26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Terbukti, Kita Putus Kontraknya

Pedagang Pusat Pasar Ngaku Diintimidasi Pengelola Jaga Malam yang Baru

MEDAN-Puluhan pedagang Pusat Pasar Medan mendatangi kantor  Pusat Pasar Medan, terkait pergantian pengelolaan jaga malam yang lama dan kenaikan retribusi, akhir pekan lalu.

Menurut pedagang, semenjak jaga malam yang lama diganti, ratusan pedagang sering mendapatkan intimidasi oleh pengelola yang baru. Sehingga para pedagang tidak nyaman karena mereka tak kenal dengan pengelola yang baru.

Selain itu pedagang mengaku kalau pengelola yang baru selalu melakukan pemaksaan dan membohongi pedagang, untuk melakukan pengumpulan tanda tangan dukungan. Bila tidak memberikan tanda tangan mereka akan dimarahi oleh pengutip jaga malam yang baru didamping oleh petugas PD Pasar.
Mereka minta tanda tangan namun dengan kertas kosong dengan alasan untuk mendata. Mereka mengaku sebagai sales jaga malam dan meminta tanda tangan saat pedagang sedang sibuk melayani konsumen. Setelah ditandatanagani baru diberitahu kalau itu hanya untuk dukungan jaga malam, bahkan para pedagang pun pernah mendapatkan ancaman akan diadukan ke Dirut PD Pasar.

“Kami sudah sangat nyaman dengan pengelola yang lama. Lagi pula kami tidak mengenal siapa pengelola yang baru, kan kami jadi takut. Sudah begitu pun mereka sering meminta tanda tangan secara paksa, bila tidak mau dimarahi, terus kami diancam akan dilaporkan ke dirut,” terang seorang pedagang, Lindawati.

Menurutnya, semenjak adanya pengelola jaga malam yang baru, setiap pedagang harus dipercepat pulang dari Pusat Pasar Medan dan sudah hampir dua minggu ini, seluruh pedagang harus menunggu lebih lama untuk memulai berdagang.

“Kami disuruh cepat tutup dan kami juga harus siang untuk berjualan, karena pintu masuk masih digembok. Bayangin aja kalau ditutup gembok kan bisa bahaya. Coba ada kebakaran habis barang-barang kami,” ujarnya.

Menurut Lindawati, hal ini membuat pedagang selalu cemas dengan pengelola yang baru. Bila dibandingkan dengan pengelola yang lama, para pedagang tidak pernah mendapatkan aturan seperti ini.

Pedagang lainya, Aminah mengaku, merasa tidak nyaman dengan pengelola yang baru. Pasalnya, beberapa hari yang lalu dirinya mendapatkan prilaku kasar oleh tiga orang petugas penjaga malam yang baru.

Sekitar pukul 17.30 WIB yang seharusnya belum waktunya tutup dirinya sudah disuruh agar menutup tokonya.
Saat itulah tiga orang penjaga malam memarahinya secara kasar bahkan sempat terjadi pertengkaran mulut.

Lain lagi seperti dikatakan pedagang lainnya. M Anaf. Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga retribusi hingga 60 persen membuat penghasilannya berkurang. Dan juga, semenjak adanya kenaikan retribusi para pedagang bukannya mendapatkan pelayanan yang baik melainkan mendapatkan pelayanan yang buruk.

Untuk itulah, ratusan pedagang lainnya akan melakukan aksi serupa di kantor PD Pasar bahkan ke kantor Wali Kota Medan bila pernyataan mereka juga tidak dikabulkan.

“Listrik para pedagang diputus, dibilanglah mencuri arus, kami rencana akan mendatangi dirut,” ujarnya.
Kepala Pusat Pasar Medan, Rudi Pasaribu berjanji akan menyelesaikan permasalah tersebut secepatnya. Rudi berjanjai akan menyampaikannya ke Dirut PD Pasar.

“Kita selesaikan masalah pedagang ini dan apa yang mereka tuntut akan saya sampaikan ke atasan,” terangnya.
Menurutnya, apabila memang ada pemaksaa akan menyerahkan masalah ini ke pihak yang berwajib dan akan memutuskan kontrak kerja dengan pengelola yang baru. (gus)

Pedagang Pusat Pasar Ngaku Diintimidasi Pengelola Jaga Malam yang Baru

MEDAN-Puluhan pedagang Pusat Pasar Medan mendatangi kantor  Pusat Pasar Medan, terkait pergantian pengelolaan jaga malam yang lama dan kenaikan retribusi, akhir pekan lalu.

Menurut pedagang, semenjak jaga malam yang lama diganti, ratusan pedagang sering mendapatkan intimidasi oleh pengelola yang baru. Sehingga para pedagang tidak nyaman karena mereka tak kenal dengan pengelola yang baru.

Selain itu pedagang mengaku kalau pengelola yang baru selalu melakukan pemaksaan dan membohongi pedagang, untuk melakukan pengumpulan tanda tangan dukungan. Bila tidak memberikan tanda tangan mereka akan dimarahi oleh pengutip jaga malam yang baru didamping oleh petugas PD Pasar.
Mereka minta tanda tangan namun dengan kertas kosong dengan alasan untuk mendata. Mereka mengaku sebagai sales jaga malam dan meminta tanda tangan saat pedagang sedang sibuk melayani konsumen. Setelah ditandatanagani baru diberitahu kalau itu hanya untuk dukungan jaga malam, bahkan para pedagang pun pernah mendapatkan ancaman akan diadukan ke Dirut PD Pasar.

“Kami sudah sangat nyaman dengan pengelola yang lama. Lagi pula kami tidak mengenal siapa pengelola yang baru, kan kami jadi takut. Sudah begitu pun mereka sering meminta tanda tangan secara paksa, bila tidak mau dimarahi, terus kami diancam akan dilaporkan ke dirut,” terang seorang pedagang, Lindawati.

Menurutnya, semenjak adanya pengelola jaga malam yang baru, setiap pedagang harus dipercepat pulang dari Pusat Pasar Medan dan sudah hampir dua minggu ini, seluruh pedagang harus menunggu lebih lama untuk memulai berdagang.

“Kami disuruh cepat tutup dan kami juga harus siang untuk berjualan, karena pintu masuk masih digembok. Bayangin aja kalau ditutup gembok kan bisa bahaya. Coba ada kebakaran habis barang-barang kami,” ujarnya.

Menurut Lindawati, hal ini membuat pedagang selalu cemas dengan pengelola yang baru. Bila dibandingkan dengan pengelola yang lama, para pedagang tidak pernah mendapatkan aturan seperti ini.

Pedagang lainya, Aminah mengaku, merasa tidak nyaman dengan pengelola yang baru. Pasalnya, beberapa hari yang lalu dirinya mendapatkan prilaku kasar oleh tiga orang petugas penjaga malam yang baru.

Sekitar pukul 17.30 WIB yang seharusnya belum waktunya tutup dirinya sudah disuruh agar menutup tokonya.
Saat itulah tiga orang penjaga malam memarahinya secara kasar bahkan sempat terjadi pertengkaran mulut.

Lain lagi seperti dikatakan pedagang lainnya. M Anaf. Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga retribusi hingga 60 persen membuat penghasilannya berkurang. Dan juga, semenjak adanya kenaikan retribusi para pedagang bukannya mendapatkan pelayanan yang baik melainkan mendapatkan pelayanan yang buruk.

Untuk itulah, ratusan pedagang lainnya akan melakukan aksi serupa di kantor PD Pasar bahkan ke kantor Wali Kota Medan bila pernyataan mereka juga tidak dikabulkan.

“Listrik para pedagang diputus, dibilanglah mencuri arus, kami rencana akan mendatangi dirut,” ujarnya.
Kepala Pusat Pasar Medan, Rudi Pasaribu berjanji akan menyelesaikan permasalah tersebut secepatnya. Rudi berjanjai akan menyampaikannya ke Dirut PD Pasar.

“Kita selesaikan masalah pedagang ini dan apa yang mereka tuntut akan saya sampaikan ke atasan,” terangnya.
Menurutnya, apabila memang ada pemaksaa akan menyerahkan masalah ini ke pihak yang berwajib dan akan memutuskan kontrak kerja dengan pengelola yang baru. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/