MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan Pedangang yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM) melakukan aksi unjuk rasa meminta ketegasan dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan, atas usulan revitalisasi yang diajukan oleh pedagang buku.
Selain itu pedagang buku yang masih bertahan di sisi Timur Lapangan Merdeka kembali melolak relokasi karena lokasi tersebut jelas-jelas melanggar peraturan tentang kawasan jalur hijau, Peraturan Wali Kota (Perwal) serta undang-undang perkeretapian karena lokasinya bertepatan disamping rel kereta api dan berada ditrotoar jalan.
“Konyol kalau kami pindah ke Jalan Pegadaian, karena menyalahi aturan yang ada. Nanti Pemko Medan akan lebih leluasa untuk menggusur kami para pedagang buku,” teriak Ketua P2BLM, Sainan melalui pengeras suara, Rabu (11/12).
Alasan yang disampaikan Pemko Medan atas rencana relokasi juga dinilai sangat tidak masuk akal. Pasalnya, lokasi Sky Bridge dan City Check In sesuai Rancanagan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan dibangun di Jalan Jawa yang kini dijadikan komplek Center Point.
“Jangan karena kami rakyat kecil yang ditindas, Pemko Medan jangan tutup mata atas nasib para pedagang buku. Revitalisasi harga mati, titik,” teriaknya lagi.
Dalam aksi kali ini P2BLM menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya, menolak rencana relokasi, menuntut DPRD kota Medan untuk mendukung rencana revitalisasi.
“Revitalisasi adalah hak asasi para pedagang buku,” ungkapnya.
Aksi kali ini berlangsung damai, dan tidak ada pergesekan baik dengan polisi dan Satpol PP yang mengawasi aksi unjuk rasa kali ini.
Pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri karena tuntutan mereka untuk bertemu Plt Wali Kota Dzulmi Eldin tidak terpenuhi karena sedang tidak berada dikantor. “ Kami maunya bertemu dengan Pak Plt, dan tidak diwakilkan dengan siapapun agar permasalahan ini cepat selesai,” kata Sainan.
Ditemui terpisah, Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin enggan memberikan penjelasan atas nasib para pedagang buku yang saat ini masih bertahan.
Dia lebih memilih diam dan menutup mulutnta rapat-rapat ketika berulang kali ditanyai hal yang sama, “Sudahlah jangan itu-itu saja yang dibahas. Biarlah masalah ini dingin dulu,” kata Eldin. (dik)