
Salah satu mobil yang ringsek ditimpa pohon di Jalan Ngumban Surbakti, Kamis (5/7) malam. Tumbangnya pohon tersebut akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Medan.
Menanggapi pohon tumbang, Pengamat Lingkungan Medan, Jaya Arjuna mengatakan musibah tumbangnya puluhan pohon di beberapa lokasi di Kota Medan penyebabnya bisa jadi karena ditanam dengan seadanya. Akarnya tidak sampai masuk ke tanah, sehingga pohon tersebut tidak kuat menopang seluruh badan pohon.
Kemungkinan kedua, sambung Jaya, bisa jadi karena pohon-pohon tersebut sudah tua. Namun jika melihat kondisi pohon yang lain, tidak semua kondisinya seperti tua.
“Harusnya yang belum tumbang itu dicek dulu, supaya jangan tumbang lagi. Cukup mudah melihat tanda pohon yang akan tumbang, akarnya enggak sampai ke tanah. Perlakukan pohon seperti manusia, periksa kesehatannya setiap hari,” sebut Jaya.
Ia mengutarakan, pohon itu diperlakukan seperti manusia dan harus juga diperiksa kesehatannya. Jika ada ditemukan lubang, pohon harus diberi obat, pupuk dan dirawat. Bukannya dibiarkan tumbuh begitu saja.
“Itulah gunanya Dinas Kebersihan dan Pertamanan untul memperhatikan masalah pohon. Bukan sekadar tumbuh, enggak periksa atau dipelihara. Itulah juga gunanya manusia dikasih ilmu, otak sama tuhan,” ketusnya.
Jaya menyampaikan, pohon-pohon yang saat ini berada di pulau-pulau jalan bukanlah pohon pelindung. Untuk itu, pohon yang baik ditanam sebagai pohon pelindung adalah pohon asam jawa, mangga, bunga tanjung, dan mahoni.
“Kalau di jalan sekarang ada pula ditanam pohon akasia, terus entah pohon apa lagi. Itu sudah enggak betul, makanya belajarlah. Pohon itu baiknya punya kartu kesehatan, seperti manusia supaya tahu penyakitnya apa, kapan dipelihara, koordinatnya di mana. Jadi kita bisa mengecek kondisinya, mau tumbang atau enggak, keropos atau enggak,” terangnya.
Dia mengusulkan agar semua pohon pelindung di Kota Medan diganti dengan menanam pohon bisbul. Pohon ini merupakan pohon buah, dan buahnya bisa dimakan. Selain itu, pohon ini juga dikenal sebagai pohon puting beliung.
“Ada itu pohon bisbul, yang disebut pohon puting beliung. Sekuat apa pun angin dia tetap tahan. Pohon yang juga berbuah ini berfungsi sebagai pohon pelindung dan pohon makanan, sehingga cukup bagus untuk jalan,” bebernya.
Ditambahkan Jaya, kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan diminta agar lebih mempelajari tentang pohon dan ruang terbuka hijau. “Belajarlah mengelola pepohonan di kota dengan baik, termasuk juga mengelola ruang terbuka hijau,” imbuhnya. (ris/azw)

