Sebelum penggerebekan, tim menggelar apel di depan gedung Ditreskrimsus. Selanjutnya tim pun meluncur ke pabrik yang sudah menjadi target. Sekitar 45 menit, iring-iringan petugaspun tiba di depan pabrik yang tertutup rapat itu. Warga sekitar yang melihat kedatangan petugas langsung berdiri dan mengikuti dari belakang.
Mereka juga menanyakan kedatangan petugas. Setelah mengatakan maksud dan tujuan kepada security perusahaan, akhirnya pintu gerbang setinggi sekira 4 meter itu dibuka, tim langsung menuju gudang tempat penyimpanan saos yang diduga memakai bahan tekstil. Selanjutnya, tim langsung masuk ke dalam gudang yang berisikan ribuan kotak saos cabe merek Dena, Bola Dunia dan ratusan kardus Saos Cabe merek Sun Flower siap jual.
Setelah memeriksa selama 1 jam, petugas juga menemukan drum BBM jenis Solar bersubsidi yang dipergunakan untuk produksi. Setelah melihat isi gudang, petugaspun berkeliling di dalam gudang berukuran sekitar 1 hektar itu. Kedatangan petugas ke beberapa gudang yang ada di dalam pabrik itu sontak membuat karyawan yang bekerja terhenti, mereka terkejut dengan kedatangan petugas dan wartawan ke gudang itu.
Namun, pemilik pabrik yang berada di lokasi memberikan isyarat agar karyawan kembali bekerja. Selanjutnya, petugas mengambil beberapa barang bukti untuk pemaparan. Sementara itu, beberapa warga setempat mengatakan pabrik saos tersebut memang sudah lama beroperasi.
“Soal mengelola saus bercampur bahan tekstil, kami tidak urus kali. Karena pengelola juga baik kepada kami, setiap ada kegiatan selalu dibantu. Kami juga heran dengan penggerebekan. Kalau polisi bicara baik-baik dengan pemiliknya pasti semua dapat diatur. Kalau sudah digerebek, ya sudahlah,” tandas pria yang mengaku sudah 15 tahun menetap di sekitar pabrik.
Saos cabe bermerek Dena, Bola Dunia dan Sun Flower yang diduga mengandung bahan tekstil langsung digaris polisi. Sementara itu, di bungkus Saus cabe tertulis dibuat dengan cabe, ubi, maizeba, bawang putih, gula pasir, asam asetat, sodium benzoat, pewarna makanan Ponceau 4 R.(gib/trg)