32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

‘Ayah Pergi, Ibu Tiri Siksa Aku’

Foto: Amri/PM Nur Aulia, bocah perempuan yang mengaku sering dianiaya ibu tirinya (kiri), dan MS, sang ibu tiri yang dituduh menganiaya (kanan).
Foto: Amri/PM
Nur Aulia, bocah perempuan yang mengaku sering dianiaya ibu tirinya (kiri), dan MS, sang ibu tiri yang dituduh menganiaya (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasni, warga Jalan Banteng Gg Dame, Medan Helvetia, kaget dipeluk mendadak seorang bocah perempuan, Nur Aulia (8). “Waktu itu saya mau beli beras ke warung. Lalu dia datang dengan pakaiannya kumuh dan tanpa sandal. Dia bilang, tolonglah aku Bu, siapa yang mau pelihara aku. Udah enggak tahan aku bu tinggal di rumah,” jelas Hasni.

Setelah sempat satu malam di rumah Hasni, sambungnya, ia membawa Nur ke rumah kepala lingkungan di tempatnya pada Selasa pagi. Lalu, Nur pun diantarkan ke kantor Lurah Dwikora. “Anak itu sempat dibawa ke puskesmas setempat untuk diberikan perawatan,” ujarnya.

Nur mengaku disiksa oleh ibu tirinya, MS. Tak tanggung-tanggung, penyiksaan yang diduga dilakukan MS terhadap Nur hingga mengalami sejumlah luka penyiksaan yang masih berbekas di tubuh bocah tersebut. Nur mengaku penyiksaan yang dialaminya tak hanya dilakukan oleh MS, tetapi ayah kandungnya, RI, turut terlibat. Penyiksaan tersebut berlangsung sejak dia TK hingga kelas I SD.

Akibat penyiksaan itu, Nur menderita luka-luka hampir disekujur tubuhnya. Bahkan, giginya pun tanggal 3 akibat dipukul palu. Luka yang tampak di tubuh bocah yang disebut-sebut bersekolah di Yayasan Pendidikan Islam Dwikora ini, pada bagian kiri pipi bekas jahitan. Luka tersebut akibat disabet memakai pisau. Kemudian, luka bakar di telapak tangan yang disebabkan disiram minyak panas.

Tak hanya itu, pada lengan kanan ada bekas luka sabetan parang. Sejumlah luka memar juga didapati di tubuhnya. Selanjutnya luka di kepala belakang yang diakibatkan lantaran dibenturkan ke dinding.

“Ini tanganku dipisau sama ibu Bang. Karena aku buat nangis anaknya yang masih kecil,” jelas Nur bijak. “Aku sering dipukuli ibu tiriku pakai sapu. Aku gak mau tinggal sama dia,” tambah Nur lagi. “Kalau ayah pigi, ibu tiri siksa aku. Disiram aku pakai air dan gak boleh ganti baju. Tapi kalau ayah pulang ibu tiriku ini pura-pura baik,” celoteh Nur.

Polisi pun segera menjemput kedua orangtua Nur. Ayah kandung dan ibu tirinya pun langsung diperiksa polisi saat itu juga. MS yang akrab disapa Cut, membantah sering menganiaya Nur. Bahkan Cut mengaku kalau Nur lah yang kerap menganiaya anak kandung Cut yang masih berusia 7 bulan.

“Aku gak pernah mukul dia. Malah dia yang kerap mukul anakku yang masih kecil dan curi uangku,” ujar Cut.

Foto: Amri/PM Nur Aulia, bocah perempuan yang mengaku sering dianiaya ibu tirinya (kiri), dan MS, sang ibu tiri yang dituduh menganiaya (kanan).
Foto: Amri/PM
Nur Aulia, bocah perempuan yang mengaku sering dianiaya ibu tirinya (kiri), dan MS, sang ibu tiri yang dituduh menganiaya (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasni, warga Jalan Banteng Gg Dame, Medan Helvetia, kaget dipeluk mendadak seorang bocah perempuan, Nur Aulia (8). “Waktu itu saya mau beli beras ke warung. Lalu dia datang dengan pakaiannya kumuh dan tanpa sandal. Dia bilang, tolonglah aku Bu, siapa yang mau pelihara aku. Udah enggak tahan aku bu tinggal di rumah,” jelas Hasni.

Setelah sempat satu malam di rumah Hasni, sambungnya, ia membawa Nur ke rumah kepala lingkungan di tempatnya pada Selasa pagi. Lalu, Nur pun diantarkan ke kantor Lurah Dwikora. “Anak itu sempat dibawa ke puskesmas setempat untuk diberikan perawatan,” ujarnya.

Nur mengaku disiksa oleh ibu tirinya, MS. Tak tanggung-tanggung, penyiksaan yang diduga dilakukan MS terhadap Nur hingga mengalami sejumlah luka penyiksaan yang masih berbekas di tubuh bocah tersebut. Nur mengaku penyiksaan yang dialaminya tak hanya dilakukan oleh MS, tetapi ayah kandungnya, RI, turut terlibat. Penyiksaan tersebut berlangsung sejak dia TK hingga kelas I SD.

Akibat penyiksaan itu, Nur menderita luka-luka hampir disekujur tubuhnya. Bahkan, giginya pun tanggal 3 akibat dipukul palu. Luka yang tampak di tubuh bocah yang disebut-sebut bersekolah di Yayasan Pendidikan Islam Dwikora ini, pada bagian kiri pipi bekas jahitan. Luka tersebut akibat disabet memakai pisau. Kemudian, luka bakar di telapak tangan yang disebabkan disiram minyak panas.

Tak hanya itu, pada lengan kanan ada bekas luka sabetan parang. Sejumlah luka memar juga didapati di tubuhnya. Selanjutnya luka di kepala belakang yang diakibatkan lantaran dibenturkan ke dinding.

“Ini tanganku dipisau sama ibu Bang. Karena aku buat nangis anaknya yang masih kecil,” jelas Nur bijak. “Aku sering dipukuli ibu tiriku pakai sapu. Aku gak mau tinggal sama dia,” tambah Nur lagi. “Kalau ayah pigi, ibu tiri siksa aku. Disiram aku pakai air dan gak boleh ganti baju. Tapi kalau ayah pulang ibu tiriku ini pura-pura baik,” celoteh Nur.

Polisi pun segera menjemput kedua orangtua Nur. Ayah kandung dan ibu tirinya pun langsung diperiksa polisi saat itu juga. MS yang akrab disapa Cut, membantah sering menganiaya Nur. Bahkan Cut mengaku kalau Nur lah yang kerap menganiaya anak kandung Cut yang masih berusia 7 bulan.

“Aku gak pernah mukul dia. Malah dia yang kerap mukul anakku yang masih kecil dan curi uangku,” ujar Cut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/