Namun karena proses kelahirannya cukup sulit, D br S dibantu Bohirin dan kerabat lain sempat melakukan upaya pertolongan. D br S memegang kepala si bayi yang telah menyembul di antas kedua kaki ibunya. Sedangkan Bohirin membantu mendorong. Saat itulah, entah bagaimana, tiba-tiba kepala sang bayi yang berada dalam genggaman D br S terlepas dari badannya yang masih berada di rahim.
Kondisi itu sontak membuat seluruh kerabat yang menyaksikan histeris dan panik. Di tengah kekalutan tersebut, disepakati melarikan sang bayi tersebut ke rumah sakit, guna langkah penyelamatan.
Dengan bersusah payah, lewat tengah malam, Farida yang didampingi sejumlah keluarga, termasuk D br S pun tiba di RSUD HAMS Kisaran, setelah sempat mendapat penolakan di RSU Hadi Husada Tanjungbalai. Di IGD RSUD HAMS Kisaran, Farida lantas ditangani oleh dr Binsar Sitanggang Sp.OG, sekitar pukul 01.30 WIB. Dengan serangkaian pemeriksaan terhadap Farida yang kebetulan mengalami peningkatan tekanan darah saat itu, tim dokter berhasil mengeluarkan sisa tubuh si bayi yang masih tertinggal di rahim ibunya. Usai proses persalinan lanjutan tersebut, tim dokter kemudian memindahkan Farida ke ruangan untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan tubuh bayi itu disatukan dengan kepalanya yang terputus. (ing/smg/deo)