25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Macet Total, Mobil Plat Merah Disweeping

Demo Tolak Kenaikan BBM di Depan Kampus Nommensen

MEDAN-Ratusan massa aliansi mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Komite Aksi Tolak Kenaikkan BBM, turun ke jalan melakukan aksi penolakan kenaikan BBM di Jalan Perintis Kemerdekaan, persis di depan kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN), Senin (12/3) siang.

Aksi berakhir ricuh setelah massa melakukan sweeping kendaraan bermotor plat merah yang melintas di lokasi. Sejumlah mobil plat merah langsung dihadang dan dihentikan oleh massa. Seorang pengendara mobil Toyota Avanza dengan nomor plat merah BK 1228 T menjadi sasaran amukan massa, namun pengendara mobil melakukan perlawan dengan cara tancap gas. Akibatnya massa, polisi dan wartawan nyaris ditabrak oleh pengendara. Pengemudi tancap gas meninggalkan lokasi aksi menuju arah Jalan Prof. Ahmad Yamin.

Seorang wanita mengendarai sedan warna silver memiliki lambang garuda diplat mobilnya juga menjadi sasaran massa. Mobilnya nyaris diamuk massa. Beruntung, polisi langsung menghalau massa sehingga pengendara langsung tancap gas meninggalkan lokasi.

Setelah insiden itu massa kembali menggelar aksi. Dengan menggunakan alat pengeras suara mereka mengecam kepimpinan SBY-Boediono yang dinilai gagal mensejahterahkan rakyat, ditambah lagi kemiskinan rakyat dengan dinaikkan harga BBM yang menjadi kebutuhan utama rakyat.

Selain itu massa aksi melakukan pembakaran ban bekas di tengah Jalan Perintis Kemerdekaan dan melakukan aksi teatrikal yang memperagahkan penindasan terhadap rakyat, yang dilakukan pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya.

Massa juga membacakan tuntutan kepada pemerintah masih banyak permasalah yang belum terselesaikan seperti kasus Century, Bima, Mesuji, Korupsi, kini ditambah lagi permasalahan kenaikkan BBM, kebijakkan yang nilai tidak pro rakyat.

Seorang orator, Serev dalam tuntutannya meminta turunkan rezim SBY-Boediono dan ganti sistem yang pro rakyat, naikkan upah buruh, tuntaskan seluruh permasalah tanah sacara umum di Indonesia dan khusus di Sumut, realisasikan kebebesan berpendapat, berorganisasi di kampus, stop kekerasan di dunia pendidikan, hentikan penindasan kaum perempuan.

“Semua tuntutan kami untuk kepentingan rakyat  menjadi sejahtera,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, berikan perlindungan dan kesejahteraan terhadap buruh migran di tanah air, tangkap dan adil para koruptor, stop represif aparat terhadap rakyat dan menolak kenaikan harga BBM yang merugikan rakyat.

Massa aksi juga memberikan selebaran brosur yang berisikan menolak kenaikkan harga BBM. Setelah melakukan orasi massa aksi membubarkan diri dengan tertib.

Aksi mendapat pengawalan ketat dari ratusan personel kepolisian dari Satuan Sabhara Polresta Medan dan Polsekta Medan Timur. Akibat aksi Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Sutomo Ujung macet total dan sejumlah ruas jalan ditutup serta dialihkan ke ruas jalan lain.

Personel Lalulintas Polresta Medan harus bekerja kerras untuk mengatur lalulintas yang macet total di sekitar lokasi aksi. (gus)

Demo Tolak Kenaikan BBM di Depan Kampus Nommensen

MEDAN-Ratusan massa aliansi mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Komite Aksi Tolak Kenaikkan BBM, turun ke jalan melakukan aksi penolakan kenaikan BBM di Jalan Perintis Kemerdekaan, persis di depan kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN), Senin (12/3) siang.

Aksi berakhir ricuh setelah massa melakukan sweeping kendaraan bermotor plat merah yang melintas di lokasi. Sejumlah mobil plat merah langsung dihadang dan dihentikan oleh massa. Seorang pengendara mobil Toyota Avanza dengan nomor plat merah BK 1228 T menjadi sasaran amukan massa, namun pengendara mobil melakukan perlawan dengan cara tancap gas. Akibatnya massa, polisi dan wartawan nyaris ditabrak oleh pengendara. Pengemudi tancap gas meninggalkan lokasi aksi menuju arah Jalan Prof. Ahmad Yamin.

Seorang wanita mengendarai sedan warna silver memiliki lambang garuda diplat mobilnya juga menjadi sasaran massa. Mobilnya nyaris diamuk massa. Beruntung, polisi langsung menghalau massa sehingga pengendara langsung tancap gas meninggalkan lokasi.

Setelah insiden itu massa kembali menggelar aksi. Dengan menggunakan alat pengeras suara mereka mengecam kepimpinan SBY-Boediono yang dinilai gagal mensejahterahkan rakyat, ditambah lagi kemiskinan rakyat dengan dinaikkan harga BBM yang menjadi kebutuhan utama rakyat.

Selain itu massa aksi melakukan pembakaran ban bekas di tengah Jalan Perintis Kemerdekaan dan melakukan aksi teatrikal yang memperagahkan penindasan terhadap rakyat, yang dilakukan pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya.

Massa juga membacakan tuntutan kepada pemerintah masih banyak permasalah yang belum terselesaikan seperti kasus Century, Bima, Mesuji, Korupsi, kini ditambah lagi permasalahan kenaikkan BBM, kebijakkan yang nilai tidak pro rakyat.

Seorang orator, Serev dalam tuntutannya meminta turunkan rezim SBY-Boediono dan ganti sistem yang pro rakyat, naikkan upah buruh, tuntaskan seluruh permasalah tanah sacara umum di Indonesia dan khusus di Sumut, realisasikan kebebesan berpendapat, berorganisasi di kampus, stop kekerasan di dunia pendidikan, hentikan penindasan kaum perempuan.

“Semua tuntutan kami untuk kepentingan rakyat  menjadi sejahtera,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, berikan perlindungan dan kesejahteraan terhadap buruh migran di tanah air, tangkap dan adil para koruptor, stop represif aparat terhadap rakyat dan menolak kenaikan harga BBM yang merugikan rakyat.

Massa aksi juga memberikan selebaran brosur yang berisikan menolak kenaikkan harga BBM. Setelah melakukan orasi massa aksi membubarkan diri dengan tertib.

Aksi mendapat pengawalan ketat dari ratusan personel kepolisian dari Satuan Sabhara Polresta Medan dan Polsekta Medan Timur. Akibat aksi Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Sutomo Ujung macet total dan sejumlah ruas jalan ditutup serta dialihkan ke ruas jalan lain.

Personel Lalulintas Polresta Medan harus bekerja kerras untuk mengatur lalulintas yang macet total di sekitar lokasi aksi. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/