MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribut-ribut masalah lahan yang terjadi di Kwala Bekala, Desa Lau Cih, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, terus berlangsung. Masyarakat yang terus menerus mendapat intimidasi dari orang-orang yang diduga suruhan PTPN 2, akhirnya melakukan perlawanan. Berkisar 300-an warga bersama puluhan anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Pancasila (PP), mengepung Kantor PTPN 2 Kwala Bekala, Kamis (10/8).
Menariknya, IPK dan PP yang acap kali berseteru, kali ini kompak mendukung masyarakat mendesak pihak perusahaan plat merah itu hengkang dan menghentikan aksi penggusuran terhadap lahan warga sesuai rekomendasi DPRD Sumut. Dalam aksi itu, dua kelompok pemuda itu bersama warga berdiri di depan pagar kantor PTPN2. Mereka berorasi, menuduh perusahaan milik pemerintah itu merampas tanah lelulur mereka. “Ayo masyarakat semua maju. Jangan takut dan jangan mundur,” teriak orator yang juga koordinator aksi, Faisal Ginting.
Mendengar itu, masyarakat Desa Lau Cih yang ikut dalam aksi mulai mendorong pagar kantor PTPN II hingga akhirnya roboh. Personel kepolisian yang berjaga dengan tameng di dalam pagar pun bereaksi. Mereka mengadang warga, mencegah terjadi keributan dari karena amarah warga. Akhirnya, aksi saling dorong Polisi dengan warga pun tak terelakkan.
Diketahui, rencananya PTPN 2 dalam waktu dekat akan membangun perumahan rakyat di tanah seluas 850 hektar itu. Kapolsek Pancur Batu, Kompol Choky Milala yang hadir di lokasi berusaha menenangkan warga yang mulai tak bersahabat, bahkan cenderung anarkis. Dia menyebut, manajemen PTPN 2 sudah menerima aksi mereka.
Mendengar itu, koordinator aksi massa Faisal Ginting lantas beteriak dari toanya untuk menenangkan massa yang mulai beringas. “Buat nande-nande kami, mohon bersabar. PTPN 2 sudah bersedia menerima kita,” ujar Faisal lagi.
Setelah didemo ratusan massa dan warga Desa Lau Cih, Simalingkar A, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, akhirnya pihak PTPN 2 menerima warga di kantornya. Leni beru Ginting, seorang warga Lau Cih mengatakan, dirinya tetap akan mempertahankan tanahnya yang diserobot PTPN 2.
Diwawancarai usai pertemuan, Manager Operasional PTPN 2 Guntur Ginting mengatakan, pihaknya sepakat menghentikan sementara segala aktivitas. Guntur mengaku, mereka akan mematuhi permintaan masyarakat dengan menghentikan aktivitas selama 5 hari di lahan seluas 850 hektar. “Hasil pembicaraan tadi, setelah kami melihat kondisi seperti ini, kami akan hentikan aktivitas sementara selama lima hari,” ujarnya.
Dijelaskannya, pembersihan lahan seluas 850 hektar itu untuk didirikan bangunan dan dalam waktu dekat akan berdiri perumahan untuk rakyat. “Memang akan kami bangun perumahan. Ini sinergi antara Perum Perumnas dengan BUMN,” jelasnya. (dvs)