28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Polisi Ultimatum, Napiter Pecah Dua

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang anak memberikan bunga kepada personel Brimob pada aksi solidaritas di depan Mako Brimob Jalan Wahid Hasyim Medan, Kamis (10/5) Aksi tersebut sebagai bentuk belasungkawa kepada anggota kepolisian yang gugur saat bertugas di Mako Brimob Rutan Salemba.

SUMUTPOS.CO – Sebanyak 156 napi teroris (napiter) yang ditahan di dalam Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, akhirnya menyerah setelah 36 jam menguasai rutan dan menyandera sembilan polisi, sejak Selasa (8/5). Meski lima anggota kepolisian gugur dan empat lainnya luka-luka, keberhasilan polisi membuat para napi menyerahkan diri, menuai pujian. Menurut polisi, mereka tak langsung menyerbu, karena mengetahui ada perpecahan di kelompok napi itu.

“Saat itu kita memiliki opsi langsung masuk (menyerbu, Red) atau opsi kita memberi warning dulu beberapa waktu. Karena kita tahu di dalam kelompok ini, mereka ada yang pro dan kontra,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mako Brimob, Kamis (10/5).

Kelompok pertama adalah kelompok yang setuju untuk melakukan kekerasan. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak setuju dengan rusuh dan ada di sana karena terjebak situasi.

“Ada yang ingin melakukan kekerasan mendukung kekerasan sekelompok lainnya, ada yang tidak ingin. Itu lah yang menjadi opsi kita agar jangan sampai ada korban yang banyak, padahal ada yang tidak ingin melakukan kekerasan,” tutur Tito.

“Sehingga saya sampaikan ke bapak presiden situasi seperti itu dan kita berikan warning. Tapi saya minta izin. Saya paham tindakan tegas bisa dilakukan, namun karena di dalam ada pro dan kontra, kita beri warning ke mereka sampai Kamis pagi. Jadi sepanjang malam, warning disampaikan. Dan kemudian alhamdulilah, satu sandera anggota polisi brigadir Iwan Sarjana jam 12 malam dilepas oleh mereka. Besok paginya, mereka kemudian keluar menyerahkan diri,” sambung Tito.

Dalam proses penyerahan diri itu tergambar mana kelompok yang pro kekerasan dan yang tidak. 145 orang langsung menyerahkan diri sedangkan 10 sisanya sempat melawan sehingga terpaksa diserang petugas. 10 orang itu akhirnya menyerah.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang anak memberikan bunga kepada personel Brimob pada aksi solidaritas di depan Mako Brimob Jalan Wahid Hasyim Medan, Kamis (10/5) Aksi tersebut sebagai bentuk belasungkawa kepada anggota kepolisian yang gugur saat bertugas di Mako Brimob Rutan Salemba.

SUMUTPOS.CO – Sebanyak 156 napi teroris (napiter) yang ditahan di dalam Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, akhirnya menyerah setelah 36 jam menguasai rutan dan menyandera sembilan polisi, sejak Selasa (8/5). Meski lima anggota kepolisian gugur dan empat lainnya luka-luka, keberhasilan polisi membuat para napi menyerahkan diri, menuai pujian. Menurut polisi, mereka tak langsung menyerbu, karena mengetahui ada perpecahan di kelompok napi itu.

“Saat itu kita memiliki opsi langsung masuk (menyerbu, Red) atau opsi kita memberi warning dulu beberapa waktu. Karena kita tahu di dalam kelompok ini, mereka ada yang pro dan kontra,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mako Brimob, Kamis (10/5).

Kelompok pertama adalah kelompok yang setuju untuk melakukan kekerasan. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak setuju dengan rusuh dan ada di sana karena terjebak situasi.

“Ada yang ingin melakukan kekerasan mendukung kekerasan sekelompok lainnya, ada yang tidak ingin. Itu lah yang menjadi opsi kita agar jangan sampai ada korban yang banyak, padahal ada yang tidak ingin melakukan kekerasan,” tutur Tito.

“Sehingga saya sampaikan ke bapak presiden situasi seperti itu dan kita berikan warning. Tapi saya minta izin. Saya paham tindakan tegas bisa dilakukan, namun karena di dalam ada pro dan kontra, kita beri warning ke mereka sampai Kamis pagi. Jadi sepanjang malam, warning disampaikan. Dan kemudian alhamdulilah, satu sandera anggota polisi brigadir Iwan Sarjana jam 12 malam dilepas oleh mereka. Besok paginya, mereka kemudian keluar menyerahkan diri,” sambung Tito.

Dalam proses penyerahan diri itu tergambar mana kelompok yang pro kekerasan dan yang tidak. 145 orang langsung menyerahkan diri sedangkan 10 sisanya sempat melawan sehingga terpaksa diserang petugas. 10 orang itu akhirnya menyerah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/