27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Masuk Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin, Syawal Gultom Dikabarkan Jadi Mendikbud

Syawal Gultom, Rektor Unimed

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) segera mengumumkan susunan Kebinet Kerja jilid II setelah dia dan Wapres terpilih Ma’ruf Amin dilantik pada Oktober 2019. Yang membanggakan bagi warga Sumut, Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), Syawal Gultom dikabarkan masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II tersebutn

INFORMASI itu diberitakan salah satu media online nasional, Sabtu (10/8) lalu. Di pemberitaan itu disebutkan, Syawal Gultom akan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Terkait itu informasi tersebut, Rektor Unimed terpilih, Syamsul Gultom yang dikonfirmasi wartawan, Senin (12/8), masih enggan berkomentar. “Kita lihat sajalah dulu,” ujarnya.

Sedangkan Syawal Gultom yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu dari mana kabar yang menyebutkan dirinya akan jadi menteri. “Tidak tahu dapat sumbernya darimana,” ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, Unimed mengusulkan putra terbaik asal Provinsi Sumatera Utara Prof Dr Syawal GultomMPd menjadi calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet pada kepemimpinan Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. “Wacana ini cukup beralasan, karena semua aspek yang dibutuhkan untuk seorang menteri sudah melekat pada figur Syawal Gultom,” kata Dosen Akuntansi dan Sektor Publik Universitas Negeri Medan (Unimed) Azizul Kholis, 16 Mei 2019 lalu.

Unimed, menurut dia, menyambut baik dan terus mengumandangkan ke seantero nusantara, agar dukungan moril dari semua pemangku kepentingan pendidikan menjadi lebih meluas dan masif. Selain itu, masyarakat pendidikan Indonesia akan menjadi lebih paham tentang pentingnya figur calon menteri. “Yang akan mengemban tugas pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia dengan menempatkan seorang figur menteri yang sesuai dengan bidang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan penguasaan bidang pekerjaannya,” ujar Kholis.

Ia menyebutkan, dukungan yang diberikan oleh seluruh civitas akademika Unimed terhadap jajak pendapat yang mengemuka saat ini dengan memunculkan figur Syawal sebagai salah satu nama yang harus diperhitungkan di pentas nasional calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Menurut Kholis sekaligus pembuktian, dukungan ini bukan sebatas wacana ataupun dukungan secara emosional moralitas semata.

Syawal memenuhi unsur variabel dan indikator untuk menduduki jabatan Mendikbud, karena memiliki latar belakang pendidikan mulai S1, S2, sampai S3 di bidang pendidikan. “Saat ini menyandang gelar Guru Besar juga di bidang pendidikan, dan sepanjang karier profesionalismenya sejak menjadi guru, serta dosen. Masalah pendidikan terus ditekuni dan dihayati Prof. Syawal hingga kini,” ucap dia.

Kholis menambahkan, salah satu terobosan brilian dari pemikiran Syawal adalah gagasan kurikulum tahun 2013 dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Faktor pengalaman Syawal, kata Kholis, juga sudah teruji pada capaian puncak karier tertinggi pada jabatan di Pemerintahan Pusat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementerian Pendidikan Nasional di era Menteri Mohamad Nuh.

Kemudian jabatan dua periode sebagai Rektor Unimed, diawali dengan jabatan sebagai Pembantu Rektor 2 Bidang Administrasi, Keuangan dan SDM yang diemban. Ia telah mampu membukukan capaian kinerja dan prestasi tertinggi dengan mewujudkan akreditasi Perguruan Tinggi “A” bagi Unimed sebagai Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU).

Ditambah lagi berbagai prestasi yang dicapai oleh seluruh sivitas akademika Unimed baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional di bawah kepemimpinan Syawal.

“Di bidang organisasi profesi pendidikan dan asosiasi perguruan tinggi, Prof Syawal dipercaya menjadi Ketua/Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Indonesia, dengan berbagai ikutan program dan kegiatannya untuk memajukan Perguruan LPTK di Indonesia,” tutup Kholis.

Dalam beberapa hari lalu, di media sosial beredar salinan nama-nama menteri pembantu presiden dalam kabinet kerja jilid II periode 2019-2024. Disebutkan dalam salinan itu, pengangkatan menteri sudah dilakukan para rapat tertutup di Istana Bogor pada 4 Agustus 2019. Selain Jokowi, hadir Maruf Amin dan ketua umum partai koalisi.

Berikut susunan kabinet Jokowi-Maruf seperti dalam salinan itu: Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung Wibowo; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Hendrawan Supratikno; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Susi Pudjiastuti; Menteri Perhubungan, Rusdi Kirana; Menteri Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Faisal Basri; Menteri Pariwisata, Triawan Munaf.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Ryamizard Ryacudu; Menteri Dalam Negeri, Ganjar Pranowo; Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal; Menteri Pertahanan, Andi Widjajanto; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mahfud MD; Menteri Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Heru Budi Hartono.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rini Soemarno; Menteri Keuangan, Muhammad Chatin Basri; Menteri BUMN, Ririel Ardiansyah; Menteri Koperasi dan UKM, Eva Kusuma Sundari; Menteri Perindustrian, Bahlil Lahadalia; Menteri Perdagangan, Fadli Zon; Menteri Pertanian, Spudnik Sujono Kamino; Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadi Muljono; Menteri Lingkungan Hidup dan Perikanan, Tsamara Amany Alatas; Menteri Agraria dan Tata Ruang, Adian Napitupulu.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Yudi Latief; Menteri Agama, Komaruddin Hidayat; Menteri Kesehatan, Daeng M Faqih; Menteri Sosial, Agus Harimurti Yudhoyono; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Najwa Shihab; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom; Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kadarsah Suryadi; Menteri Pemuda Dan Olahraga, Erick Thohir; Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budiman Sudjatmiko.

Pejabat Setingkat Menteri: Jaksa Agung, Todung Mulya Lubis; Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Andhika Perkasa; Kapolri, Jenderal Polisi Mohammad Tito Karnavian; Sekretaris Kabinet, Johan Budi.

Kepala Negara Pemerintah Nonkementerian: Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan; Kepala Badan Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong; Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Addie Muljadi Sumaatmadja. Kepala Lembaga Non Struktural: Kepala Staf Kepresidenan, Diaz Hendropriyono. (bbs)

Syawal Gultom, Rektor Unimed

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) segera mengumumkan susunan Kebinet Kerja jilid II setelah dia dan Wapres terpilih Ma’ruf Amin dilantik pada Oktober 2019. Yang membanggakan bagi warga Sumut, Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), Syawal Gultom dikabarkan masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II tersebutn

INFORMASI itu diberitakan salah satu media online nasional, Sabtu (10/8) lalu. Di pemberitaan itu disebutkan, Syawal Gultom akan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Terkait itu informasi tersebut, Rektor Unimed terpilih, Syamsul Gultom yang dikonfirmasi wartawan, Senin (12/8), masih enggan berkomentar. “Kita lihat sajalah dulu,” ujarnya.

Sedangkan Syawal Gultom yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu dari mana kabar yang menyebutkan dirinya akan jadi menteri. “Tidak tahu dapat sumbernya darimana,” ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, Unimed mengusulkan putra terbaik asal Provinsi Sumatera Utara Prof Dr Syawal GultomMPd menjadi calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet pada kepemimpinan Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. “Wacana ini cukup beralasan, karena semua aspek yang dibutuhkan untuk seorang menteri sudah melekat pada figur Syawal Gultom,” kata Dosen Akuntansi dan Sektor Publik Universitas Negeri Medan (Unimed) Azizul Kholis, 16 Mei 2019 lalu.

Unimed, menurut dia, menyambut baik dan terus mengumandangkan ke seantero nusantara, agar dukungan moril dari semua pemangku kepentingan pendidikan menjadi lebih meluas dan masif. Selain itu, masyarakat pendidikan Indonesia akan menjadi lebih paham tentang pentingnya figur calon menteri. “Yang akan mengemban tugas pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia dengan menempatkan seorang figur menteri yang sesuai dengan bidang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan penguasaan bidang pekerjaannya,” ujar Kholis.

Ia menyebutkan, dukungan yang diberikan oleh seluruh civitas akademika Unimed terhadap jajak pendapat yang mengemuka saat ini dengan memunculkan figur Syawal sebagai salah satu nama yang harus diperhitungkan di pentas nasional calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Menurut Kholis sekaligus pembuktian, dukungan ini bukan sebatas wacana ataupun dukungan secara emosional moralitas semata.

Syawal memenuhi unsur variabel dan indikator untuk menduduki jabatan Mendikbud, karena memiliki latar belakang pendidikan mulai S1, S2, sampai S3 di bidang pendidikan. “Saat ini menyandang gelar Guru Besar juga di bidang pendidikan, dan sepanjang karier profesionalismenya sejak menjadi guru, serta dosen. Masalah pendidikan terus ditekuni dan dihayati Prof. Syawal hingga kini,” ucap dia.

Kholis menambahkan, salah satu terobosan brilian dari pemikiran Syawal adalah gagasan kurikulum tahun 2013 dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Faktor pengalaman Syawal, kata Kholis, juga sudah teruji pada capaian puncak karier tertinggi pada jabatan di Pemerintahan Pusat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementerian Pendidikan Nasional di era Menteri Mohamad Nuh.

Kemudian jabatan dua periode sebagai Rektor Unimed, diawali dengan jabatan sebagai Pembantu Rektor 2 Bidang Administrasi, Keuangan dan SDM yang diemban. Ia telah mampu membukukan capaian kinerja dan prestasi tertinggi dengan mewujudkan akreditasi Perguruan Tinggi “A” bagi Unimed sebagai Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU).

Ditambah lagi berbagai prestasi yang dicapai oleh seluruh sivitas akademika Unimed baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional di bawah kepemimpinan Syawal.

“Di bidang organisasi profesi pendidikan dan asosiasi perguruan tinggi, Prof Syawal dipercaya menjadi Ketua/Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Indonesia, dengan berbagai ikutan program dan kegiatannya untuk memajukan Perguruan LPTK di Indonesia,” tutup Kholis.

Dalam beberapa hari lalu, di media sosial beredar salinan nama-nama menteri pembantu presiden dalam kabinet kerja jilid II periode 2019-2024. Disebutkan dalam salinan itu, pengangkatan menteri sudah dilakukan para rapat tertutup di Istana Bogor pada 4 Agustus 2019. Selain Jokowi, hadir Maruf Amin dan ketua umum partai koalisi.

Berikut susunan kabinet Jokowi-Maruf seperti dalam salinan itu: Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung Wibowo; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Hendrawan Supratikno; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Susi Pudjiastuti; Menteri Perhubungan, Rusdi Kirana; Menteri Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Faisal Basri; Menteri Pariwisata, Triawan Munaf.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Ryamizard Ryacudu; Menteri Dalam Negeri, Ganjar Pranowo; Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal; Menteri Pertahanan, Andi Widjajanto; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mahfud MD; Menteri Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Heru Budi Hartono.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rini Soemarno; Menteri Keuangan, Muhammad Chatin Basri; Menteri BUMN, Ririel Ardiansyah; Menteri Koperasi dan UKM, Eva Kusuma Sundari; Menteri Perindustrian, Bahlil Lahadalia; Menteri Perdagangan, Fadli Zon; Menteri Pertanian, Spudnik Sujono Kamino; Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadi Muljono; Menteri Lingkungan Hidup dan Perikanan, Tsamara Amany Alatas; Menteri Agraria dan Tata Ruang, Adian Napitupulu.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Yudi Latief; Menteri Agama, Komaruddin Hidayat; Menteri Kesehatan, Daeng M Faqih; Menteri Sosial, Agus Harimurti Yudhoyono; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Najwa Shihab; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom; Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kadarsah Suryadi; Menteri Pemuda Dan Olahraga, Erick Thohir; Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budiman Sudjatmiko.

Pejabat Setingkat Menteri: Jaksa Agung, Todung Mulya Lubis; Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Andhika Perkasa; Kapolri, Jenderal Polisi Mohammad Tito Karnavian; Sekretaris Kabinet, Johan Budi.

Kepala Negara Pemerintah Nonkementerian: Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan; Kepala Badan Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong; Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Addie Muljadi Sumaatmadja. Kepala Lembaga Non Struktural: Kepala Staf Kepresidenan, Diaz Hendropriyono. (bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/