PEKANBARU-Pesta kembang api dan aksi kolosal ribuan penampil mewarnai opening ceremony Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, tadi malam. Acara yang diklaim paling heboh dalam sejarah even olahraga di tanah air itu seolah menjad pesta rakyat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ibu negara Ani Yudhoyono, bersama ribuan atlet, pelatih, ofisial, dan warga Riau yang berbaur di lapangan dan tribun stadion, menjadi saksi kemeriahan acara pembukaan. Kehadiran artis-artis ibu kota seperti Rossa, Judika, Iis Dahlia, dan grup band Ungu membuat suasana makin semarak. Belum lagi atraksi lampu yang menakjubkan.
Sayang, opening nan meriah tersebut kontras dengan kondisi yang terjadi di arena pertandingan. Hingga PON 2012 dibuka secara resmi tadi malamn
kondisi sejumlah venue masih memprihatinkan. Salah satunya adalah venue bisbol dan sofbol di kompleks Sports Center Rumbai, Pekanbaru.
Pemain sofbol Jawa Timur (Jatim) Septian Hadi hanya bisa mengelus dada ketika ditanya tentang kualitas lapangan. Dia pun tak habis pikir melihat venue yang belum selesai. Padahal, menurut jadwal, bisbol bakal dimainkan mulai hari ini (12/9). Namun, ternyata masih banyak hal yang membuat para atlet tidak nyaman.
“Toilet tidak ada airnya. Kalau mau ke toilet, mesti lari keluar dahulu. Lapangan juga tidak rata. Itu sangat berpengaruh terhadap permainan karena bola menjadi sulit ditebak,” ujar Septian kepada Jawa Pos setelah menjajal lapangan kemarin.
Kondisi venue sofbol dan bisbol memang mengkhawatirkan. Tribun memang sudah berdiri, namun belum cantik karena tak diplester semen. Irigasi yang mengelilingi lapangan juga dibiarkan mangkrak. Banyak kayu maupun sisa bahan bangunan yang berserakan. Ruang medis juga belum diselesaikan. Pun demikian ruang ganti atlet.
Kemarin, banyak pekerja yang ngebut untuk menyelesaikan venue bisbol dan sofbol. Sebuah traktor dioperasikan untuk menguruk sekitaran venue. Bullpen, tempat latihan pitcher yang ada di sebelah kanan tribun, juga masih ala kadarnya. Tidak ada jaring yang menjadi syarat untuk bullpen. Sementara itu, batting cage, tempat pemanasan batter, hanya ada satu.
Kondisi tersebut memantik reaksi keras dari semua kontingen. Selain Jatim, tim sofbol Jawa Barat (Jabar) yang kemarin melakukan sesi jajal lapangan pun mengeluhkan kondisi tersebut. Bullpen, batting cage atau pun fasilitas lain merupakan harga mati yang harus disediakan oleh Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan.
“Bullpen berguna untuk pemanasan pitcher sebelum menggantikan pemain yang ada di dalam lapangan. Ketika kondisi darurat, sementara pitcher yang mau masuk belum siap, tentu akan memengaruhi permainan. Lapangannya juga tidak terlalu bagus sehingga rawan menimbulkan cedera,” ujar Mulana Rohimat, pelatih Jabar.
Salah satu pekerja yang tak mau disebutkan namanya mengungkapkan, lapangan tersebut tidak akan selesai dalam waktu dekat. Salah satunya karena sistem kerja yang diberlakukan. Saat ini para pekerja hanya bisa merampungkan tugasnya di malam hari. Sebab, siang harinya venue itu dipakai untuk pertandingan.
“Kalau bisa siang dan malam tentu akan lebih cepat lagi. Kalau cuma malam seperti sekarang, kami perkirakan sebulan lagi baru selesai,” ucap pekerja asal Pati, Jawa Tengah (Jateng), tersebut.
Venue menembak yang ada di sekitar 100 meter dari sofbol dan bisbol juga belum selesai 100 persen. Kondisinya memang lumayan rapi karena pengerjaannya serba dikebut. Lantai, misalnya. Sebagai pengganti keramik, pekerja menutupi lantai dengan karpet plastik. Namun, masih banyak besi yang menancap di tiang peyangga dan belum dirapikan. Sementara itu, toilet bahkan baru dipasang kemarin.
Perkembangan positifnya adalah pemasangan paving di pelataran sudah rampung. Kini, jika hujan turun, tidak akan lagi terjadi genangan air di halaman venue menembak.
Sejak awal, Panitia Besar (PB) PON memang mengatakan tidak bisa menyelesaikan pembangunan venue secara sempurna. Mereka hanya bisa merampungkan hal-hal yang fungsional. Yakni, hal-hal yang memang dibutuhkan di pertandingan. Di antaranya adalah papan sasaran maupun ruang untuk atlet.
“Kalau yang fungsional sudah selesai, maka pertandingan bisa dijalankan,” kata Syamsurizal, ketua harian PB PON. (ru/ovi/ca/jpnn)