26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Tagih Realisasi Janji Bantuan Pemerintah, Puluhan Eks Penyandang Kusta Gelar Aksi Demo ke Dinsos Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Dinas Sosial Sumatera Utara di Jalan Sampul Medan, Senin (15/2) pagi, dihebohkan dengan kedatangan puluhan eks penyandang kusta asal Lau Simomo, Hutasimalem, Laguboti, Kabupaten Toba.

WAWANCARA: Tokoh masyarakat eks kusta Lao Simomo Hutasimalem, Toba Syamsul saat diwawancara, di sela-sela demo di Kantor Disos Sumut.

Tidak hanya kepala keluarga, para istri dan anak eks penyandang kusta tampak ikut berunjukrasa. Mereka jauh-jauh datang dari Hutasimalem dengan menyewa bus.

Adapun maksud dan tujuan mereka ke kantor instansi itu, ingin menagih janji bantuan dari Dinsos Sumut melalui UPT Pelayanan Sosial Lau Simomo, Hutasimalem. Sehingga, menganggap pemerintah provinsi terkesan ingin lepas tangan akan nasib kehidupan merekan

Tokoh masyarakat eks penyandang kusta, Syamsul kepada wartawan di lokasi mengatakan, sebelumnya sudah dua kali mereka mendatangi dinas tersebut. Karena tak juga ada respon, mereka pun kembali berunjukrasa.

Diungkap dia, bahwa ada perjanjian dengan Dinsos sewaktu peralihan dari Dinas Kesehatan, pada 2014 silam. Namun hingga kini, mereka belum ada warga menerima bantuan apapun dari instansi Dinsos Sumut. “Tapi kenyataannya di lapangan kami dibinasakan,” katanya.

Menurutnya, selama ini warga sudah merasakan hidup susah, ditambah dampak pandemi Covid-19. Akan tetapi pemerintah dinilai warga eks penyandang kusta membiarkan begitu saja, sehingga mereka melakukan unjukrasa di depan kantor Dinas Sosial. “Hidup kami susah, nasib kami tidak jelas,” kata dia lagi.

Syamsul menambahkan, warga sekitar pun mengucilkan mereka di semua hal. Itu semua karena warga binaan terpuruk, tidak berdaya saing dan karena hidup mereka tak laik.

Warga eks penyandang kusta lain, Ustad Henri Hasibuan menceritakan, selain bantuan bahan pangan pertanian, Dinsos juga kerap terlambat dalam menyalurkan makanan dan minuman. “Warga cari belanja dulu, baru beras datang, udah gitu bantuan yang datang tak jelas,” bebernya.

Selain itu, kata dia, kesehatan warga binaan juga tak diperhatikan. Bahkan fasilitas BPJS juga tak didapatkan. “Intinya kami tak mendapat perhatian, ditelantarkan. Sehingga kami datang kemari meminta kejelasan. Ini tak adil, tak manusiawi,” katanya lagi.

Sayangnya selama aksi unjukrasa berlangsung, Kepala dan Sekretaris Dinas Sosial Sumut, Rajali dan Ardo Sitompul tak berada di tempat. Mendengar adanya pemberitahuan itu, pendemo akan menunggu sampai malam.

Kemudian, warga juga berencana geruduk Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, untuk mempertanyakan nasib mereka. Massa menilai lagi bahwa Kadinsos Sumut, Rajali tak mampu menyejahterakan mereka. “Kita sudah sampaikan tuntutan bapak ibu kepada kepala dinas,” kata Kasubbag Umum Dinsos Sumut, Nasrin saat menerima pengunjukrasa. (prn/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Dinas Sosial Sumatera Utara di Jalan Sampul Medan, Senin (15/2) pagi, dihebohkan dengan kedatangan puluhan eks penyandang kusta asal Lau Simomo, Hutasimalem, Laguboti, Kabupaten Toba.

WAWANCARA: Tokoh masyarakat eks kusta Lao Simomo Hutasimalem, Toba Syamsul saat diwawancara, di sela-sela demo di Kantor Disos Sumut.

Tidak hanya kepala keluarga, para istri dan anak eks penyandang kusta tampak ikut berunjukrasa. Mereka jauh-jauh datang dari Hutasimalem dengan menyewa bus.

Adapun maksud dan tujuan mereka ke kantor instansi itu, ingin menagih janji bantuan dari Dinsos Sumut melalui UPT Pelayanan Sosial Lau Simomo, Hutasimalem. Sehingga, menganggap pemerintah provinsi terkesan ingin lepas tangan akan nasib kehidupan merekan

Tokoh masyarakat eks penyandang kusta, Syamsul kepada wartawan di lokasi mengatakan, sebelumnya sudah dua kali mereka mendatangi dinas tersebut. Karena tak juga ada respon, mereka pun kembali berunjukrasa.

Diungkap dia, bahwa ada perjanjian dengan Dinsos sewaktu peralihan dari Dinas Kesehatan, pada 2014 silam. Namun hingga kini, mereka belum ada warga menerima bantuan apapun dari instansi Dinsos Sumut. “Tapi kenyataannya di lapangan kami dibinasakan,” katanya.

Menurutnya, selama ini warga sudah merasakan hidup susah, ditambah dampak pandemi Covid-19. Akan tetapi pemerintah dinilai warga eks penyandang kusta membiarkan begitu saja, sehingga mereka melakukan unjukrasa di depan kantor Dinas Sosial. “Hidup kami susah, nasib kami tidak jelas,” kata dia lagi.

Syamsul menambahkan, warga sekitar pun mengucilkan mereka di semua hal. Itu semua karena warga binaan terpuruk, tidak berdaya saing dan karena hidup mereka tak laik.

Warga eks penyandang kusta lain, Ustad Henri Hasibuan menceritakan, selain bantuan bahan pangan pertanian, Dinsos juga kerap terlambat dalam menyalurkan makanan dan minuman. “Warga cari belanja dulu, baru beras datang, udah gitu bantuan yang datang tak jelas,” bebernya.

Selain itu, kata dia, kesehatan warga binaan juga tak diperhatikan. Bahkan fasilitas BPJS juga tak didapatkan. “Intinya kami tak mendapat perhatian, ditelantarkan. Sehingga kami datang kemari meminta kejelasan. Ini tak adil, tak manusiawi,” katanya lagi.

Sayangnya selama aksi unjukrasa berlangsung, Kepala dan Sekretaris Dinas Sosial Sumut, Rajali dan Ardo Sitompul tak berada di tempat. Mendengar adanya pemberitahuan itu, pendemo akan menunggu sampai malam.

Kemudian, warga juga berencana geruduk Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, untuk mempertanyakan nasib mereka. Massa menilai lagi bahwa Kadinsos Sumut, Rajali tak mampu menyejahterakan mereka. “Kita sudah sampaikan tuntutan bapak ibu kepada kepala dinas,” kata Kasubbag Umum Dinsos Sumut, Nasrin saat menerima pengunjukrasa. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/