26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Suka Main Perang-perangan dan Baca Cerita Detektif

Dari masa kecil hingga masa remaja Tito, Saleh mengatakan, Tito memang anak yang memiliki tekad kuat dan komitmen dalam setiap usaha yang dijalaninya. Bahkan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi dengan saudara-saudaranya.

“Selain disiplin, Tito juga mandiri,” ujarnya.

Tito aktif pramuka di sekolahnya sejak SMP hingga SMA. Masuk AKABARI bersamaan juga lulus univertas lainnya. Seperti masuk UGM, STAN dan Fakultas Kedokteran Unsri.

“Namun Tito memilih AKABRI. Saya ingat betul Tito pernah bilang ke saya, dia ingin meringankan beban ayahnya,” ujar Saleh lagi.

Terhadap Tito, Saleh pernah khawatir. Bukan khawatir karena penangkapan yang dilakukan Tito terhadap dua gembong teroris Azhari Husein (tahun 2005) dan Noordin M Top (2009). Melainkan khawatir ketika Tito bertugas memimpin Polda Papua.

“Saya khawatir dengan ancaman separatis di Papua. Deg-degan, apalagi medan di Papua itu sangat berat. Tapi, alhamdulillah, dua tahun tugas di Papua selesai juga,” lanjutnya.

Meski jarang pulang, lanjut Saleh, Tito selalu rutin menanyakan kesehatan dirinya.

“Kami juga maklum dengan tugasnya yang begitu banyak,” sambungnya.

Hanya satu pesan Saleh pada anaknya. Yaitu, jalani tugas dengan penuh tanggung jawab. “Tidak usah perdulikan persaingan. Terima apa adanya. Jika diberi amanah, jalani dengan tanggung jawab.”
Sampai saat ini, lanjut Saleh, ada kebiasaan Tito yang terus dilakukan. Ketika hendak bertugas, dia selalu izin dan minta doa kepada keluarga. Seperti ketika pertama kali ditugaskan ke Poso, Papua, bahkan saat bertugas menangkap teroris.

“Tito kalau telpon bilang; Ayah, Tito mau tugas, tolong doanya ya,” ujar Saleh, yang merupakan wartawan senior dan aktif sebagai penulis buku religi Baitullah hingga edisi cetakan ke 19.

Tito Karnavian juga merupakan salah satu alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palembang. Dari daftar buku alumni SMAN 2, tertulis nama Muhammad Tito Karnavian. Nomor Daftar Induk : 4191.

Dia diterima di SMAN 2 Palembang pada 20 Juli 1980. Mengikuti ujian akhir tahun 1983 dengan nomor ujian: 081. Tito dinyatakan Lulus dengan nomor ijazah No. 11 OC OH 0070410. Selain Tito, istrinya Tri Suswati juga alumni SMAN 2 Palembang. Baik Tito maupun Sri, sama-sama jurusan IPA.

Tito menjadi salah satu kebanggaan SMAN 2 Palembang. Pernah menjadi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). “Dia aktif di organisasi. Jiwa kepemimpinannya memang sudah terlihat sejak sekolah. Saya benar-benar bangga dengannya, ”kata Budiono, guru olahraga Tito Karnavian di SMAN 2 Palembang.

Senada juga diungkapkan Emi Simanungkalit, guru Fisika Tito Karnavian di SMAN 2 Palembang. Menurut Emi, prestasi akademik Tito Karnavian juga bagus. “Dia anak yang cerdas,” kata Emi.

Seperti diketahui, Tito Karnavian merupakan lulusan terbaik AKABRI Tahun 1987. Bahkan Tito mendapatkan piagam penghargaan Adhi Makayasa 1987 yang langsung diberikan Presiden Soeharto.

Dalam sejarahnya, pernah ada salah satu Kapolri yang berasal dari Sumsel. Yaitu Jenderal Pol Mohamad Hasan yang lahir di Muara Dua, Oku Selelatan, 20 Maret 1920 dan meninggal 23 Februari 2005. Mohammad Hasan adalah Kapolri pada tahun 1971-1974. (vis)

Dari masa kecil hingga masa remaja Tito, Saleh mengatakan, Tito memang anak yang memiliki tekad kuat dan komitmen dalam setiap usaha yang dijalaninya. Bahkan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi dengan saudara-saudaranya.

“Selain disiplin, Tito juga mandiri,” ujarnya.

Tito aktif pramuka di sekolahnya sejak SMP hingga SMA. Masuk AKABARI bersamaan juga lulus univertas lainnya. Seperti masuk UGM, STAN dan Fakultas Kedokteran Unsri.

“Namun Tito memilih AKABRI. Saya ingat betul Tito pernah bilang ke saya, dia ingin meringankan beban ayahnya,” ujar Saleh lagi.

Terhadap Tito, Saleh pernah khawatir. Bukan khawatir karena penangkapan yang dilakukan Tito terhadap dua gembong teroris Azhari Husein (tahun 2005) dan Noordin M Top (2009). Melainkan khawatir ketika Tito bertugas memimpin Polda Papua.

“Saya khawatir dengan ancaman separatis di Papua. Deg-degan, apalagi medan di Papua itu sangat berat. Tapi, alhamdulillah, dua tahun tugas di Papua selesai juga,” lanjutnya.

Meski jarang pulang, lanjut Saleh, Tito selalu rutin menanyakan kesehatan dirinya.

“Kami juga maklum dengan tugasnya yang begitu banyak,” sambungnya.

Hanya satu pesan Saleh pada anaknya. Yaitu, jalani tugas dengan penuh tanggung jawab. “Tidak usah perdulikan persaingan. Terima apa adanya. Jika diberi amanah, jalani dengan tanggung jawab.”
Sampai saat ini, lanjut Saleh, ada kebiasaan Tito yang terus dilakukan. Ketika hendak bertugas, dia selalu izin dan minta doa kepada keluarga. Seperti ketika pertama kali ditugaskan ke Poso, Papua, bahkan saat bertugas menangkap teroris.

“Tito kalau telpon bilang; Ayah, Tito mau tugas, tolong doanya ya,” ujar Saleh, yang merupakan wartawan senior dan aktif sebagai penulis buku religi Baitullah hingga edisi cetakan ke 19.

Tito Karnavian juga merupakan salah satu alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Palembang. Dari daftar buku alumni SMAN 2, tertulis nama Muhammad Tito Karnavian. Nomor Daftar Induk : 4191.

Dia diterima di SMAN 2 Palembang pada 20 Juli 1980. Mengikuti ujian akhir tahun 1983 dengan nomor ujian: 081. Tito dinyatakan Lulus dengan nomor ijazah No. 11 OC OH 0070410. Selain Tito, istrinya Tri Suswati juga alumni SMAN 2 Palembang. Baik Tito maupun Sri, sama-sama jurusan IPA.

Tito menjadi salah satu kebanggaan SMAN 2 Palembang. Pernah menjadi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). “Dia aktif di organisasi. Jiwa kepemimpinannya memang sudah terlihat sejak sekolah. Saya benar-benar bangga dengannya, ”kata Budiono, guru olahraga Tito Karnavian di SMAN 2 Palembang.

Senada juga diungkapkan Emi Simanungkalit, guru Fisika Tito Karnavian di SMAN 2 Palembang. Menurut Emi, prestasi akademik Tito Karnavian juga bagus. “Dia anak yang cerdas,” kata Emi.

Seperti diketahui, Tito Karnavian merupakan lulusan terbaik AKABRI Tahun 1987. Bahkan Tito mendapatkan piagam penghargaan Adhi Makayasa 1987 yang langsung diberikan Presiden Soeharto.

Dalam sejarahnya, pernah ada salah satu Kapolri yang berasal dari Sumsel. Yaitu Jenderal Pol Mohamad Hasan yang lahir di Muara Dua, Oku Selelatan, 20 Maret 1920 dan meninggal 23 Februari 2005. Mohammad Hasan adalah Kapolri pada tahun 1971-1974. (vis)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru