25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Mencirim dan Medan Utara Geger ‘Kakek Sarung’

Hanya jarak beberapa meter, warga lain yang mengaku bernama Toto (45), juga bercerita bertemu ‘Kakek Sarung’ Desember 2014 lalu, sekira pukul 12.00 WIB.

Kakek itu bawa anak kecil perempuan yang dibonceng naiki sepeda ontel dan menghampiri mereka yang sedang asyik duduk di teras depan rumah mereka. Toto mengaku tak mempedulikan kakek tersebut. Namun istrinya, Nur (40) melayani kakek tersebut. Tak berbeda jauh dengan yang dialami Minah, Nur pun ditawarkan sarung yang sudah kumal dengan meminta Rp5 ribu, dengan alasan untuk membeli beras.

Lantaran sarung tersebut terlalu kumal, Nur pun tak mengambil sarung tersebut, hanya memberikan uang saja. “Ini uang Rp 5 ribu, saya kasih buat bapak. Saya ikhlas, dan kain sarung itu bapak bawa aja ya,” ucap Toto mengenang percakapan istrinya kala itu dengan kakek misterius itu.

“Ditawarinya sarung yang udah kumal. Karena gak cocok menurut istri saya, ya udah, uang ajalah yang dikasi sama kakek itu,” beber kakek 1 cucu yang juga honorer dinas kebersihan Kota Medan itu.

Beda dengan Yanto yang ditemui di Jalan Sei Mencirim Dusun IV A, Desa Sei Sengkol. Dia mengaku sudah mendengar isu heboh itu. Namun hingga kemarin, penjaga sekolah Al-Fahri ini mengaku belum pernah didatangi. Tapi dia sempat mendapatkan informasi dari orang pintar yang memiliki kelebihan tertentu, ‘Kakek Sarung’ tersebut yang diketahui menaiki sepeda ontel ternyata membawa keranda mayat.

“Tak semua orang dapat melihat hal tersebut dengan mata telanjang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan yang bisa melihat keranda mayat itu,” ujarnya.

Foto: Posmetro Medan Pak Yanto saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku pernah bertemu dengan kakek yang menjual sarung lusuh.
Foto: Posmetro Medan
Pak Yanto saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku pernah bertemu dengan kakek yang menjual sarung lusuh.

“Memang dek, saya dengar kalau kakek sarung tersebut naik sepeda keliling-keliling wilayah Sei Mencirim. Namun, yang saya dengar bahwa ia bukan naik sepeda melainkan keranda,” jelasnya.

“Saya sendiri belum pernah didatangi, pun begitu kalau ada orang yang demikian saya akan tetap waspada dan menolaknya secara halus. Saya berdoa agar hal-hal tersebut terhindar dari saya dan sekeluarga,” ucap Yanto diamini Yanti (60), Desi (37) dan Ayu (30) saat menyambangi kediaman mereka, Jum’at (13/3) sore sekira pukul 16.00 WIB.

Hanya jarak beberapa meter, warga lain yang mengaku bernama Toto (45), juga bercerita bertemu ‘Kakek Sarung’ Desember 2014 lalu, sekira pukul 12.00 WIB.

Kakek itu bawa anak kecil perempuan yang dibonceng naiki sepeda ontel dan menghampiri mereka yang sedang asyik duduk di teras depan rumah mereka. Toto mengaku tak mempedulikan kakek tersebut. Namun istrinya, Nur (40) melayani kakek tersebut. Tak berbeda jauh dengan yang dialami Minah, Nur pun ditawarkan sarung yang sudah kumal dengan meminta Rp5 ribu, dengan alasan untuk membeli beras.

Lantaran sarung tersebut terlalu kumal, Nur pun tak mengambil sarung tersebut, hanya memberikan uang saja. “Ini uang Rp 5 ribu, saya kasih buat bapak. Saya ikhlas, dan kain sarung itu bapak bawa aja ya,” ucap Toto mengenang percakapan istrinya kala itu dengan kakek misterius itu.

“Ditawarinya sarung yang udah kumal. Karena gak cocok menurut istri saya, ya udah, uang ajalah yang dikasi sama kakek itu,” beber kakek 1 cucu yang juga honorer dinas kebersihan Kota Medan itu.

Beda dengan Yanto yang ditemui di Jalan Sei Mencirim Dusun IV A, Desa Sei Sengkol. Dia mengaku sudah mendengar isu heboh itu. Namun hingga kemarin, penjaga sekolah Al-Fahri ini mengaku belum pernah didatangi. Tapi dia sempat mendapatkan informasi dari orang pintar yang memiliki kelebihan tertentu, ‘Kakek Sarung’ tersebut yang diketahui menaiki sepeda ontel ternyata membawa keranda mayat.

“Tak semua orang dapat melihat hal tersebut dengan mata telanjang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan yang bisa melihat keranda mayat itu,” ujarnya.

Foto: Posmetro Medan Pak Yanto saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku pernah bertemu dengan kakek yang menjual sarung lusuh.
Foto: Posmetro Medan
Pak Yanto saat ditemui di rumahnya. Ia mengaku pernah bertemu dengan kakek yang menjual sarung lusuh.

“Memang dek, saya dengar kalau kakek sarung tersebut naik sepeda keliling-keliling wilayah Sei Mencirim. Namun, yang saya dengar bahwa ia bukan naik sepeda melainkan keranda,” jelasnya.

“Saya sendiri belum pernah didatangi, pun begitu kalau ada orang yang demikian saya akan tetap waspada dan menolaknya secara halus. Saya berdoa agar hal-hal tersebut terhindar dari saya dan sekeluarga,” ucap Yanto diamini Yanti (60), Desi (37) dan Ayu (30) saat menyambangi kediaman mereka, Jum’at (13/3) sore sekira pukul 16.00 WIB.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/