30 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Kebutuhan Air Tak Sebanding Persediaan

File/SUMUT POS
Sejumlah pengendara melintasi kantor PDAM Tirtanadi Jalan Sm.Raja Medan, Belum lama ini

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Seiring berjalannya waktu, pengguna air bersih di Kota Medan yang disalurkan oleh Tirtanadi Medan sudah mencapai sekitar 460 ribu pelanggan. Dari jumlah tersebut, sehari menggunakan air 8.000 an liter per detik. Hanya saja, dengan total kebutuhan itu belum sebanding dengan persediaan yang dimiliki.

Sebab, hingga saat ini persediaan yang dimiliki PDAM Tirtanadi Medan masih 6.600 liter per detik. Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekretaris Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Jumirin kepada Sumut Pos yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

“Kebutuhan pelanggan di Medan ini sudah 460 ribuan, berarti 8.000 an liter per detik. Tapi kita baru ada 6.600 liter per detik. Berarti harus ditambah,” ungkap Jumirin, didampingi Asisten 1 Sekretaris Perusahaan Zaman Karya Mendrofa.

Oleh karena itu, dengan perbandingan angka tersebut distribusi air kepada pelanggan dalam sehari belum dapat maksimal. “Makanya ada dibeberapa wilayah yang memang pelayanannya belum 24 jam. Yang ribet kita kadang-kadang harus mengisi Reservoir (bak penampung) dulu kan. Berarti pemompaan untuk distribusi kita hentikan dululah,” katanya.

Lebih lanjut Jumirin menjelaskan, beberapa wilayah yang tidak bisa memperoleh pelayanan air selama 24 jam, juga dikarenakan dalam sehari ada waktu tertentu puncak penggunaan air.

“Ada jam beban puncak dia (air) hidup. Misalnya pagi, dari jam 5 pagi sampai jam 8 pagi. Nanti isi Reservoir dari jam 10 pagi sampai jam 15.00 WIB siang. Jam 15.00 WIB baru hidup lagi. Karena Reservoir yang sebelumnya kering telah terisi kembali,” terangnya.

Wilayah yang sering terjadi pembagian waktu pendistribusian air, kata Jumirin, khususnya wilayah Helvetia. Karena daerah tersebut airnya bersumber dari Gaperta. “Gaperta itu airnya dari Sunggal. Nah, dari sana transmisinya mengisi Reservoir, setelah Reservoir penuh, baru didistribusikan kepada pelanggan. Ketika Reservoir sudah habis, otomatis yang ke pelanggan di stop dulu, dan harus kembali terisi,” paparnya.

Butuh Rp320 M

Untuk mengatasi terhambatnya distribusi air kepada pelanggan, PDAM Tirtanadi telah merencanakan menambah persediaan. “Kita sudah membuat perencanaan untuk penambahan produksi yang totalnya 1.380 liter per detik,” serunya.

Perencanaan penambahan persediaan air tersebut adalah dengan  membangun instalasi pengolahan air. Menurut Jumirin langkah tersebut adalah solusi.

“Nah, perencanaan ini membutuhkan biaya dengan total lebih kurang Rp320 miliar. Dengan rincian, untuk pembuatan IPA (Instalasi Pengolahan Air) Medan Denai 240 liter per detik. IPA Pancur Batu 40 liter per detik. Kemudian uprating IPA Sunggal tahap 2, yaitu 400 liter per detik, uprating Deli Tua 300 liter per detik. Itu yang urgent dilakukan,” tegasnya.

Selain itu, masih kata Jumirin, ada juga rencana ekspansi di Tirtanadi Medan 400 liter per detik. “Untuk empat proyek ini memakan biaya sesuai dengan standar, yaitu Rp320 miliar,” ucapnya.

Untuk mencapai angka Rp320 miliar, Jumirin mengungkapkan sudah ada penyertaan modal dari Pemprovsu sebesar Rp73 miliar. “Nah, sisanya dana yang perusahaan miliki. Kita upayakan,” tutup Jumirin. (yaa/ila) 

 

File/SUMUT POS
Sejumlah pengendara melintasi kantor PDAM Tirtanadi Jalan Sm.Raja Medan, Belum lama ini

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Seiring berjalannya waktu, pengguna air bersih di Kota Medan yang disalurkan oleh Tirtanadi Medan sudah mencapai sekitar 460 ribu pelanggan. Dari jumlah tersebut, sehari menggunakan air 8.000 an liter per detik. Hanya saja, dengan total kebutuhan itu belum sebanding dengan persediaan yang dimiliki.

Sebab, hingga saat ini persediaan yang dimiliki PDAM Tirtanadi Medan masih 6.600 liter per detik. Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekretaris Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Jumirin kepada Sumut Pos yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

“Kebutuhan pelanggan di Medan ini sudah 460 ribuan, berarti 8.000 an liter per detik. Tapi kita baru ada 6.600 liter per detik. Berarti harus ditambah,” ungkap Jumirin, didampingi Asisten 1 Sekretaris Perusahaan Zaman Karya Mendrofa.

Oleh karena itu, dengan perbandingan angka tersebut distribusi air kepada pelanggan dalam sehari belum dapat maksimal. “Makanya ada dibeberapa wilayah yang memang pelayanannya belum 24 jam. Yang ribet kita kadang-kadang harus mengisi Reservoir (bak penampung) dulu kan. Berarti pemompaan untuk distribusi kita hentikan dululah,” katanya.

Lebih lanjut Jumirin menjelaskan, beberapa wilayah yang tidak bisa memperoleh pelayanan air selama 24 jam, juga dikarenakan dalam sehari ada waktu tertentu puncak penggunaan air.

“Ada jam beban puncak dia (air) hidup. Misalnya pagi, dari jam 5 pagi sampai jam 8 pagi. Nanti isi Reservoir dari jam 10 pagi sampai jam 15.00 WIB siang. Jam 15.00 WIB baru hidup lagi. Karena Reservoir yang sebelumnya kering telah terisi kembali,” terangnya.

Wilayah yang sering terjadi pembagian waktu pendistribusian air, kata Jumirin, khususnya wilayah Helvetia. Karena daerah tersebut airnya bersumber dari Gaperta. “Gaperta itu airnya dari Sunggal. Nah, dari sana transmisinya mengisi Reservoir, setelah Reservoir penuh, baru didistribusikan kepada pelanggan. Ketika Reservoir sudah habis, otomatis yang ke pelanggan di stop dulu, dan harus kembali terisi,” paparnya.

Butuh Rp320 M

Untuk mengatasi terhambatnya distribusi air kepada pelanggan, PDAM Tirtanadi telah merencanakan menambah persediaan. “Kita sudah membuat perencanaan untuk penambahan produksi yang totalnya 1.380 liter per detik,” serunya.

Perencanaan penambahan persediaan air tersebut adalah dengan  membangun instalasi pengolahan air. Menurut Jumirin langkah tersebut adalah solusi.

“Nah, perencanaan ini membutuhkan biaya dengan total lebih kurang Rp320 miliar. Dengan rincian, untuk pembuatan IPA (Instalasi Pengolahan Air) Medan Denai 240 liter per detik. IPA Pancur Batu 40 liter per detik. Kemudian uprating IPA Sunggal tahap 2, yaitu 400 liter per detik, uprating Deli Tua 300 liter per detik. Itu yang urgent dilakukan,” tegasnya.

Selain itu, masih kata Jumirin, ada juga rencana ekspansi di Tirtanadi Medan 400 liter per detik. “Untuk empat proyek ini memakan biaya sesuai dengan standar, yaitu Rp320 miliar,” ucapnya.

Untuk mencapai angka Rp320 miliar, Jumirin mengungkapkan sudah ada penyertaan modal dari Pemprovsu sebesar Rp73 miliar. “Nah, sisanya dana yang perusahaan miliki. Kita upayakan,” tutup Jumirin. (yaa/ila) 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/