FOGGING BUKAN SOLUSI
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita menilai pastisipasi masyarakat melakukan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan di kawasan Marelan memang masih rendah. “Di Marelan kawasannya rawan. Bukan berarti kami enggak mendekatkan pelayanan. Tapi masyarakat memiliki peran utama dalam menjaga kebersihan di lingkungannya sendiri. Ini loh pola pikir yang harus masyarakat terapkan,” ujarnya.
Memang fogging merupakan salah satu cara mematikan nyamuk dewasa yang membawa virus DBD dari orang yang sakit, tapi fogging bukanlah jawaban dari masalah ini. Dijelaskannya, tindakan fogging itu untuk membatasi angka kasus, bukan memutuskan mata rantai DBD. “Cara mencegah mata rantai DBD itu tadi yang saya katakan sebelumnya, masyarakat melakukan PSN secara serentak dan teratur, baik di rumah, di sekolah dan di tempat umum lainnya,” ungkapnya.
Dalam pencegahan DBD pihaknya melakukan penyuluhan pada masyarakat, ke sekolah-sekolah, tempat ibadah, dan serentak melakukan PSN setiap Jumat. Ini dilakukan oleh pihak kecamatan yang ada di Medan untuk mengkoordinir kegiatan PSN ini sebagai kegiatan rutin setiap minggu di wilayahnya masing-masing. Namun begitu, Dinkes Medan sudah melakukan fogging di setiap kecamatan yang ada di Kota Medan.
“Setiap ada laporan data kasus DBD yang masuk dari Puskesmas per kecamatan ke Dinkes Medan, langsung dijadwalkan untuk dilakukan fogging. Saya mengimbau masyarakat Kota Medan yang mengalami gejala DBD seperti suhu badan mendadak panas, lemas, adanya bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang dan terkadang mengalami mimisan untuk segera dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan medis,” katanya. (rul/win)