi sementara, Sara tewas karena tenggorokannya disumpal dengan kertas. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RSCM. Berdasar sidik jari di e-KTP, polisi mengetahui identitas jenazah yang memiliki alamat di Jl Layur, Rawamangun, Jakarta Timur. Polisi kemudian meminta keterangan keluarga Sara dan teman-temannya. Kamis (6/3) identitas Sara diberitakan oleh media.

Sebelum membuang mayat Ade Sara Angelina (19), kedua pelaku Hafitd (19) dan Assyifa alias Sifa (19) lebih dahulu mengeksekusi korban. Mahasiswi Universitas Bunda Mulia Jakarta Utara itu dibunuh kedua pelaku, di dalam mobil Kia Visto di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

“Korban dibunuh di Gondangdia, awalnya mereka bertiga (korban dan kedua pelaku) janjian ketemu di situ,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.

Pembunuhan itu sendiri diotaki oleh Hafitd, yang juga mantan pacar korban. Korban dan kedua pelaku kemudian bertemu di Gondangdia, Jakarta Pusat pada Selasa (4/3). Saat itu, kedua pelaku sudah menunggu korban di dalam mobil Kia Visto milik Hafitd.

“Sewaktu naik mobil, korban langsung dibekap dan dipukul, lalu mulutnya disumpal koran dengan bantuan Sifa,” imbuhnya.

Korban pun akhirnya tewas setelah dipukul berkali-kali. Pasangan kekasih itu kemudian berputar-putar menggunakan mobil tersebut untuk mencari pembuangan. Hingga akhirnya mereka menemukan tempat yang pas untuk membuang mayat korban, yakni di pinggir Tol Bintara Km 41 Kota Bekasi, Rabu (5/3) subuh.

Pihak kepolisian tidak membutuhkan waktu lama untuk mengungkap pembunuhan Ade Sara Angelina (19). Pada Kamis (6/3) polisi berhasil menangkap pelaku yang tak lain adalah mantan pacar korban, Ahmad Imam Al-Hafitd alias Hafitd dan kekasih barunya, Assyifa alias Sifa.

Kapolres Kota Bekasi Kombes Pol Priyo Widyanto mengatakan, pihaknya memiliki banyak petunjuk untuk mengungkap pelaku pembunuhan Sara, salah satunya komunikasi terakhir Sara dengan temannya.

“SMS terakhir korban kepada salah satu temannya menjadi salah satu petunjuk kita dalam mengungkap pelaku pembunuhan,” ujar Priyo.

Pesan singkat terakhir korban yang dimaksud yakni ketika Sara memberitahukan kepada temannya bahwa ia pada Senin (3/3) hendak menemui kekasih dari mantan pacarnya itu di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, lanjut Priyo, penyidik juga menelusuri jejak pelaku pembunuhan dengan menggunakan scientific investigation. Sesaat setelah korban ditemukan di pinggir tol, penyidik berhasil mencocokkan jati diri korban berdasarkan sidik jari mayat dengan e-KTP korban.

“Kemudian kita telusuri alamat korban berdasarkan e-KTP tersebut sehingga kita bertemu dengan keluarga korban di daerah Rawamangun, Jakarta Timur,” imbuhnya. Korban menetap di Jl Layur.

Keterangan keluarga membenarkan bahwa mayat tersebut adalah Sara. Setelah identitas korban terungkap, polisi melanjutkan penyelidikan dengan menelusuri rekam komunikasi telepon genggam korban dengan salah satu temannya

“Dari keluarga kita gali, ada komunikasi terakhir korban dengan temannya yang menjadi petunjuk kami,” ujarnya.

Pesan singkat korban itu kemudian ditelusuri untuk mencari Hafitd, mantan pacar yang akan ditemui korban di Gondangdia. Polisi sendiri berhasil menangkap Hafitd saat ia melayat jenazah korban di rumah duka RSCM, Kamis (6/3) sore.

Penyidik kemudian menginterogasi Hafitd sehingga diketahui bahwa pembunuhan itu dibantu oleh kekasih barunya, Assyifa alias Sifa. Sifa kemudian ditangkap di kampusnya, Kalbis Institute, di Pulomas, Jakarta Timur. Namun menurut versi keluarga korban, Sifa diamankan polisi saat melayat korban di rumah duka RSCM pada Kamis kemarin pukul 16.00 WIB setelah sebelumnya polisi menginterogasi Hafitd yang melayat pada pukul 12.00 WIB.

Polisi saat itu mencurigai Ahmad Imam Al-Hafitd Aso alias Hafitd, yang merupakan mantan pacar korban. Tidak berhenti di situ, penyidik juga kembali mendatangi RS Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, untuk mengambil hasil visum korban, Kamis (5/3). Di rumah sakit, polisi bertemu dengan beberapa teman korban yang datang untuk melayat jenazah. Saat itu, Hafitd ikut melayat jenazah korban.

Saat menginterogasi Hafitd, polisi melihat lengan Hafitd terluka. Polisi pun menanyakan penyebab luka pada lengan Hafitd itu. Jawaban Hafitd yang kurang meyakinkan soal penyebab luka pada lengannya itu membuat polisi semakin curiga.

“Penyidik kemudian mencecar lagi Hafitd dengan sejumlah pertanyaan, hingga akhirnya ia mengakui bahwa luka di lengannya itu bekas gigitan Sara,” tuturnya.

Mendengar jawaban Hafitd itu, kecurigaan polisi semakin terang. Polisi lalu menanyakan bagaimana awalnya Hafitd bisa digigit Sara, hingga akhirnya terungkaplah pernyataan mahasiswa Universitas Kalbis Jakarta Timur itu, yang mengakui bahwa ia telah membunuh korban dan membuang jasad korban di pinggir tol di Bekasi, Rabu (5/3) lalu.

Keterangan kedua tersangka ini, dikuatkan dengan ditemukannya alat bukti yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Selain mobil Kia Visto yang digunakan sebagai TKP pembunuhan dan juga alat untuk membuang mayat korban, polisi juga menyita alat setrum yang dipakai untuk menganiaya korban, di kawasan Pulogebang, Bekasi, di dekat rumah Hafitd.

“Setelah bertemu, Sifa kemudian mengajak korban untuk menemui Hafitd dengan alasan ‘tidak baik marahan sama teman, kan kita sama-sama teman satu SMA’,” jelas Rikwanto.

Sara akhirnya menerima ajakan Sifa untuk menemui Hafitd yang ternyata sudah menunggu di dalam mobil KIA Visto di kawasan tersebut. Sara kemudian duduk di jok belakang bersama dengan Sifa, sementara Hafitd duduk di jok kemudi

“Kemudian setelah basa-basi ngobrol ‘kenapa sih kamu nggak mau lagi dihubungi aku (ucapan Hafitd kepada korban-red)’, timbul percekcokan,” imbuhnya.

Hafitd kemudian memukul Sara dan juga menyetrumnya dengan alat setrum hingga Sara mengerang kesakitan. Setruman Hafitd yang berkali-kali membuat Sara lemas hingga pingsan.

“Sifa membantu HF memegangi korban, dan dia menyumpal mulut korban dengan koran setelah pingsan,” lanjutnya.

Ade Sara Angelina Suroto (19) memberikan perlawanan saat dianiaya dalam mobil oleh Ahmad Imam Al-Hafitd (19) dan Assyifa alias Sifa (19). Sara sempat menggigit lengan Hafitd hingga terluka. Berdasarkan hasil autopsi, sumpalan koran di mulut Sara-lah yang mengakibatkan mahasiswi UBM itu tewas. Setelah mengetahui korban tewas, kedua pelaku lalu membuang mayat korban di pinggir tol di Bekasi. (net/bbs/fal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/