Seluruh jamaah calon haji diimbau untuk tidak membawa obat tradisional seperti jamu-jamuan dan rempah herbal. Bila kedapatan di Arab Saudi, jamaah dimaksud akan dikenakan denda 10.000 Riyal atau berkisar Rp40 juta. Imbauan ini ditekankan kembali, karena pada kelompok terbang (kloter) 2 ditemukan beberapa jamaah yang membawa jamu-jamuan.
“DARI kloter 2, ada kita temukan beberapa orang yang membawa obat tradisional atau jamu-jamuan. Makanya kami mengingatkan kembali agar jamaah jangan lagi yang membawanya,” kata Wakil Kepala Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan, Torang Rambe kepada wartawan, Sabtu (13/7).
Menurut Torang, musim haji tahun 1440 Hijriah ini pihak Arab Saudi mengeluarkan red notice atau catatan kepada pihak penerbangan, salah satunya bahwa jamaah haji dilarang membawa jenis-jenis obat tradisional dan jamu-jamuan. “Jamaah yang kedapatan membawa itu, maka dia akan terkena penalti sebanyak 10.000 riyal. Kalau kita rupiahkan berdasar kurs kita saat ini, sekitar Rp40 jutaan,” jelasnya.
Sebenarnya, sambung Torang, pihak Kementerian Agama, kabupaten/kota dan kecamatan telah membuat penyuluhan padan
manasik haji mengenai larangan-larangan penerbangan. Seharusnya jamaah sudah paham.
“Ada 9 item itu. Jadi secara konseptual kita tak main-main mengenai hal ini. Red notice ini baru tahun ini berlaku. Tahun kemarin belum ada. Namun kita sampaikan pada jamaah siapa yang membawa obat-obatan, dia mesti mendaftarkannya kepada dokter supaya agar obat tersebut sah. Sehingga tidak ada masalah di kemudian hari,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan imbauan kepada 22 kloter. Bahwa imbauan pada jamaah calhaj ini untuk membawa yang halal atau yang diperbolehkan. Sebab bila tersandung masalah, paling tidak sedikit banyak akan berpengaruh baik itu secara psikologis, sosiologis maupun hukum, yang akan berkembang kepada kondisi jamaah untuk beribadah.
Pihak Maskapai Garuda bagian boarding pass, Iriansyah membenarkan hal-hal tersebut. Ia menuturkan, jamu-jamuan berbentuk bubuk dan cair jelas dilarang. Juga ada 9 item peraturan lainnya yang baru dikeluarkan tahun ini. “Jamu bubuk dan cair itu dilarang, obat tradisional. Alasannya, kita tidak tahu dari sana, cuman kita dapat dari sana ada sembilan item termasuk jika pesawat delay kena cas,”ujarnyai.
Jaga Kesehatan
Sementara Kloter 3 asal Kabupaten Asahan sudah tiba di Asrama Haji Medan, Minggu (14/7). Bupati Asahan H Surya BSc yang turut mengantar jamaah ke Asrama Haji Medan, meminta agar selalu menjaga kesehatannya di Makkah. Sebab di sana cuaca lebih panas dan butuh stamina yang prima.
“Jaga kesehatan. Jangan anggap sepele, seakan bisa. Banyak jamaah yang selama di Tanah Air sehat-sehat, justru tiba-tiba sakit ketika di Tanah Suci,” ucap Surya.
Surya menambahkan, kepada tamu Allah harus ikhlas menjalankan ibadah haji di tanah suci Makkah dengan fokus dan konsentrasi tanpa memikirkan yang lain. Sebab, di sana juga sudah beda budaya dan kulturnya. Diapun mengimbau kepada jamaah calon haji harus mampu meningkatkan kualitas nilai ibadah selama di Tanah Suci, seperti ketika di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, tawaf di Arafah, melempar Jumrah di Mina dan lainnya.
“Kita di Tanah Suci Makkah bukan untuk jalan-jalan, namun meningkatkan ibadah semakin baik dan menjadi haji dan hajjah mabrur,” tambahnya.
Dia menjelaskan, rombongan calon haji asal Asahan berjumlah 392 orang yang berangkat ke Tanah Suci Makkah ini sudah mempersiapkan segala mentalnya untuk beribadah semakin khusuk. “Mudah-mudahan beribadah dengan Allah SWT terkabul apa yang kita inginkan,” ujarnya.
Ia menyamapian kepada jemaah calon haji asal Asahan untuk mampun beperilaku sabar, santun, ramah dan penuh nilai-nilai persaudaraan selama menjalankan rangkaian ibadah haji. “Saya harapkan pulang dari tanah suci Makkah, jemaah calon haji asal Asahan menjadi haji mabrur,” pungkasnya.
Pembuat Kubah Masjid Akhirnya Berangkat Haji
Perasaan bahagia terpancar jelas dari wajah Kamil (46), jamaha calon haji (calhaj) Kloter 3 Embarkasi Medan asal Kabupaten Asahan. Pengusaha pembuat kubah masjid ini, akhirnya bisa berangkat haji bersama istri tercinta, Nurlia (44), setelah menabung selama 8 tahun.
Kamil bercerita, untuk bisa berangkat haji ia menyisihkan sedikit demi sedikit jerih payahnya untuk ditabung. “Kami mendaftar (haji) sejak tahun 2011. Jadi ada sedikit uang kita sisihkan untuk ditabung,” ucapnya saat ditemui Sumut Pos, di depan Aula Madinatul Hujjaj Asrma Haji Medan, Minggu (14/7).
Warga Lingkungan I Kisaran Barat ini mengatakan, untuk bisa menabung dirinya tak harus melulu mengharapkan dari hasil penjualan kubah yang laku.” “Asalkan ada uang langsung saya sisihkan,” kata Ketua Regu (Karu) 17 ini.
Dia berharap, niatnya pergi haji dengan usaha menabung itu, dapat menjadi contoh bagi anak maupun orang lain. Hal itu pulalah yang akan menjadi doanya selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. “Semoga kelurga sehat dan dapat mengikuti jejak kami,” imbuh bapak tiga anak ini.
Ternyata, Kamil dan Nurlia dulunya merupakan warga Medan, yang memilih merantau ke Kabupaten Asahan sejak tahun 2000. Di sana, iapun memulai usahanya pada tahun 2003. “Kami dulu tinggal di Jalan Bajak 5, terus merantau ke Asahan. Sekarang, usaha saya telah buka cabang di Baganbatu, dengan 15 orang karyawan,” pungkasnya.
Diketahui, Calhaj asal Kabupaten Asahan, yang berjumlah 392 akan di lepas langsung oleh Bupati, Surya BSC ke Bandara Kualanamu, menuju Madinah. Sementara, kloter 4 asal Medan dan Kabupaten Asahan, dijadwalkan masuk ke Asrama pada Pukul 20.00 WIB.
Tidak Fit, Tawaf Pakai Skuter Elektrik
Jamaah calon haji asal Indonesia sudah mulai bergerak dari Madinah menuju Makkah, Minggu (14/7). Sesampai di Makkah, mereka akan melakukan ibadah umrah wajib (tawaf qudum) yang masuk rangkaian ibadah haji. Tak semua calon haji berkondisi prima. Sebagian sudah sakit dari Tanah Air, sebagian lagi kelelahan karena aktivitas di Madinah.
Untuk memudahkan kegiatan ibadah mereka yang sedang tak sehat, disiapkan skuter elektrik. Perangkat itu bisa digunakan untuk tawaf ataupun sai.
Biaya sewanya 50 riyal (sekitar Rp200 ribu) untuk single seat dan 100 riyal (sekitar Rp400 ribu) untuk double seat. Tersedia 700 unit skuter elektrik yang bisa disewa umum. Jalurnya dibuat tersendiri. Tidak bercampur dengan mereka yang berjalan kaki.
Konsultan ibadah haji Daerah Kerja (Daker) Makkah Ahmad Wazir menuturkan, penggunaan skuter elektrik untuk tawaf dan sai itu semula diperuntukkan jamaah uzur. “Seperti jamaah lansia, sakit, dan seterusnya,” kata dia di kantor Daker Makkah kemarin (13/7).
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah pun sudah bersiap menyambut kedatangan jamaah haji asal Indonesia. Wartawan Jawa Pos (grup Sumut Pos) M Hilmi Setiawan berkesempatan mengunjungi KKHI Makkah yang menempati sebuah hotel. Di bagian depan lantai dasar dekat pintu utama digunakan sebagai ruang unit gawat darurat (UGD). Tidak kurang ada 24 unit ranjang pasien yang disiapkan di ruang UGD.
Kepala Seksi Kesehatan KKHI Makkah M Imrah menuturkan, untuk mendukung layanan medis selama musim haji, disiapkan 50,8 ton obat-obatan. Sekitar 80 persen obat-obatan itu dipakai di wilayah kerja Makkah. Sisanya sekitar 20 persen digunakan di wilayah kerja Madinah. “Kapasitas ranjang di KKHI 257 ranjang. Tempat rawat inap pasien laki-laki dengan perempuan dipisah,” katanya (14/7).
Dia menuturkan, fasilitas lainnya di KKHI Makkah adalah ruangan ICU, laboratorium, farmasi, serta laboratorium. Selain itu juga ada ruangan khusus untuk pasien kesehatan mental di lantai lima.
Setelah selesai melihat fasilitas di ruangan UGD, Imran lantas mengajak ke ruangan rawat inap. Modelnya adalah satu lantai dibuat ramai-ramai. Hanya saja ruangan rawat inap untuk pasien laki-laki dengan perempuan dipisah. Setiap ranjang pasien dilengkapi dengan lemari kecil sebagai tempat penyimpanan barang-barang pasien.
Kemudian tim Media Center Haji (MCH) diajak berkunjung ke lantai lima. Di lantai ini disiapkan fasilitas perawatan bagi jamaah yang mengalami gangguan kesehatan mental. Setelah keluar dari lift, langsung terlihat teralis besi sebagai pintu masuk ruang perawatan. Setelah itu baru terlihat sejumlah kamar perawatan dengan kapasitas tiga sampai empat ranjang. Di setiap pintu dan jendela masing-masing kamar juga dilengkapi teralis untuk keamanan pasien.
Penanggung Jawab Tim Psikiatri KKHI Makkah Kapten Laut (K) Umbar Sarjono SpKJ menuturkan di ruangan pasien mental ini terdapat 44 tempat tidur. Di setiap kamar tersedia tiga sampai empat ranjang pasien. Sementara itu, ada ruangan khusus yang hanya terdiri atas dua ranjang pasien.
Menurut Umbar dehidrasi yang dialami para jamaah haji bisa membuat halusinasi. Dia menuturkan pengalaman tahun lalu, masalah kejiwaan yang kerap dialami jamaah adalah demensia dan delirium. Delerium merupakan gangguan mental serius. Gangguan ini bisa menyebabkan penderita mengalami kebingunan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. (man/bbs/lyn/c10/ayi/jpg)