32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Melihat Kehidupan Lina, Janda 4 Anak, Rumah Mau Ambruk, 50 Tahun Tanpa Listrik

REYOT: Lina bersama Ketua Karang Taruna Tanjung Mulia Hilir, Sadam Husein, foto di depan kediamannya yang sudah reyot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lina warga Jalan Aluminium Raya, Gang Lomba, Lingkungan 13, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli adalah warga kurang mampu. Janda berusia 56 tahun ini hidup selama 50 tahun tidak pernah merasakan penerangan listrik.

Saat wartawan koran ini menelusuri langsung ke kediamannya, kondisi ekonomi wanita yang bekerja sebagai buruh cuci ini, cukup memprihatinkan.

Rumah yang ditempatinya tak layak huni itu adalah peninggalan kedua orangtuanya. Tanah yang dijadikan tempat berteduh itu adalah hasil garapan pada masa silam. Dan, sejak berdirinya rumah itu, ia belum pernah merasakan terangnya aliran listrik di rumahnya.

“Beginilah keadaan saya. Kalau malam hari pasti gelap, karena sejak 50 tahun lalu kami tinggal di sini, belum pernah merasakan terangnya listrik,” ujar Lina lirih di rumahnya.

Bertahun – tahun hidup di rumah memprihatinkan, janda anak 4 ini hanya bisa pasrah dengan kehidupan yang ia jalani. Sehari – hari untuk memasak, ia terpaksa menggunakan kayu bakar dan menggunakan air sumur yang kondisinya menghitam.

“Lihatlah, rumah saya mau ambruk. Lantainya sudah berlubang, kami ini miskin. Belum lagi kalau hujan, pasti menampung air hujan yang bocor dari atap rumah, saya berharap ada kepedulian terhadap saya,” pinta Lina.

Diakui buruh cuci ini, ke – 4 anaknya telah dewasa. Di antaranya, 3 sudah berumah tangga, sedangkan yang masih bungsu tinggal bersamanya. Tapi, anak – anaknya yang telah berumah tangga pun hidup dalam kesusahan.

“Anak – anak saya juga susah. Untuk makan saja payah, apalagi mikiri saya. Saya lihat menjelang perayaan kemerdekaan banyak lampu menghiasi jalan dan lorong. Andai saja lampu itu bisa menerangi kegelapan rumah ini, saya sangat bersyukur,” ucapnya dengan nada sedih.

Kondisi memprihatinkan dialami Lina mendapat respon pihak Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perpanjang Pemko Medan turun ke lokasi untuk mengecek nasib yang dialami Lina selama bertahun – tahun.

“Kita sudah mendengar kondisi ibu ini 2 minggu lalu, makanya hari ini kita turun untuk mengecek. Saya sudah perintahkan untuk dipasang listrik dengan biaya gratis. Biaya akan kita swadayakan melalui LPM kelurahan,” kata Lurah Tanjung Mulia Hilir, Hendra.

Dijelaskan Hendra, selama ini Lina sudah masuk program keluarga tidak mampu. Untuk bantuan pemerintah dalam bentuk BPJS sudah terdaftar. Ia akan mendafatkan Bu Lina untuk masuk dalam program keluarga harapan (PKH).

“Saya sudah perintahkan ke kepling, agar dicek warga tidak mampu di setiap lingkungan. Untuk Bu Lina sudah kita prioritaskan, agar warga tidak mampu dapat terbantu dalam program – program pemerintah,” kata Hendra.

Sementara, Ketua Karang Taruna Tanjung Mulia Hilir, Sadam Husein mengapresiasi langkah yang dilakukan lurah. Harapannya, kesedihan yang selama ini dirasakan Lina dapat teratasi.

“Semoga Bu Lina bisa merasakan terangnya listrik di malam hari. Jadi, kita sangat mendukung yang telah dilakukan pihak kelurahan untuk turun ke lapangan, begitu juga program pemerintah dapat juga dirasakan ibu itu,” kata Sadam. (fac/ila)

REYOT: Lina bersama Ketua Karang Taruna Tanjung Mulia Hilir, Sadam Husein, foto di depan kediamannya yang sudah reyot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lina warga Jalan Aluminium Raya, Gang Lomba, Lingkungan 13, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli adalah warga kurang mampu. Janda berusia 56 tahun ini hidup selama 50 tahun tidak pernah merasakan penerangan listrik.

Saat wartawan koran ini menelusuri langsung ke kediamannya, kondisi ekonomi wanita yang bekerja sebagai buruh cuci ini, cukup memprihatinkan.

Rumah yang ditempatinya tak layak huni itu adalah peninggalan kedua orangtuanya. Tanah yang dijadikan tempat berteduh itu adalah hasil garapan pada masa silam. Dan, sejak berdirinya rumah itu, ia belum pernah merasakan terangnya aliran listrik di rumahnya.

“Beginilah keadaan saya. Kalau malam hari pasti gelap, karena sejak 50 tahun lalu kami tinggal di sini, belum pernah merasakan terangnya listrik,” ujar Lina lirih di rumahnya.

Bertahun – tahun hidup di rumah memprihatinkan, janda anak 4 ini hanya bisa pasrah dengan kehidupan yang ia jalani. Sehari – hari untuk memasak, ia terpaksa menggunakan kayu bakar dan menggunakan air sumur yang kondisinya menghitam.

“Lihatlah, rumah saya mau ambruk. Lantainya sudah berlubang, kami ini miskin. Belum lagi kalau hujan, pasti menampung air hujan yang bocor dari atap rumah, saya berharap ada kepedulian terhadap saya,” pinta Lina.

Diakui buruh cuci ini, ke – 4 anaknya telah dewasa. Di antaranya, 3 sudah berumah tangga, sedangkan yang masih bungsu tinggal bersamanya. Tapi, anak – anaknya yang telah berumah tangga pun hidup dalam kesusahan.

“Anak – anak saya juga susah. Untuk makan saja payah, apalagi mikiri saya. Saya lihat menjelang perayaan kemerdekaan banyak lampu menghiasi jalan dan lorong. Andai saja lampu itu bisa menerangi kegelapan rumah ini, saya sangat bersyukur,” ucapnya dengan nada sedih.

Kondisi memprihatinkan dialami Lina mendapat respon pihak Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perpanjang Pemko Medan turun ke lokasi untuk mengecek nasib yang dialami Lina selama bertahun – tahun.

“Kita sudah mendengar kondisi ibu ini 2 minggu lalu, makanya hari ini kita turun untuk mengecek. Saya sudah perintahkan untuk dipasang listrik dengan biaya gratis. Biaya akan kita swadayakan melalui LPM kelurahan,” kata Lurah Tanjung Mulia Hilir, Hendra.

Dijelaskan Hendra, selama ini Lina sudah masuk program keluarga tidak mampu. Untuk bantuan pemerintah dalam bentuk BPJS sudah terdaftar. Ia akan mendafatkan Bu Lina untuk masuk dalam program keluarga harapan (PKH).

“Saya sudah perintahkan ke kepling, agar dicek warga tidak mampu di setiap lingkungan. Untuk Bu Lina sudah kita prioritaskan, agar warga tidak mampu dapat terbantu dalam program – program pemerintah,” kata Hendra.

Sementara, Ketua Karang Taruna Tanjung Mulia Hilir, Sadam Husein mengapresiasi langkah yang dilakukan lurah. Harapannya, kesedihan yang selama ini dirasakan Lina dapat teratasi.

“Semoga Bu Lina bisa merasakan terangnya listrik di malam hari. Jadi, kita sangat mendukung yang telah dilakukan pihak kelurahan untuk turun ke lapangan, begitu juga program pemerintah dapat juga dirasakan ibu itu,” kata Sadam. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/