25 C
Medan
Friday, March 7, 2025

Gubsu: Jangan Mudah Terprovokasi

Uskup, Mgr Dr Anicetus B Sinaga mengatakan, lewat medsos sudah menyaksikan pemboman 3 Gereja di Surabaya, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pentakosta Pusat pada hari Minggu tanggal 13 Mei 2018. Ia teringat tentang peristiwa pemboman Gereja Santo Josep bersama Pastor Albert Pandiangan 28 Agustus 2016 di Medan. Juga terkenang akan kebesaran jiwa pengampunan dari Pastor Etmun Prier atas penebas dirinya di Gereja Santa Lidwina. Jogjakarta 11 Februari 2018. “Dari perenungan dan doa seperti itu, saya ingin menyampaikan imbauan. Mari kita mencoba mengamankan diri kita bersama dengan negara ini. Sebab tujuan dari terorisme ini meruntuhkan kedaulatan negara. Tujuan sebenarnya adalah untuk ganti Presiden. Ini harga yang sangat mahal dipertaruhkan,” ujar Uskup.

Sementara perwakilan Kodam I/BB, JSM Damanik menyebutkan, apa yang telah terjadi yang membuat Negara menjadi terkenal adalah Karena adanya ledakan bom dilakukan oleh kelompok teroris. “Saat ini memang di mana-mana terjadi pergunjingan politik. Dalam rangka Pemilu 2019 dan Pilkada. Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam menjelang Pemilu 2019 ini, hampir menyeluruh di seluruh Indonesia ini, ada gerakan Ganti Presiden 2019. Kemudian di dalam pelaksanaan Pemilu serentak ini, ada dorongan-dorongan dari massa untuk melakukan kampanye yang tidak fair yaitu melakukan kampanye untuk pilih calon beragama Muslim, jangan pilih pasangan yang tidak Muslim.Itu semua membangkitkan rasa kebencian, permusuhan kepada yang lain. Sehingga inilah yang memicu,” ujar JSM.

Lebih lanjut, dikatakannya Informasinya 1 bulan lalu, sudah beredar di situs-situs kelompok teroris. Bahwa mereka akan melaksanakan kegiatan untuk mendukung kegiatan yang dibangun mereka pada saat Pilkada Jakarta, mau dibawa juga ke daerah, kemudian mau diantar lagi untuk 2019.

“Jadi kalau misalnya itu karena diakibatkan masalah makan, itu pemicu saja. Tapi itu sudah ada perencanaan. Karena pada saat terjadi itu, mereka tujuannya ingin mengangkat masalah itu menjadi nasional. Tetap tidak sampai tercapai keinginan mereka. Cepat dapat ditanggulangi. Tetapi inilah yang menginspirasi seluruh sel-sel tidur. Di Negara kita ini banyak sekali sel-sel tidur yang berafiliasi dengan ISIS, ” lanjutnya.

Dijelaskannya, ajaran dan pimpinan ISIS adalah Al-Baghdadi. Anggota-anggotanya memang setia pada Al Baghdadi. Bahkan kebih ingin  mati daripada pimpinannya tidak diindahkan. Disebutnya, itu keyakinan sehingga di mana-mana, khusus yang bersangkutan langsung adalah di Surabaya. Maka pada tanggal 13, anggota ISIS terpanggil, bangkit, membela pemimpinnya. Ingin menunjukkan kepada Dunia.

Dikatakan JSM, informasinya, ini tidak sampai di sini. Mereka tidak akan padam seketika dan mereka harus tetap mencari kesempatan karena ini link nasional. Ada kelompok JAD dan ada kelompok JAT.

“Jadi, kira-kira yang perlu kita waspadai sekarang, ini memang real. Pada tanggal 30 Maret sampai 1 April, itu sangat berpengaruh. Ada Kongres Ummat Islam di Asrama Haji, yang disampaikan di situ, itu seluruhnya kumpul dan disampaikan rasa-rasa permusuhan. Inilah yang membawa bibit-bibit. Mulai dari situ, besoknya semua tempat-tempat ibadah mengumandangkan itu. Inilah bibit-bibit radikal yang bisa menyebar untuk kita ini, kemungkinan akan timbul pergesakan antar Umat,” pungkasnya. (prn/ted/ain)

 

Uskup, Mgr Dr Anicetus B Sinaga mengatakan, lewat medsos sudah menyaksikan pemboman 3 Gereja di Surabaya, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pentakosta Pusat pada hari Minggu tanggal 13 Mei 2018. Ia teringat tentang peristiwa pemboman Gereja Santo Josep bersama Pastor Albert Pandiangan 28 Agustus 2016 di Medan. Juga terkenang akan kebesaran jiwa pengampunan dari Pastor Etmun Prier atas penebas dirinya di Gereja Santa Lidwina. Jogjakarta 11 Februari 2018. “Dari perenungan dan doa seperti itu, saya ingin menyampaikan imbauan. Mari kita mencoba mengamankan diri kita bersama dengan negara ini. Sebab tujuan dari terorisme ini meruntuhkan kedaulatan negara. Tujuan sebenarnya adalah untuk ganti Presiden. Ini harga yang sangat mahal dipertaruhkan,” ujar Uskup.

Sementara perwakilan Kodam I/BB, JSM Damanik menyebutkan, apa yang telah terjadi yang membuat Negara menjadi terkenal adalah Karena adanya ledakan bom dilakukan oleh kelompok teroris. “Saat ini memang di mana-mana terjadi pergunjingan politik. Dalam rangka Pemilu 2019 dan Pilkada. Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam menjelang Pemilu 2019 ini, hampir menyeluruh di seluruh Indonesia ini, ada gerakan Ganti Presiden 2019. Kemudian di dalam pelaksanaan Pemilu serentak ini, ada dorongan-dorongan dari massa untuk melakukan kampanye yang tidak fair yaitu melakukan kampanye untuk pilih calon beragama Muslim, jangan pilih pasangan yang tidak Muslim.Itu semua membangkitkan rasa kebencian, permusuhan kepada yang lain. Sehingga inilah yang memicu,” ujar JSM.

Lebih lanjut, dikatakannya Informasinya 1 bulan lalu, sudah beredar di situs-situs kelompok teroris. Bahwa mereka akan melaksanakan kegiatan untuk mendukung kegiatan yang dibangun mereka pada saat Pilkada Jakarta, mau dibawa juga ke daerah, kemudian mau diantar lagi untuk 2019.

“Jadi kalau misalnya itu karena diakibatkan masalah makan, itu pemicu saja. Tapi itu sudah ada perencanaan. Karena pada saat terjadi itu, mereka tujuannya ingin mengangkat masalah itu menjadi nasional. Tetap tidak sampai tercapai keinginan mereka. Cepat dapat ditanggulangi. Tetapi inilah yang menginspirasi seluruh sel-sel tidur. Di Negara kita ini banyak sekali sel-sel tidur yang berafiliasi dengan ISIS, ” lanjutnya.

Dijelaskannya, ajaran dan pimpinan ISIS adalah Al-Baghdadi. Anggota-anggotanya memang setia pada Al Baghdadi. Bahkan kebih ingin  mati daripada pimpinannya tidak diindahkan. Disebutnya, itu keyakinan sehingga di mana-mana, khusus yang bersangkutan langsung adalah di Surabaya. Maka pada tanggal 13, anggota ISIS terpanggil, bangkit, membela pemimpinnya. Ingin menunjukkan kepada Dunia.

Dikatakan JSM, informasinya, ini tidak sampai di sini. Mereka tidak akan padam seketika dan mereka harus tetap mencari kesempatan karena ini link nasional. Ada kelompok JAD dan ada kelompok JAT.

“Jadi, kira-kira yang perlu kita waspadai sekarang, ini memang real. Pada tanggal 30 Maret sampai 1 April, itu sangat berpengaruh. Ada Kongres Ummat Islam di Asrama Haji, yang disampaikan di situ, itu seluruhnya kumpul dan disampaikan rasa-rasa permusuhan. Inilah yang membawa bibit-bibit. Mulai dari situ, besoknya semua tempat-tempat ibadah mengumandangkan itu. Inilah bibit-bibit radikal yang bisa menyebar untuk kita ini, kemungkinan akan timbul pergesakan antar Umat,” pungkasnya. (prn/ted/ain)

 

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru