32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Lolos di Ruang Roda, Tersangkut di Lapas Lubukpakam

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Identitas Iswandi dalam KTP.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Identitas Iswandi dalam KTP.

Teddy Akbari, Deliserdang

Ya, Iswandi yang merupakan senior Mario dalam hal menyelinap ke ruang roda pesawat ini pernah dilakukannya bersama Manto Manurung di Bandara Polonia Medan tahun 1997 silam. Cukup menghebohkan. Pasalnya, aksi menyelinap ke pesawat ini tergolong gila. Saat menyelinap itu, manusia bisa saja tergencet roda yang saat masuk ke ruang penyimpanan.

Selain itu, dengan suhu minus 50 derajat celcius selama pesawat mengudara, Iswandi juga harus mampu bertahan di atas ketinggian 30 ribu kaki. Ditambah lagi, ruang penyimpanan roda pesawat juga tidak luas. Sehingga, tubuh Iswandi juga otomatis akan terlipat.

Iswandi yang menyelinap ke roda pesawat Garuda Airbus A300-B4 itu sontak mengejutkan khalayak ramai. Namun, Iswandi yang ditemui Sumut Pos ingin menguburkan pengalamannya tersebut.

Ditemui di Lapas Lubukpakam Kelas II B, Iswadi ternyata merupakan tersangka narkotika jenis daun ganja kering seberat 1 Kg. Iswandi mengatakan, usai kejadian menyelinap di pesawat tersebut, ia tak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Manto Manurung.

Ditanya kronologisnya bagaimana bisa lolos dari penjagaaan, Iswandi mengaku tidak mengingat seutuhnya. “Kalau enggak salah ada memang temanku, lupa lah aku uda 18 tahun yang lalu. Iya, marga Manurung. Sekarang di Bandung dia informasinya terakhir,” ungkap Iswandi yang sempat sekolah di salah satu SMA swasta di Garut, Jawa Barat, Rabu (8/4) pagi.

Warga Jalan Utama Desa Batangkuis Pekan, Kecamatan Batangkuis itu secara rinci tak dapat mengingat peristiwa yang menghebohkan dunia penerbangan kala itu. Namun, ia memastikan, nekat menyelinap ke bagian roda pesawat tujuan Jakarta itu didorong karena keinginannya mau ke Jakarta. Iswandi menyelinap di roda depan pesawat Garuda Indonesia terjadi, Selasa 23 September 1997 silam. Dia dan Manto berada di udara selama dua jam lebih. Pasalnya, pesawat yang berpenumpang 149 orang itu lepas landas pukul 07.30 WIB dan mendarat di Jakarta pukul 09.47 WIB.

Karena tidak secara rinci Iswandi dapat mengingatnya, Sumut Pos pun berusaha agar ia dapat mengingat kenangannya itu. Cerita dia, Iswandi dan Manto yang merupakan teman sebangku dan masih duduk di bangku SMAN 1 Dolokmasihul kelas 1 SMA kala itu langsung ke Bandara Polonia Medan. Kala itu, pengakuan dia masih mengenakan seragam sekolah.

Iswandi dan Manto juga sempat berkeliling di sekitar Bandara Polonia guna mengamati kondisi sekitar. Sekira tengah malam, Iswandi melompat pagar bersama Manto dari sisi samping Bandara Polonia.

“Kami juga tengok keadaan dululah sebelumnya. Waktu uda kosong, baru melompat kami. Tengah malam itu kalau enggak salah, aku pun uda lupa-lupa juga. Seingat aku ada ngantongi uang, tapi enggak tahu berapa, uda lama kali. Sering lah ke bandara, ngantar bos (orangtua, red) naik haji,” ungkap lajang anak keenam dari tujuh bersaudara ini.

Usai berhasil masuk ke dalam kawasan bandara, selanjutnya mereka berjalan menuju landasan pesawat. Terlihat mereka ada pesawat Garuda Indonesia yang parkir kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam pesawat melalui roda depan. Keduanya bertahan di dalam ruang roda pesawat itu hingga pesawat berangkat.

“Selama di dalam pesawat menunggu terbang kami berpegangan dengan besi. Di dalam ruang roda pesawat ada pipa minyak. Aku tidak ada belajar bagaimana cara menyelinap ke pesawat hanya nekat. Kami enggak seperti Mario (Ambarita) yang mempelajari dari internet. Kalau dibilang yakin, asal-asal sebenarnya, kebetulan. Di dalam pesawat itu enggak sadar, meringkuk lah di dalam. Dari tengah malam uda di pesawat. Tidur pun kami di dalam ruang roda itu. Karena pesawatnya berangkat setelah matahari uda terbit,” jelasnya.

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Identitas Iswandi dalam KTP.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Identitas Iswandi dalam KTP.

Teddy Akbari, Deliserdang

Ya, Iswandi yang merupakan senior Mario dalam hal menyelinap ke ruang roda pesawat ini pernah dilakukannya bersama Manto Manurung di Bandara Polonia Medan tahun 1997 silam. Cukup menghebohkan. Pasalnya, aksi menyelinap ke pesawat ini tergolong gila. Saat menyelinap itu, manusia bisa saja tergencet roda yang saat masuk ke ruang penyimpanan.

Selain itu, dengan suhu minus 50 derajat celcius selama pesawat mengudara, Iswandi juga harus mampu bertahan di atas ketinggian 30 ribu kaki. Ditambah lagi, ruang penyimpanan roda pesawat juga tidak luas. Sehingga, tubuh Iswandi juga otomatis akan terlipat.

Iswandi yang menyelinap ke roda pesawat Garuda Airbus A300-B4 itu sontak mengejutkan khalayak ramai. Namun, Iswandi yang ditemui Sumut Pos ingin menguburkan pengalamannya tersebut.

Ditemui di Lapas Lubukpakam Kelas II B, Iswadi ternyata merupakan tersangka narkotika jenis daun ganja kering seberat 1 Kg. Iswandi mengatakan, usai kejadian menyelinap di pesawat tersebut, ia tak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Manto Manurung.

Ditanya kronologisnya bagaimana bisa lolos dari penjagaaan, Iswandi mengaku tidak mengingat seutuhnya. “Kalau enggak salah ada memang temanku, lupa lah aku uda 18 tahun yang lalu. Iya, marga Manurung. Sekarang di Bandung dia informasinya terakhir,” ungkap Iswandi yang sempat sekolah di salah satu SMA swasta di Garut, Jawa Barat, Rabu (8/4) pagi.

Warga Jalan Utama Desa Batangkuis Pekan, Kecamatan Batangkuis itu secara rinci tak dapat mengingat peristiwa yang menghebohkan dunia penerbangan kala itu. Namun, ia memastikan, nekat menyelinap ke bagian roda pesawat tujuan Jakarta itu didorong karena keinginannya mau ke Jakarta. Iswandi menyelinap di roda depan pesawat Garuda Indonesia terjadi, Selasa 23 September 1997 silam. Dia dan Manto berada di udara selama dua jam lebih. Pasalnya, pesawat yang berpenumpang 149 orang itu lepas landas pukul 07.30 WIB dan mendarat di Jakarta pukul 09.47 WIB.

Karena tidak secara rinci Iswandi dapat mengingatnya, Sumut Pos pun berusaha agar ia dapat mengingat kenangannya itu. Cerita dia, Iswandi dan Manto yang merupakan teman sebangku dan masih duduk di bangku SMAN 1 Dolokmasihul kelas 1 SMA kala itu langsung ke Bandara Polonia Medan. Kala itu, pengakuan dia masih mengenakan seragam sekolah.

Iswandi dan Manto juga sempat berkeliling di sekitar Bandara Polonia guna mengamati kondisi sekitar. Sekira tengah malam, Iswandi melompat pagar bersama Manto dari sisi samping Bandara Polonia.

“Kami juga tengok keadaan dululah sebelumnya. Waktu uda kosong, baru melompat kami. Tengah malam itu kalau enggak salah, aku pun uda lupa-lupa juga. Seingat aku ada ngantongi uang, tapi enggak tahu berapa, uda lama kali. Sering lah ke bandara, ngantar bos (orangtua, red) naik haji,” ungkap lajang anak keenam dari tujuh bersaudara ini.

Usai berhasil masuk ke dalam kawasan bandara, selanjutnya mereka berjalan menuju landasan pesawat. Terlihat mereka ada pesawat Garuda Indonesia yang parkir kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam pesawat melalui roda depan. Keduanya bertahan di dalam ruang roda pesawat itu hingga pesawat berangkat.

“Selama di dalam pesawat menunggu terbang kami berpegangan dengan besi. Di dalam ruang roda pesawat ada pipa minyak. Aku tidak ada belajar bagaimana cara menyelinap ke pesawat hanya nekat. Kami enggak seperti Mario (Ambarita) yang mempelajari dari internet. Kalau dibilang yakin, asal-asal sebenarnya, kebetulan. Di dalam pesawat itu enggak sadar, meringkuk lah di dalam. Dari tengah malam uda di pesawat. Tidur pun kami di dalam ruang roda itu. Karena pesawatnya berangkat setelah matahari uda terbit,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/