33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Medan Marelan Rawan DBD: 2015, Ditemukan 20 Kasus

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Sejumlah anak menyaksikan petugas melakukan fogging (pengasapan) di Marelan, langkah fogging hanya sebagai pencegahan berkembang biaknya larva nyamuk aedes aegypti.
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah anak menyaksikan petugas melakukan fogging (pengasapan) di Marelan, langkah fogging hanya sebagai pencegahan berkembang biaknya larva nyamuk aedes aegypti.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Camat Medan Marelan, Parlindungan Nasution mengingatkan warganya agar senantiasa mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah denque (DBD). Hal itu disampaikan terkait ditemukannya kasus DBD yang merenggut nyawa seorang balita dua hari lalu. “Kita minta warga lebih mewaspadai penyakit demam berdarah. Apalagi, saat ini cuaca sedang terjadi peralihan musim,” imbau Parlindungan, Minggu (13/12).

Selama ini menurutnya, pihak kecamatan bersama petugas Puskesmas setempat rutin melaksanakan sosialisasi kepada warga, dan melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah pemukiman warga yang dinilai rawan DBD.”Warga juga kita ingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan, dan melaksanakan 3M (Menimbun, Menguras dan Mengubur barang bekas),” katanya.

Begitupun, Parlindungan berharap kepada seluruh warga bila menemukan adanya gejala DBD yang menimpa keluarga maupun tetangganya, segera melaporkan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat agar secepatnya bisa dilakukan penanganan medis. “Proaktif dari warga juga diharapkan. Seperti melaporkan ke petugas Puskesmas, bila menemukan kasus demam berdarah di tempat tinggalnya,” ungkap Parlindungan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Medan Marelan, dr Surya menambahkan, disamping menjaga kebersihan lingkungan. Upaya lain agar terhindar dari demam berdarah adalah dengan menjaga pola makan seimbang, sehat dan hidup bersih. “Yang utama menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” terang Surya.

Surya menyebutkan dalam melakukan PSN di permukiman warga pihaknya terkadang banyak menemukan adanya genangan air akibat dari saluranm drainase yang tidak lancar mengalir. Kondisi ini sangat berpotensi menjadi sarang penyebaran DBD.

“Kita tetap melakukan pengecekan dan PSN secara berkala. Tapi, kalau kondisi rumahnya bersih, sedangkan drainase tidak lancar mengalir tetap saja menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ungkapnya.

Berdasarkan data Puskesmas, penderita DBD di Kecamatan Medan Marelan pada rentang waktu bulan Januari – Nopember 2015 terdapat 20 kasus demam berdarah. Adapun korban yang meninggal dunia mencapai 2 orang.”Dari lima kelurahan di Marelan, rata-rata rentan penyebaran DBD. Cuma yang rawan adalah di tiga kelurahan yakni, Kelurahan Terjun, Rengas Pulau dan Labuhan Deli,” kata Surya.

Sebelumnya seorang anak berusia di bawah lima tahun (balita) dikabarkan meninggal dunia diduga setelah terdiagnosa terjangkit DBD. Korban, Rizki (4) warga Jalan M Basir Gang Keluarga Kelurahan Rengas Pulau, meninggal dunia setelah sempat dirawat pada salah satu rumah sakit di kawasan Marelan.

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Sejumlah anak menyaksikan petugas melakukan fogging (pengasapan) di Marelan, langkah fogging hanya sebagai pencegahan berkembang biaknya larva nyamuk aedes aegypti.
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah anak menyaksikan petugas melakukan fogging (pengasapan) di Marelan, langkah fogging hanya sebagai pencegahan berkembang biaknya larva nyamuk aedes aegypti.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Camat Medan Marelan, Parlindungan Nasution mengingatkan warganya agar senantiasa mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah denque (DBD). Hal itu disampaikan terkait ditemukannya kasus DBD yang merenggut nyawa seorang balita dua hari lalu. “Kita minta warga lebih mewaspadai penyakit demam berdarah. Apalagi, saat ini cuaca sedang terjadi peralihan musim,” imbau Parlindungan, Minggu (13/12).

Selama ini menurutnya, pihak kecamatan bersama petugas Puskesmas setempat rutin melaksanakan sosialisasi kepada warga, dan melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah pemukiman warga yang dinilai rawan DBD.”Warga juga kita ingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan, dan melaksanakan 3M (Menimbun, Menguras dan Mengubur barang bekas),” katanya.

Begitupun, Parlindungan berharap kepada seluruh warga bila menemukan adanya gejala DBD yang menimpa keluarga maupun tetangganya, segera melaporkan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat agar secepatnya bisa dilakukan penanganan medis. “Proaktif dari warga juga diharapkan. Seperti melaporkan ke petugas Puskesmas, bila menemukan kasus demam berdarah di tempat tinggalnya,” ungkap Parlindungan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Medan Marelan, dr Surya menambahkan, disamping menjaga kebersihan lingkungan. Upaya lain agar terhindar dari demam berdarah adalah dengan menjaga pola makan seimbang, sehat dan hidup bersih. “Yang utama menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” terang Surya.

Surya menyebutkan dalam melakukan PSN di permukiman warga pihaknya terkadang banyak menemukan adanya genangan air akibat dari saluranm drainase yang tidak lancar mengalir. Kondisi ini sangat berpotensi menjadi sarang penyebaran DBD.

“Kita tetap melakukan pengecekan dan PSN secara berkala. Tapi, kalau kondisi rumahnya bersih, sedangkan drainase tidak lancar mengalir tetap saja menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ungkapnya.

Berdasarkan data Puskesmas, penderita DBD di Kecamatan Medan Marelan pada rentang waktu bulan Januari – Nopember 2015 terdapat 20 kasus demam berdarah. Adapun korban yang meninggal dunia mencapai 2 orang.”Dari lima kelurahan di Marelan, rata-rata rentan penyebaran DBD. Cuma yang rawan adalah di tiga kelurahan yakni, Kelurahan Terjun, Rengas Pulau dan Labuhan Deli,” kata Surya.

Sebelumnya seorang anak berusia di bawah lima tahun (balita) dikabarkan meninggal dunia diduga setelah terdiagnosa terjangkit DBD. Korban, Rizki (4) warga Jalan M Basir Gang Keluarga Kelurahan Rengas Pulau, meninggal dunia setelah sempat dirawat pada salah satu rumah sakit di kawasan Marelan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/