30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Kasus Kematian di Indonesia Didominasi Akibat PTM

MEDAN-Bukan hanya penyakit menular saja yang harus diwaspadai oleh masyarakat, namun Penyakit Tidak Menular (PTM) juga harus terus diperhatikan, pasalnya, PTM di Indonesia terus mengalami peningkatan dibanding penyakit menular. Melalui hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 didapat 59,5 persen kematian di Indonesia karena PTM.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Prof Tjandra Yoga Aditama di Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia, Senin (13/5) kemarin. “Indonesia saat ini mengalami beban ganda. Selain penyakit menular yang belum tuntas, juga ditambah penyakit tidak menular yang kian meningkat,” katanya.

Beberapa PTM yang meningkat di antaranya, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes milletus (DM), kanker dan penyakit kronik. “Penyakit tidak menular disebabkan beberapa faktor risiko mulai dari gaya hidup, merokok, dan kurang olahraga,” ujarnya.

Menyikapi hal ini, katanya, pemerintah setidaknya memiliki program pemberdayaan masyarakat. “Ini berhubungan dengan pola hidup masyarakat,’’ ujarnya.

Kemudian, adanya peraturan yang bisa dijadikan patokan untuk program di daerah serta pembelian obat. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan untuk menanggulangni PTM, dan memperluas pelayanan di fasilitas kesehatan. “PTM tidak saja dirawat di rumah sakit, tapi juga bisa di Puskesmas dan Pos Pembinaan Terpadu,” katanya. Sementara itu, lanjutnya, pada 1 Januari 2014, Indonesia juga sudah mulai pemberlakuan sistem jaminan sosial nasional (SJSN).

Lanjutnya, untuk menekan PTM, pemerintah juga sudah mengeluarkan PP 109/2012 tentang pengendalian tembakau dan rokok.
‘’Tantangan mengatasi penyakit tidak menular yang terkait masalah perilaku dan gaya hidup sehingga diperlukan pengendalian yang efektif dan efisien.

Faktor risiko secara terintegrasi yakni diet, rokok, alkohol dan kurang aktivitas,’’ katanya. Sementara itu, rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes berterima kasih atas kunjungan Dirjen memberi kuliah di USM Indonesia. (mag-13/dmp)

MEDAN-Bukan hanya penyakit menular saja yang harus diwaspadai oleh masyarakat, namun Penyakit Tidak Menular (PTM) juga harus terus diperhatikan, pasalnya, PTM di Indonesia terus mengalami peningkatan dibanding penyakit menular. Melalui hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 didapat 59,5 persen kematian di Indonesia karena PTM.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Prof Tjandra Yoga Aditama di Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia, Senin (13/5) kemarin. “Indonesia saat ini mengalami beban ganda. Selain penyakit menular yang belum tuntas, juga ditambah penyakit tidak menular yang kian meningkat,” katanya.

Beberapa PTM yang meningkat di antaranya, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes milletus (DM), kanker dan penyakit kronik. “Penyakit tidak menular disebabkan beberapa faktor risiko mulai dari gaya hidup, merokok, dan kurang olahraga,” ujarnya.

Menyikapi hal ini, katanya, pemerintah setidaknya memiliki program pemberdayaan masyarakat. “Ini berhubungan dengan pola hidup masyarakat,’’ ujarnya.

Kemudian, adanya peraturan yang bisa dijadikan patokan untuk program di daerah serta pembelian obat. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan untuk menanggulangni PTM, dan memperluas pelayanan di fasilitas kesehatan. “PTM tidak saja dirawat di rumah sakit, tapi juga bisa di Puskesmas dan Pos Pembinaan Terpadu,” katanya. Sementara itu, lanjutnya, pada 1 Januari 2014, Indonesia juga sudah mulai pemberlakuan sistem jaminan sosial nasional (SJSN).

Lanjutnya, untuk menekan PTM, pemerintah juga sudah mengeluarkan PP 109/2012 tentang pengendalian tembakau dan rokok.
‘’Tantangan mengatasi penyakit tidak menular yang terkait masalah perilaku dan gaya hidup sehingga diperlukan pengendalian yang efektif dan efisien.

Faktor risiko secara terintegrasi yakni diet, rokok, alkohol dan kurang aktivitas,’’ katanya. Sementara itu, rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes berterima kasih atas kunjungan Dirjen memberi kuliah di USM Indonesia. (mag-13/dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/