MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bocah kelas 5 SD sekolah negeri di Medan sebut saja Bunga, menjadi korban pemerkosaan bahkan budak seks dua pria dewasa. Perlakuan itu didapat nya dari seorang tukang becak DL (50) dan penjaga salahsatu gereja KY (49). Kejinya lagi, setiap akan diperkosa, keduanya kerap mengancam korban dengan menggunakan pisau dapur dan silet.
Terbongkarnya kasus pemerkosaan ini bermula dari kecurigaan tante korban yang melihat kemanakannya itu kerap dibawa pelaku KY ke dalam gereja. Akhirnya tante korban melakukan interogasi.
Berdasar informasi yang didapat, Bunga mengakui apa yang dilakukan keduanya setelah diperiksa tantenya. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, kemudian pelaku memberikan uang Rp 5 ribu. “Kalo KY itu sejak saya kelas 4 SD ‘gituin’ saya, sedangkan DL sejak saya kelas 5,” ujar korban saat ditemui wartawan di Mapolreatabes Medan, Rabu (13/9)
Bunga menambahkan, ia dicabuli oleh kedua pelaku di lokasi berbeda. “Sama KY saya ‘digituinnya’ di loteng gereja, sedangkan sama DL saya ‘digitukannya’ didalam kamarnya,” jelasnya sambil berlalu.
Keluarga korban, Shima mengatakan bahwa pihaknya tidak terima keponakannya menjadi korban perkosaan. Ia berharap agar pelaku DL segera ditangkap.“Jadi kemarin pelaku kami tangkap bersama warga di Jalan Pelita 2 saat dia pangkas. Sedangkan pelaku satu lagi DL melarikan diri. Saya harap pelaku lainnya (DL) segera ditangkap. Setahun keponakan saya diperkosa mereka,” katanya.
Diketahui Bunga diasuh oleh kerabatnya di Medan setelah sebelumnya dia menetap di Batam bersama orangtuanya karena faktor ekonomi. Saat mengetahui kejadian perkosaan ini, orang tua korban, DS, shock dan datang ke Medan untuk melaporkan kasus tersebut.
Shima menambahkan, akibat peristiwa ini, orang tua korban berencana menetap kembali di Medan. “Kalo di Batam, biaya hidup disana besar bang, apalagi orang tua korban cuma kerja serabutan, namanya juga gak tamatan sekolahan bang,” terangnya. (dvs/ila)