Tak Mau Bayar Rp100 Ribu, Siswa Diancam Digagalkan
MEDAN-Kunci jawaban Ujian Nasional (UN) 2011 di kalangan siswa tingkat SMA sederajat di Kota Medan sudah bocor. Padahal pelaksanaan UN masih empat hari lagi. Hasil penelusuran wartawan Sumut Pos, ada sekolah melalui oknum kepala sekolah yang jor-joran menawarkan kunci jawaban UN dengan tarif Rp100 ribu untuk semua mata pelajaran yang diujikan.
Orangtua seorang siswa swasta Primbana di Jalan AH Nasution Medan membenarkan penawaran kunci jawaban dan kutipan biaya tersebut. Pihak sekolah menjamin, kunci jawaban yang diberikan nanti merupakan kunci jawaban dari naskah asli UN 2011.
“Iya, kami memang dikutip uang oleh kepala sekolah. Janjinya, kunci jawaban akan diberikan pada UN nanti,”n
ujar seorang siswa kelas XII sekolah swasta yang tak mau namanya dikorankan, Kamis (14/4).
Tidak semua siswa mau mengikuti membeli kunci jawaban tersebut. Namun, menurutnya, siswa yang menolak langsung diancam tidak akan lulus pada UN tahun ini. “Siapa yang nggak takut kalau sudah diancam seperti itu. Ya akhirnya banyak juga teman-teman yang terpaksa bayar, walau tak ikhlas,” katanya.
Kepala SMA Swasta Primbana, Angganan Sinaga membantah keras kabar tersebut. “Semua (biaya persiapan UN) sudah ditanggung sekolah, baik dari les, try out, ujian hingga uang-uang yang dibutuhkan untuk melengkapi UN ini,” jelasnya.
Angganan menduga, ada siswa yang salah memberikan informasi kepada orangtua. “Sehingga orangtua yang merasa terbebani dengan permintaan siswa mengatasnamakan sekolah lalu melapor kepada wartawan Sumut Pos. Jadi, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Sumut Pos, dengan adanya informasi ini kita jadi bisa mengcross-check hal tersebut kepada siswa dan orangtua siswa,” jelasnya.
Kepala Disdik Kota Medan, Hasan Basri menegaskan kepada orangtua siswa agar tak mempercayai isu-isu yang menyesatkan soal pererdaran kunci jawaban UN. “Untuk peserta ujian dan orangtua siswa jangan pernah percaya kalau ada yang menawarkan kunci jawaban dan naskah soal karena semua itu tak benar. Naskah soal dijaga ketat, dikawal dan disaksikan pak menteri, pengawalan juga luar biasa,” tuturnya.
Hasan juga menegaskan, menjelang UN banyak sekali beredar isu-isu yang menyesatkan. Makanya, Disdik meminta kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan sosialisasi kepada orangtua dan memberi pemahaman yang sejelas-jelasnya terkait UN. Menurutnya, pelaksanaan UN harus sesuai dengan prosedur opreasional standar (POS) untuk penyelenggara yang mencakup guru, kepala sekolah, pengawas dan disdik.
Selain itu, Hasan meminta kepada masyarakat untuk mendukung pelaksanaan UN dan mendorong anaknya untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh. Sedangkan kepada media massa, Hasan meminta agar dalam pemberitaan benar-benar memiliki data yang kuat, jangan asal memberitakan terkait ada isu kebocoran dan lain sebagainya. “Kita ketahui dulu kebocoran UN terjadi dan sudah diungkap polisi. Ternyata kesalahan tidak terjadi pada disdik melainkan dari hulunya (percetakan, red),” ungkapnya.
Nias Pertama, Medan Terakhir
Ketua Panitia UN Sumut 2011, Ilyas Sitorus mengatakan, dalam UN 2011 ini, sebanyak 1.900 pengawas dari perguruan tinggi dilibatkan pada pelaksanan UN. “Hal ini merupakan upaya dalam mengantisipasi kebocoran naskah soal pada pelaksanaan UN 2011 ini,” katanya.
Tak hanya itu, sambung Ilyas, menurutnya perguruan tinggi juga bertanggung jawab dalam pengawasan, pencetakan dan pendistribusian naskah soal UN. “Pada penyelenggaraan UN nanti, minimal tiap sekolah penyelenggara UN akan diawasi seorang pengawas. Namun, bisa melibatkan dua orang pengawas jika sekolah tersebut memiliki lebih dari 10 kelas ujian,” tuturnya.
Ilyas menjelaskan, sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS) dan keputusan yang disepakati, wewenang pengawas ujian ini cukup besar. Bahkan, bisa membatalkan ujian bila diketahui ada penyimpangan seperti kebocoran naskah soal saat ujian berlangsung nantinya. “Pelaku pembocoran soal dapat dikenakan tindak pidana karena naskah soal merupakan dokumen negara yang kerahasiaannya wajib dijaga dan sudah menjadi kewajiban semua pihak yang bertanggung jawab untuk mengamankan rahasia negara tersebut,” tuturnya.
Mengenai naskah soal UN bocor yang saat ini telah merebak di kalangan siswa, Ilyas menganggap hal tersebut sebagai suatu isu semata. “Begitupun, kita tetap akan meningkatkan pengamanan dengan melibatkan aparat kepolisian dan para petugas sebanyak 154 orang pengawas pencetakan dan penggandaan bahan UN. Ini untuk menjaga kerahasiaan soal ujian di percetakan CV Budi Utomo Karya Kasih Pasar X Tembung Deliserdang,” ujarnya.
Ilyas juga menerangkan, Disdik Sumut sejak Rabu (12/4) lalu telah mendistribusikan bahan UN terutama untuk daerah kabupaten/kota yang jauh seperti di Kepulauan Nias. “Kesiapan Disdik Sumut dalam melaksanakan UN SMA/MA dan SMK 2011 ini sudah hampir rampung dan bahan UN disegerakan didistribusi ke seluruh disdik kabupaten/kota di Sumut,” paparnya.
Bahan-bahan UN tersebut untuk tahap pertama didistribusikan ke Kabupaten Nias, Nias Utara, Nias Barat dan Kabupaten Nias Selatan serta Kota Gunung Sitoli pada Rabu (12/4) pagi pukul 05.00 WIB dan diperkirakan tiba di Disdik setempat pada Kamis (14/4). Selanjutnya, pada Kamis (14/4) bahan ujian akan dikirimkan ke Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Kemudian pada Jumat (15/4) akan didistribusikan ke Kabupaten Batubara, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan dan Samosir.
Sementara pada hari terakhir, Sabtu (16/3), bahan UN akan dikirimkan ke kabupaten/kota terdekat seperti Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Pematang Siantar, Simalungun, Binjai, Langkat, dan Deli Serdang. “Kemudian Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan Medan. Kita harapkan pendistribusiannya berjalan lancar sesuai harapan,” ujar Ilyas.
Ia mengatakan, bahan UN yang terdiri atas naskah soal ujian utama, susulan dan cadangan, lembar jawaban komputer (LJK), daftar hadir peserta UN, berita acara pelaksanaan ujian serta berita acara serah terima itu akan dikirim menggunakan truk yang dikawal seorang petugas kepolisian.
Untuk pengawalan di lapangan menuju ke lokasi disdik kabupaten/kota, disediakan 15 petugas kepolisian dibantu staf Disdik Sumut. Setelah tiba di lokasi akan dilakukan serah terima kepada Disdik setempat. (saz)