Saat ini Salwa masih terbaring di ruangan rumah sakit dengan dipasangi banyak selang.
Bantuan untuk Salwa sendiri pun terus berdatangan dari pihak-pihak orang yang menaruh simpati. Kedua orangtuanya, Irwan dan Nur Aidah terus menerus menangisi anaknya setiap kali ada orang yang datang mengantarkan donasi ataupun menjenguk Salwa. Karena saat lahir pada awal Desember 2017 Salwa dalam keadaan normal. Dia lahir dengan berat 2,5 kilogram (Kg)
Nur Aidah mengatakan tidak ada keanehan yang mencolok pascakelahiran Salwa. Selama di rumah, Salwa mendapat asupan ASI dan susu formula yang cukup. Setelah dikhitan dan akikah (penabalan nama), Nur Aidah jatuh sakit. Salwa juga sempat diserang batuk selama beberapa hari.
“Karen sakit, ASI saya tidak keluar, Salwa minum susu fotmula,” kata Nur Aidah di selasa RS Bunda Thamrin, Medan, Jalan Sei Batang Hari, Senin (12/1).
Salwa sempat dilarikan ke beberapa rumah sakit di Batubara dan Kota Tebingtinggi. Namun karena fasilitas yang tidak memadai, Salwa dibawa ke RS Bunda Thamrin. Dia dirawat sebagai pasien umum.
Orangtua Salwa kemudian mengurus BPJS Kesehatan untuk anaknya. Setelah BPJS-nya selesai, Salwa tidak bisa berpindah status menjadi pasien BPJS.
Selama dirawat di Bunda Thamrin, keadaan Salwa membaik. Namun dia tetap harus dioperasi ke Jakarta. Sampai sekarang, Salwa masih membutuhkan uluran angan para dermawan untuk meringankan beban mereka. Sepanjang Salwa dirawat, beberapa donasi sudah masuk. Mulai dari tokoh masyarakat, komunitas, hingga jurnalis di Kota Medan sudah melakukan penggalangan dana. Berita soal Salwa yang mengidap penyempitan jantung juga sudah menjadi viral di media sosial. (dvs/azw)