33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

393 Jamaah Kloter 1 Embarkasi Medan Dilepas ke Madinah, Gubsu Antarkan Jamaah Tertua ke Bus

Sutan siregar/sumut pos
ANTAR: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengantarkan Jaliyah, jamaah tertua asal Medan, menuju bus pemberangkatan, Jumat (12/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keinginan Jaliyah (98), jamaah calon haji (Calhaj) tertua asal Kota Medan, untuk bersalaman dengan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi akhirnya terwujudn

Tak cuma bersalaman, bahkan Jaliyah yang duduk di kursi roda , diantarkan Edy menuju bus keberangkatan di Asrama Haji Medan, Jumat (12/7).

Sebanyak 393 jamaah Calhaj ditambah 5 petugas yang tergabung dalam kelompok terbang 1 asal Kota Medan, berangkat menuju Jeddah untuk menunaikan ibadah haji. Pemberangkatan kloter 1 ini dilepas Gubsu Edy Rahmayadi bersama Kakanwil Kemenag Sumut Iwan Zulhami dan lainnya di Aula Madinatul Hujjaz Asrama Haji Embarkasi Medan, Jumat (12/7) sore.

Gubsu mengatakan, jamaah calon haji harus ikhlas dan yakin untuk menunaikan ibadah haji di kota suci Makkah. Edy meminta kepada seluruh jamaah untuk mendoakan Sumatera Utara, agar menjadi lebih baik ke depannya. “Kami rakyat Sumut, minta didoakan. Doakan kami di rumah Allah, insyaallah di dengar oleh Allah SWT. Dengan mengucapkan bismillah, saya lepas kloter 1,” ucap Edy yang diaminkan seluruh jamaah.

Setelah melepas keberangkatan Kloter 1, dilanjutkan dengan menyerahkan pataka dan bendera merah putih kepada tim rombongan. Suasana pun semakin haru, saat pembacaan doa keselamatan menuju Makkah.

Jaliyah, yang dari awal duduk di kursi roda berada di deretan paling belakang paling belakang. Kepada sang anak, dia pun menyampaikan keinginannya bersalaman langsung dengan Gubsu, Edy Rahmayadi. “Saya ingin bertemu dan bersalaman langsung dengan gubernur,” ucap Jaliyah.

Ternyata, keinginannya itu dijabbah Allah Swt. Tiba-tiba namanya dipanggil untuk mendampingi Edy dan bersalam-salaman. Tak hanya bersalaman, gebernur bahkan memeluk dan mencium tangan Jaliyah. Edy mengaku salut kepada Jaliyah yang tercatat sebagai jamaah tertua asal Medan tersebut. “Semangat juang dan pantang menyerah untuk menjadi motivasi bagi semuanya. Mari kita mendoakan Sumut bermartabat, “ tambahnya.

Usai foto dan bersalaman, Jaliyah menjadi jamaah pertama yang diantarkan Gubsu menuju bus pemberangkatan. Tanpa canggung, Edy mendorong perlahan kursi roda Jaliyah, sambil sesekali bersalaman dengan jamaah lainnya.

Usai menaikkan Jaliyah ke bus, Edy yang diwawancarai wartawan, berharap seluruh jamaah mendoakan Sumut. “Doa calon haji dan hajah untuk rakyat Sumatera Utara, itu yang paling penting. Semoga sejahtera dan Sumatera Utara bermartabat,” tandasnya.

Amatan Sumut Pos, seluruh jamaah diarahkan petugas untuk menaiki bus di sisi kiri dan kanan gedung Aula Madinatul Hujjaz. Sementara keluarga jamaah, terharu melepas keluarganya menuju Makkah.

Diketahui, Jaliyah menjadi salah satu jamaah dengan resiko tinggi (risti). Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Farhan Indra mengatakan, hampir 50 persen jamaah kloter 1 lansia dan risti. “50 persen lagi di dominasi umurnya yang 50 tahun ke atas. Karna menjalankan ibadah haji ini, dibutuhkan fisik yang kuat,” tandasnya.

Di tempat terpisah, kloter 2 asal Kabupaten Langkat, yang berjumlah 393 calhaj, juga sudah berada di Asrama Haji Medan. Seluruh jamaah, kemudian diterima di Aula Jabal Noor dan dilanjutkan dengan pembagian gelang hologram dan pemeriksaan kesehatan.

3 Modus Pencurian

Sementara, jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Madinah Al Munawarah tercatat sebanyak 32.138 orang atau sekira 34 persen dari total jamaah gelombang I yang sebanyak 94.550 orang. Jamaah haji tersebut berasal dari 79 kelompok terbang (kloter). Demikian menurut data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada 12 Juli 2019 pukul 05.20 waktu Arab Saudi (WAS).

Adapun kloter yang tiba di Madinah berasal dari Embarkasi Lombok (LOP) sebanyak 4 kloter, Padang (PDG) 5 kloter, Ujung Pandang (UPG) 6 kloter, Banjarmasin (BDJ) 2 kloter, Batam (BTH) 7 kloter, Jakarta-Bekasi (JKS) 15 kloter, Jakarta-Pondok Gede (JKG) 5 kloter, Solo (SOC) 16 kloter, Surabaya (SUB) 14 kloter, dan Palembang (PLM) 5 kloter. Sedangkan jamaah haji yang meninggal dunia tercatat sebanyak 3 orang. Mereka adalah Khairil Abbas Salim dari Embarkasi Batam, Mudjahid Damanhuri Mangun dan Sumiyatun Suwikromo Sutardjan dari Solo.

Para jamaah calon haji asal Indonesia juga diimbau agar mewaspadai kasus pencurian yang kerap terjadi di Masjid Nabawi, Madinah. Paling tidak, ada tiga modus yang dilakukan oleh pelaku dan harus diwaspadai jamaah haji.

Kepala Seksi Khusus Masjid Nabawi Kusnul Hadi memaparkan, pertama, pelaku menyamar sebagai petugas haji untuk merampas harta korban. Nahasnya, pelakunya adalah warga Indonesia sendiri. “Kita tahu dia menyamar sebagai petugas, ngobrol dengan korban, bilang mau bantu. Yang dibidik adalah orang-orang yang sendirian, atau kelihatan kebingungan karena ditinggal rombongan,” kata Hadi di Madinah.

Kedua, lanjut dia, modus pelaku berpura-pura menjadi pembimbing ibadah. Modus ini biasanya terjadi di bagian salat perempuan. Pembimbing ibadah palsu ini kemudian mencuri dari korban. “Berpura-pura menjadi pembimbing ibadah, mengaku bisa membantu ke Raudah, padahal kita enggak butuh itu. Di wilayah perempuan antre Raudah juga banyak, barang bisa terjatuh atau kecopetan,” jelas Hadi.

Ketiga, terang dia, pelaku berpura-pura menawarkan jasa penitipan barang kepada jamaah haji Indonesia. “Jamaah yang mendapat tawaran jasa untuk menitipkan sesuatu apalagi yang berharga, setelah kurun waktu 1–2 jam orang yang tadi menawarkan jasa tidak ada, tidak bisa dilacak,” kata Hadi.

Oleh karena itu, jamaah harus hanya meminta bantuan kepada orang yang dikenal atau petugas haji resmi. “Petugas dibekali dengan seragam, baju, rompi, topi, dan ID card. ID card ini harus selalu melekat di petugas. Kalau ada orang yang memakai pakaian seragam tapi tidak pakai atribut perlu diwaspadai,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, setidaknya ada dua kasus besar yang pernah dilaporkan. Dua orang jamaah haji kehilangan uang senilai Rp20 juta dan Rp18 juta dalam beberapa hari terakhir. “Yang kehilangan Rp 18 juta itu masih muda, tahu-tahu tasnya sudah terbuka,” kata Hadi. (man/bbs)

Sutan siregar/sumut pos
ANTAR: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengantarkan Jaliyah, jamaah tertua asal Medan, menuju bus pemberangkatan, Jumat (12/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keinginan Jaliyah (98), jamaah calon haji (Calhaj) tertua asal Kota Medan, untuk bersalaman dengan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi akhirnya terwujudn

Tak cuma bersalaman, bahkan Jaliyah yang duduk di kursi roda , diantarkan Edy menuju bus keberangkatan di Asrama Haji Medan, Jumat (12/7).

Sebanyak 393 jamaah Calhaj ditambah 5 petugas yang tergabung dalam kelompok terbang 1 asal Kota Medan, berangkat menuju Jeddah untuk menunaikan ibadah haji. Pemberangkatan kloter 1 ini dilepas Gubsu Edy Rahmayadi bersama Kakanwil Kemenag Sumut Iwan Zulhami dan lainnya di Aula Madinatul Hujjaz Asrama Haji Embarkasi Medan, Jumat (12/7) sore.

Gubsu mengatakan, jamaah calon haji harus ikhlas dan yakin untuk menunaikan ibadah haji di kota suci Makkah. Edy meminta kepada seluruh jamaah untuk mendoakan Sumatera Utara, agar menjadi lebih baik ke depannya. “Kami rakyat Sumut, minta didoakan. Doakan kami di rumah Allah, insyaallah di dengar oleh Allah SWT. Dengan mengucapkan bismillah, saya lepas kloter 1,” ucap Edy yang diaminkan seluruh jamaah.

Setelah melepas keberangkatan Kloter 1, dilanjutkan dengan menyerahkan pataka dan bendera merah putih kepada tim rombongan. Suasana pun semakin haru, saat pembacaan doa keselamatan menuju Makkah.

Jaliyah, yang dari awal duduk di kursi roda berada di deretan paling belakang paling belakang. Kepada sang anak, dia pun menyampaikan keinginannya bersalaman langsung dengan Gubsu, Edy Rahmayadi. “Saya ingin bertemu dan bersalaman langsung dengan gubernur,” ucap Jaliyah.

Ternyata, keinginannya itu dijabbah Allah Swt. Tiba-tiba namanya dipanggil untuk mendampingi Edy dan bersalam-salaman. Tak hanya bersalaman, gebernur bahkan memeluk dan mencium tangan Jaliyah. Edy mengaku salut kepada Jaliyah yang tercatat sebagai jamaah tertua asal Medan tersebut. “Semangat juang dan pantang menyerah untuk menjadi motivasi bagi semuanya. Mari kita mendoakan Sumut bermartabat, “ tambahnya.

Usai foto dan bersalaman, Jaliyah menjadi jamaah pertama yang diantarkan Gubsu menuju bus pemberangkatan. Tanpa canggung, Edy mendorong perlahan kursi roda Jaliyah, sambil sesekali bersalaman dengan jamaah lainnya.

Usai menaikkan Jaliyah ke bus, Edy yang diwawancarai wartawan, berharap seluruh jamaah mendoakan Sumut. “Doa calon haji dan hajah untuk rakyat Sumatera Utara, itu yang paling penting. Semoga sejahtera dan Sumatera Utara bermartabat,” tandasnya.

Amatan Sumut Pos, seluruh jamaah diarahkan petugas untuk menaiki bus di sisi kiri dan kanan gedung Aula Madinatul Hujjaz. Sementara keluarga jamaah, terharu melepas keluarganya menuju Makkah.

Diketahui, Jaliyah menjadi salah satu jamaah dengan resiko tinggi (risti). Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Farhan Indra mengatakan, hampir 50 persen jamaah kloter 1 lansia dan risti. “50 persen lagi di dominasi umurnya yang 50 tahun ke atas. Karna menjalankan ibadah haji ini, dibutuhkan fisik yang kuat,” tandasnya.

Di tempat terpisah, kloter 2 asal Kabupaten Langkat, yang berjumlah 393 calhaj, juga sudah berada di Asrama Haji Medan. Seluruh jamaah, kemudian diterima di Aula Jabal Noor dan dilanjutkan dengan pembagian gelang hologram dan pemeriksaan kesehatan.

3 Modus Pencurian

Sementara, jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Madinah Al Munawarah tercatat sebanyak 32.138 orang atau sekira 34 persen dari total jamaah gelombang I yang sebanyak 94.550 orang. Jamaah haji tersebut berasal dari 79 kelompok terbang (kloter). Demikian menurut data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada 12 Juli 2019 pukul 05.20 waktu Arab Saudi (WAS).

Adapun kloter yang tiba di Madinah berasal dari Embarkasi Lombok (LOP) sebanyak 4 kloter, Padang (PDG) 5 kloter, Ujung Pandang (UPG) 6 kloter, Banjarmasin (BDJ) 2 kloter, Batam (BTH) 7 kloter, Jakarta-Bekasi (JKS) 15 kloter, Jakarta-Pondok Gede (JKG) 5 kloter, Solo (SOC) 16 kloter, Surabaya (SUB) 14 kloter, dan Palembang (PLM) 5 kloter. Sedangkan jamaah haji yang meninggal dunia tercatat sebanyak 3 orang. Mereka adalah Khairil Abbas Salim dari Embarkasi Batam, Mudjahid Damanhuri Mangun dan Sumiyatun Suwikromo Sutardjan dari Solo.

Para jamaah calon haji asal Indonesia juga diimbau agar mewaspadai kasus pencurian yang kerap terjadi di Masjid Nabawi, Madinah. Paling tidak, ada tiga modus yang dilakukan oleh pelaku dan harus diwaspadai jamaah haji.

Kepala Seksi Khusus Masjid Nabawi Kusnul Hadi memaparkan, pertama, pelaku menyamar sebagai petugas haji untuk merampas harta korban. Nahasnya, pelakunya adalah warga Indonesia sendiri. “Kita tahu dia menyamar sebagai petugas, ngobrol dengan korban, bilang mau bantu. Yang dibidik adalah orang-orang yang sendirian, atau kelihatan kebingungan karena ditinggal rombongan,” kata Hadi di Madinah.

Kedua, lanjut dia, modus pelaku berpura-pura menjadi pembimbing ibadah. Modus ini biasanya terjadi di bagian salat perempuan. Pembimbing ibadah palsu ini kemudian mencuri dari korban. “Berpura-pura menjadi pembimbing ibadah, mengaku bisa membantu ke Raudah, padahal kita enggak butuh itu. Di wilayah perempuan antre Raudah juga banyak, barang bisa terjatuh atau kecopetan,” jelas Hadi.

Ketiga, terang dia, pelaku berpura-pura menawarkan jasa penitipan barang kepada jamaah haji Indonesia. “Jamaah yang mendapat tawaran jasa untuk menitipkan sesuatu apalagi yang berharga, setelah kurun waktu 1–2 jam orang yang tadi menawarkan jasa tidak ada, tidak bisa dilacak,” kata Hadi.

Oleh karena itu, jamaah harus hanya meminta bantuan kepada orang yang dikenal atau petugas haji resmi. “Petugas dibekali dengan seragam, baju, rompi, topi, dan ID card. ID card ini harus selalu melekat di petugas. Kalau ada orang yang memakai pakaian seragam tapi tidak pakai atribut perlu diwaspadai,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, setidaknya ada dua kasus besar yang pernah dilaporkan. Dua orang jamaah haji kehilangan uang senilai Rp20 juta dan Rp18 juta dalam beberapa hari terakhir. “Yang kehilangan Rp 18 juta itu masih muda, tahu-tahu tasnya sudah terbuka,” kata Hadi. (man/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/