31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Korban Akan Beri Keterangan

MEDAN, SUMUTPOS – Sejumlah pendamping program keluarga harapan (PKH) mengaku siap untuk memberi penjelasan kepada penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan serta kronologis kejadian pemotongan uang transport yang mereka alami.

Loly Rahlina, Pendamping PKH Medan Timur tidak mempermasalahkan namanya diusulkan oleh rekannya Irvan untuk memberi keterangan kepada penyidik Kejari. “Saya siap, kalau memang keterangan saya dibutuhkan untuk melengkapi berkas pemeriksaan,” ujarnya saat mendatangani ruang fraksi PKS DPRD Medan, Kamis (9/10).

Wanita yang akrab disapa Loly ini pun mengaku jika dirinya belum menerima undangan baik secara lisan maupun tulisan dari penyidik yang menangani kasus pungli uang transport pendamping PKH di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan. “Yang terpenting jadwal untuk memberi keterangan tidak bertepatan dengan jadwal pekerjaan,” sebutnya.

Abdullah Limbong, Pendamping PKH Medan Labuhan menyebut bahwa ketika Dinsosnaker melakukan konfrensi pers pada Kamis (25/9) lalu, dirinya dan sejumlah pendamping PKH yang diundang untuk hadir diminta agar tidak mengakui adanya praktik pungli di Dinsosnaker.

“Tapi saya tidak bisa memenuhi permintaan itu. Tidak mungkin saya berbohong, karena sudah jelas ada praktik pemotongan serta pengembalian uang setelah praktik pungli tadi tersiar ke media,” ungkapnya.

Dengan adanya pengembalian, kata dia, merupakan bukti kuat yang membenarkan praktik pungli sudah terjadi. “Biar semua permasalahan ini jelas, saya minta penyidik Kejari Medan menuntaskan permasalahan ini. Saya juga siap berikan keterangan guna mempermudah proses penyidikan,” ujarnya.

Sepeti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin meminta kepada Inspektorat melakukan pemeriksaan. “Tidak perlu diperintah, harusnya Inspektorat menangkap isu tersebut,” ucap Eldin.

Sementara itu, Kepala Inspektorat Kota Medan, Farid Wajedi yang hendak dikonfirmasi mengenai adanya instruksi Wali Kota Medan, ia enggan memberikan penjelasan. “Coba dengar suara ini, saya lagi rapat, nanti saja dihubungi lagi,”kata Farid seraya memutus sambungan telepon.(dik/ije)

MEDAN, SUMUTPOS – Sejumlah pendamping program keluarga harapan (PKH) mengaku siap untuk memberi penjelasan kepada penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan serta kronologis kejadian pemotongan uang transport yang mereka alami.

Loly Rahlina, Pendamping PKH Medan Timur tidak mempermasalahkan namanya diusulkan oleh rekannya Irvan untuk memberi keterangan kepada penyidik Kejari. “Saya siap, kalau memang keterangan saya dibutuhkan untuk melengkapi berkas pemeriksaan,” ujarnya saat mendatangani ruang fraksi PKS DPRD Medan, Kamis (9/10).

Wanita yang akrab disapa Loly ini pun mengaku jika dirinya belum menerima undangan baik secara lisan maupun tulisan dari penyidik yang menangani kasus pungli uang transport pendamping PKH di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan. “Yang terpenting jadwal untuk memberi keterangan tidak bertepatan dengan jadwal pekerjaan,” sebutnya.

Abdullah Limbong, Pendamping PKH Medan Labuhan menyebut bahwa ketika Dinsosnaker melakukan konfrensi pers pada Kamis (25/9) lalu, dirinya dan sejumlah pendamping PKH yang diundang untuk hadir diminta agar tidak mengakui adanya praktik pungli di Dinsosnaker.

“Tapi saya tidak bisa memenuhi permintaan itu. Tidak mungkin saya berbohong, karena sudah jelas ada praktik pemotongan serta pengembalian uang setelah praktik pungli tadi tersiar ke media,” ungkapnya.

Dengan adanya pengembalian, kata dia, merupakan bukti kuat yang membenarkan praktik pungli sudah terjadi. “Biar semua permasalahan ini jelas, saya minta penyidik Kejari Medan menuntaskan permasalahan ini. Saya juga siap berikan keterangan guna mempermudah proses penyidikan,” ujarnya.

Sepeti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin meminta kepada Inspektorat melakukan pemeriksaan. “Tidak perlu diperintah, harusnya Inspektorat menangkap isu tersebut,” ucap Eldin.

Sementara itu, Kepala Inspektorat Kota Medan, Farid Wajedi yang hendak dikonfirmasi mengenai adanya instruksi Wali Kota Medan, ia enggan memberikan penjelasan. “Coba dengar suara ini, saya lagi rapat, nanti saja dihubungi lagi,”kata Farid seraya memutus sambungan telepon.(dik/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/