26.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Rakerda PBFI Sumut Wujudkan Atlet, Pelatih dan Juri Profesional

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka mewujudkan atlet profesional dan anti doping, dibutuhkan juga pelatih yang memiliki sertifikasi nasional. Selain itu, pada pertandingan Binaraga, Man Fitnes, Man Phyisik, serta olahraga di bawah naungan Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) juga diperlukan juri yang tidak bisa disuap.

Hal ini disampaikan Ketua PBFI Sumut, Drs Herri Zulkanain SH MSi pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I PBFI Sumut di Universitas Mahkota Tricom Unggul, Sabtu (14/05/2022). “Untuk itu, dihimbau kepada seluruh pengurus PBFI yang ada di 20 kabupaten/kota agar mengikuti pelatihan atlet profesional dan antidoping,” ujar Herri didampingi Sekretaris PBFI Sumut, Tommy Chung.

Selain itu juga, Herri meminta pelatih dan pengurus PBFI se-Sumut yang sudah terbentuk untuk mengutamakan atlet sendiri. “Jangan karena sesuatu, kita tidak memperhatikan atlet yang ada didaerahnya sendiri. Kemudian malah mengambil atlet lain diluar daerah. Kita harus mengutamakan atlet dari daerah kita sendiri,” pesannya

Pengelola Millinium Plaza ini menambahkan, saat ini sangat dibutuhkan juri yang profesional dan anti suap. Jangan membuat para atlet yang sudah susah payah berlatih keras dan memiliki body yang bagus serta layak juara malah dikalakan. “Tentunya ini akan membuat kesal para atlet dan apatis mengikuti berbagai event di bawah naung BPFI,” terangnya.

Herri mengingatkan, sudah melihat berbagai permasalahan di berbagai pertandingan binaraga yang berakhir ricuh dan ribut sampai akhirnya adu jotos. Misalnya seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua dan Mr. Indonesia tahun ini.

“Itu jadi pembelajaran berharga bagi kita. Mari mengikuti pelatihan juri profesional dengan tujuan agar kita memahami layak atau tidak atlet juara dalam pertandingan dan tidak melihat kasat mata,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBFI Pusat, Irwan Alwi merasa bangga dengan kinerja PBFI Sumut. Karena sudah membentuk 20 pengurus Clcabang (pencab) PBFI Sumut dalam jangka belum sampai dua tahun. Kemudian telah beberapa kali menurunkan atlet dalam berbagai even olahraga di bawah naungan PBFI Sumut.

Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua KONI Sumut, Sakiruddin yang membuka Raker I PBFI Sumut ini. “Dan, PBFI Sumut merupakan cabang olahraga terbaru dan memiliki data yang bagus. Kiranya pendataan ini lebih ditingkatkan lagi agar dapat menginventarisir pengurusnya dan para atletnya,” harapnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka mewujudkan atlet profesional dan anti doping, dibutuhkan juga pelatih yang memiliki sertifikasi nasional. Selain itu, pada pertandingan Binaraga, Man Fitnes, Man Phyisik, serta olahraga di bawah naungan Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) juga diperlukan juri yang tidak bisa disuap.

Hal ini disampaikan Ketua PBFI Sumut, Drs Herri Zulkanain SH MSi pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I PBFI Sumut di Universitas Mahkota Tricom Unggul, Sabtu (14/05/2022). “Untuk itu, dihimbau kepada seluruh pengurus PBFI yang ada di 20 kabupaten/kota agar mengikuti pelatihan atlet profesional dan antidoping,” ujar Herri didampingi Sekretaris PBFI Sumut, Tommy Chung.

Selain itu juga, Herri meminta pelatih dan pengurus PBFI se-Sumut yang sudah terbentuk untuk mengutamakan atlet sendiri. “Jangan karena sesuatu, kita tidak memperhatikan atlet yang ada didaerahnya sendiri. Kemudian malah mengambil atlet lain diluar daerah. Kita harus mengutamakan atlet dari daerah kita sendiri,” pesannya

Pengelola Millinium Plaza ini menambahkan, saat ini sangat dibutuhkan juri yang profesional dan anti suap. Jangan membuat para atlet yang sudah susah payah berlatih keras dan memiliki body yang bagus serta layak juara malah dikalakan. “Tentunya ini akan membuat kesal para atlet dan apatis mengikuti berbagai event di bawah naung BPFI,” terangnya.

Herri mengingatkan, sudah melihat berbagai permasalahan di berbagai pertandingan binaraga yang berakhir ricuh dan ribut sampai akhirnya adu jotos. Misalnya seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua dan Mr. Indonesia tahun ini.

“Itu jadi pembelajaran berharga bagi kita. Mari mengikuti pelatihan juri profesional dengan tujuan agar kita memahami layak atau tidak atlet juara dalam pertandingan dan tidak melihat kasat mata,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBFI Pusat, Irwan Alwi merasa bangga dengan kinerja PBFI Sumut. Karena sudah membentuk 20 pengurus Clcabang (pencab) PBFI Sumut dalam jangka belum sampai dua tahun. Kemudian telah beberapa kali menurunkan atlet dalam berbagai even olahraga di bawah naungan PBFI Sumut.

Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua KONI Sumut, Sakiruddin yang membuka Raker I PBFI Sumut ini. “Dan, PBFI Sumut merupakan cabang olahraga terbaru dan memiliki data yang bagus. Kiranya pendataan ini lebih ditingkatkan lagi agar dapat menginventarisir pengurusnya dan para atletnya,” harapnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/