28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Saksi Mata: Api Muncul dari Korsleting Stop Kontak

Pedagang lainnya, Sri mengatakan, korsleting listrik yang terjadi di Pasar Aksara sudah ada sekitar 20 kali. Namun, dari jumlah tersebut ada sebanyak tiga kali pasar terancam terbakar, beruntung Satpam memadamkan api dengan racun api. “Hari ini lambat kali Satpamnya. Kalau tadi cepat dipadamkan api, tidak sampai kebakaran begini,” katanya.

Sementara itu, Sarifah mengaku selama berdagang di Pasar Aksara, dirinya membayar iuran sarana pasar (Sarpas) Rp168 ribu per bulan, listrik Rp200 ribu per bulan dan jaga malam Rp 6.000 per bulan. Sementara untuk kios, disebut Sarifah disewanya dari seorang bermarga Simarmata seharga Rp13 juta per bulan.

Disinggung soal kerugian keempat pedagang itu mengaku masing-masing merugi Rp 100 juta lebih. Mereka mengaku baru belanja barang dagangan, khusus seragam sekolah, mengingat tahun ajaran baru sekolah sudah masuk. Diakui oleh keempat pedagang itu, tidak ada barang dagangan mereka dapat diselamatkan, mengingat api dengan sangat cepat menjalar dan membesar.

Sekira pukul 16.30 WIB, kumpulan warga kembali bubar akibat asap memedihkan mata, kembali menyebar. Namun, sekitar 5 menit kemudian kembali warga datang dan memadati halaman gedung Buana Plaza dan Pasar Aksara. Bahkan, sekira pukul 18.00 WIB, warga semakin dekat, saat Petugas Pemadam Kebakaran, masuk ke lantai I Buana Plaza, untuk memadamkan api.

Sekira pukul 18.30 WIB, seketika warga berhamburan menjauh, karena plat besi dan kaca di gedung Buana Plaza yang terbakar, berjatuhan, sehingga halaman gedung Buana Plaza seperti lautan api. Terlebih api saat itu ikut membesar. Bahkan, hawa panas yang keluar, saat itu menyebar hingga ke seberang jalan dari Gedung Buana Plaza. Bahkan, Petugas Pemadam Kebakaran yang sedang bertugas memadamkan api di lantai 1 dan halaman Buana Plaza, seketika ikut berhamburan melarikan diri.

Petugas pemadam mengalami kesulitan dalam menjinakkan api. Hal ini karena tidak adanya tangga evakuasi yang bisa digunakan petugas damkar untuk memadamkan api yang pertama kali muncul di lantai II. Namun petugas damkar tak menyerah, mereka menggunakan celah-celah kecil dan membobol sebagian dinding serta kaca. (Ain)

Pedagang lainnya, Sri mengatakan, korsleting listrik yang terjadi di Pasar Aksara sudah ada sekitar 20 kali. Namun, dari jumlah tersebut ada sebanyak tiga kali pasar terancam terbakar, beruntung Satpam memadamkan api dengan racun api. “Hari ini lambat kali Satpamnya. Kalau tadi cepat dipadamkan api, tidak sampai kebakaran begini,” katanya.

Sementara itu, Sarifah mengaku selama berdagang di Pasar Aksara, dirinya membayar iuran sarana pasar (Sarpas) Rp168 ribu per bulan, listrik Rp200 ribu per bulan dan jaga malam Rp 6.000 per bulan. Sementara untuk kios, disebut Sarifah disewanya dari seorang bermarga Simarmata seharga Rp13 juta per bulan.

Disinggung soal kerugian keempat pedagang itu mengaku masing-masing merugi Rp 100 juta lebih. Mereka mengaku baru belanja barang dagangan, khusus seragam sekolah, mengingat tahun ajaran baru sekolah sudah masuk. Diakui oleh keempat pedagang itu, tidak ada barang dagangan mereka dapat diselamatkan, mengingat api dengan sangat cepat menjalar dan membesar.

Sekira pukul 16.30 WIB, kumpulan warga kembali bubar akibat asap memedihkan mata, kembali menyebar. Namun, sekitar 5 menit kemudian kembali warga datang dan memadati halaman gedung Buana Plaza dan Pasar Aksara. Bahkan, sekira pukul 18.00 WIB, warga semakin dekat, saat Petugas Pemadam Kebakaran, masuk ke lantai I Buana Plaza, untuk memadamkan api.

Sekira pukul 18.30 WIB, seketika warga berhamburan menjauh, karena plat besi dan kaca di gedung Buana Plaza yang terbakar, berjatuhan, sehingga halaman gedung Buana Plaza seperti lautan api. Terlebih api saat itu ikut membesar. Bahkan, hawa panas yang keluar, saat itu menyebar hingga ke seberang jalan dari Gedung Buana Plaza. Bahkan, Petugas Pemadam Kebakaran yang sedang bertugas memadamkan api di lantai 1 dan halaman Buana Plaza, seketika ikut berhamburan melarikan diri.

Petugas pemadam mengalami kesulitan dalam menjinakkan api. Hal ini karena tidak adanya tangga evakuasi yang bisa digunakan petugas damkar untuk memadamkan api yang pertama kali muncul di lantai II. Namun petugas damkar tak menyerah, mereka menggunakan celah-celah kecil dan membobol sebagian dinding serta kaca. (Ain)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/