26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Lanud dan EO Tanggung Sekolah Anak Korban hingga SMA

Foto: Bayu/PM Korban ((kiri belakang) Ali Imran, semasa hidup foto bersama istri dan anak-anaknya. Ia tewas tertimpa paramotor dalam event Medan Air Show 2015, di eks Bandara Polonia Medan, Minggu (10/5).
Foto: Bayu/PM
Korban ((kiri belakang) Ali Imran, semasa hidup foto bersama istri dan anak-anaknya. Ia tewas tertimpa paramotor dalam event Medan Air Show 2015, di eks Bandara Polonia Medan, Minggu (10/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai bentuk kepedulian dan pertanggung jawaban atas musibah ini, Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Sewondo, Kolonel Pnb Chandra Siahaan mengaku pihaknya akan menyekolahkan anak-anak korban hingga tingkat SMA.

“Kita juga akan mendekati pihak Event Organizer-nya, karena pihak penyelenggara yang bertanggung jawab. Dan di sini kita sangat peduli akan keluarga yang ditinggal korban,” ungkap Kolonel Chandra saat mengunjungi rumah duka, Minggu sore. Karena itu pihaknya akan memberi bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak korban.

“Jadi bentuk kepedulian kita ini adalah menyekolahkan anak korban dengan beasiswa hingga SMA,” ujarnya. Bukan itu saja, pihaknya juga berjanji akan membantu anak-anak korban yang ingin jadi anggota TNI pasca tamat SMA. “Jadi setelah itu, apabila anak-anak korban ingin menjadi anggota TNI, kita dapat membantunya,” ujarnya. Saat ditanya soal kronologis kejadian, Kolonel Chandra mengatakan saat itu atlit paramotor yang diketahui bernama Bayu sudah dalam keadaan terbang dengan jarak 15 meter.

Tapi tiba-tiba angin kencang menghantam paramotor sehingga menyebabkan twist (parasutnya menekuk) sehingga mengakibatkan stold (kehilangan daya angkat) dan kemudian atlit tersebut mencari posisi safety dengan menabrakkan diri ke tenda.

“Jadi atlit tadi tengah terbang namun tiba-tiba twist yang membuat atlit mencari safety dan menjatuhkan diri ke tenda,” ungkapnya. Lanjutnya kalau saat hendak terbang, kecepatan angin sekitar 5 knot, namun tiba-tiba datang angin kencang dengan kecepatan 12 knot menghantam paramotor.

“Pada saat terbang kondisi angin bagus kecepatan 5 knot, tiba-tiba pada saat di atas angin kencang sekitar 12 knot menghantam parasut,” tandasnya. (bay/deo)

Foto: Bayu/PM Korban ((kiri belakang) Ali Imran, semasa hidup foto bersama istri dan anak-anaknya. Ia tewas tertimpa paramotor dalam event Medan Air Show 2015, di eks Bandara Polonia Medan, Minggu (10/5).
Foto: Bayu/PM
Korban ((kiri belakang) Ali Imran, semasa hidup foto bersama istri dan anak-anaknya. Ia tewas tertimpa paramotor dalam event Medan Air Show 2015, di eks Bandara Polonia Medan, Minggu (10/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai bentuk kepedulian dan pertanggung jawaban atas musibah ini, Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Sewondo, Kolonel Pnb Chandra Siahaan mengaku pihaknya akan menyekolahkan anak-anak korban hingga tingkat SMA.

“Kita juga akan mendekati pihak Event Organizer-nya, karena pihak penyelenggara yang bertanggung jawab. Dan di sini kita sangat peduli akan keluarga yang ditinggal korban,” ungkap Kolonel Chandra saat mengunjungi rumah duka, Minggu sore. Karena itu pihaknya akan memberi bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak korban.

“Jadi bentuk kepedulian kita ini adalah menyekolahkan anak korban dengan beasiswa hingga SMA,” ujarnya. Bukan itu saja, pihaknya juga berjanji akan membantu anak-anak korban yang ingin jadi anggota TNI pasca tamat SMA. “Jadi setelah itu, apabila anak-anak korban ingin menjadi anggota TNI, kita dapat membantunya,” ujarnya. Saat ditanya soal kronologis kejadian, Kolonel Chandra mengatakan saat itu atlit paramotor yang diketahui bernama Bayu sudah dalam keadaan terbang dengan jarak 15 meter.

Tapi tiba-tiba angin kencang menghantam paramotor sehingga menyebabkan twist (parasutnya menekuk) sehingga mengakibatkan stold (kehilangan daya angkat) dan kemudian atlit tersebut mencari posisi safety dengan menabrakkan diri ke tenda.

“Jadi atlit tadi tengah terbang namun tiba-tiba twist yang membuat atlit mencari safety dan menjatuhkan diri ke tenda,” ungkapnya. Lanjutnya kalau saat hendak terbang, kecepatan angin sekitar 5 knot, namun tiba-tiba datang angin kencang dengan kecepatan 12 knot menghantam paramotor.

“Pada saat terbang kondisi angin bagus kecepatan 5 knot, tiba-tiba pada saat di atas angin kencang sekitar 12 knot menghantam parasut,” tandasnya. (bay/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/