31.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Namanya Gabriel, Dibuang Ibu Karena Tak Sempurna

 

Foto: Wiwin/PM Dapot alias Gabriel Panggabean diberi minum oleh perawat di ruang perawat di lantai 3 RSUD Pirngadi. Daniel Panggabean, ayahnya (kiri) tampak membujuk  Gabriel.
Foto: Wiwin/PM
Dapot alias Gabriel Panggabean diberi minum oleh perawat di ruang perawat di lantai 3 RSUD Pirngadi. Daniel Panggabean, ayahnya (kiri) tampak membujuk Gabriel.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih ingat dengan bocah laki-laki yang ditemukan telantar di Masjid Ibnu Sina RSUD Dr Pirngadi Medan, Sabtu (2/8) lalu. Bocah yang diberikan nama Dapot oleh perawat tersebut ternyata bernama Gabriel Panggabean. Umurnya sudah beranjak 6 tahun bukan 4 tahun seperti yang diperkirakan.

Jumat (15/8) pagi, orangtuanya, Daniel Panggabean (25) datang ke RSUD Pirngadi Medan. Daniel datang membawa 5 buah apel dalam sekantong plastik berwarna kuning. Daniel pagi itu ingin menjemput Gabriel pulang bersamanya ke Desa Sei Mati, Kec. Medan Labuhan.

Namun hal tersebut belum bisa terwujud karena harus menyiapkan berkas-berkas penting seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan surat keterangan dari Kepala Lingkungan (Kepling), sebelum menebus anak pertamanya tersebut.

“Saya punya video dan foto di HP saya. Nanti saya tunjukkan,” ujar Daniel saat bertandang ke ruangan kerja Kasubag Humas dan Hukum RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin.

Daniel cerita, istrinya mengalami depresi sejak kehadiran Gabriel dan anak keduanya Dante (3) yang lahir tak sempurna. Lalu tanpa sepengetahuannya tepatnya hari Sabtu (2/8), sang istri diam-diam pergi bersama Gabriel dan meninggalkan Gabriel di RSUD Pirngadi Medan.

“Istri saya Boru Siahaan tak menghendaki kehadiran Gabriel,” kataDaniel.

Setelah itu, istrinya pulang ke rumah dan mengaku telah meninggalkan Gabriel. Malam harinya, kata Daniel, dia langsung menyusul ke RSUD Pirngadi Medan. Namun Daniel tidak diizinkan sekuriti karena jam besuk sudah habis. Daniel pun pulang lagi ke rumah.

“Malam itu saya kerja sampai jam 12.00 Wib, jam 21.00 Wib malam saya permisi ke Pirmgadi. Tapi jam besuk sudah habis dan saya juga tidak membawa identitas apapun. Saya disuruh balik lagi dengan membawa identitas,” ujarnya.

Namun, Daniel mengaku, tidak kembali lagi. Alasannya, sang istri terlihat begitu depresi jika dirinya menjemput Gabriel.

“Hari ini (kemarin) ada sebuah kekuatan yang mendorong saya untuk datang kemari. Istri saya juga tidak tahu kalau saya datang kemari,” ungkapnya.

Sesampainya di ruangan tempat Gabriel dirawat, Daniel mendekati anaknya yang saat itu sedang dipangku dan disuapi secangkir susu oleh seorang perawat di ruangan perawat.

“Oh, ini bapaknya. Tega kalilah ditinggal anaknya begitu saja. Ngapain diam di sana, dekatilah anakmu itu,” ujar seorang perawat.

Daniel terlihat tertunduk di hadapan Gabriel sambil memegang tangannya dan sesekali mengelus kepalanya. Namun, Gabriel hanya mengeluarkan sedikit ocehan saja saat disentuh dan digendong sang ayah. “Gabriel ini bapak nak. Gabriel ini bapak nak,” sapa Daniel sambil memeluk erat Daniel dalam gendongannya.

Dalam waktu 2 hari ke depan, Daniel berjanji akan menjemput Gabriel dengan membawa persyaratan lengkap seperti yang diminta RSUD dr Pirngadi. Selain itu dirinya akan membujuk sang istri agar dengan ikhlas menerima Gabriel kembali.

Ocehan Gabriel selama ini yang sering mengucapkan kata Dante karena Dante adalah nama adik laki-laki keduanya. Sedangkan kata Papapa adalah panggilan Gabriel untuk ayah, Daniel. Gabriel pun tak pernah mengucapkan kata mama karena sepertinya memang tidak ada kedekatan antara Gabriel dan ibunya.

“Kadang pun dia mengoceh kata Kasih, itu nama adik perempuannya ketiga,”ujar Daniel.

Sementara itu, Kasubag Humas Pirngadi, Edison mengatakan tidak akan mempersulit pihak keluarga menjemput Gabriel. Termasuk tidak akan ditagihnya biaya perawatan Gabriel selama ini oleh pihak rumah sakit. Asal persyaratan penjemputannya dilengkapi pihak keluarga. Surat rekomendasi ke Dinas Sosial Ketenagakerjaan (Dinsosnaker) Kota Medan atas pengasuhan Gabriel pun akan dibatalkan oleh RSUD Pirngadi.

“Kami tidak akan menyalahkan pihak keluarga atau mempersulit. Nanti akan kita cocokkan dengan identitas yang dibawa nanti,” ujar Edison.

Selama 13 hari ini dirawat berat badannya yang sebelumnya tak sampai 11 kg menjadi 12 kg. Gabriel pun terlihat bersih dan sehat. Sudah bisa berdiri meski harus dipegangi. Berbeda dengan sebelumnya Gabriel sama sekali tidak mampu berdiri sama sekali. (win)

 

Foto: Wiwin/PM Dapot alias Gabriel Panggabean diberi minum oleh perawat di ruang perawat di lantai 3 RSUD Pirngadi. Daniel Panggabean, ayahnya (kiri) tampak membujuk  Gabriel.
Foto: Wiwin/PM
Dapot alias Gabriel Panggabean diberi minum oleh perawat di ruang perawat di lantai 3 RSUD Pirngadi. Daniel Panggabean, ayahnya (kiri) tampak membujuk Gabriel.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih ingat dengan bocah laki-laki yang ditemukan telantar di Masjid Ibnu Sina RSUD Dr Pirngadi Medan, Sabtu (2/8) lalu. Bocah yang diberikan nama Dapot oleh perawat tersebut ternyata bernama Gabriel Panggabean. Umurnya sudah beranjak 6 tahun bukan 4 tahun seperti yang diperkirakan.

Jumat (15/8) pagi, orangtuanya, Daniel Panggabean (25) datang ke RSUD Pirngadi Medan. Daniel datang membawa 5 buah apel dalam sekantong plastik berwarna kuning. Daniel pagi itu ingin menjemput Gabriel pulang bersamanya ke Desa Sei Mati, Kec. Medan Labuhan.

Namun hal tersebut belum bisa terwujud karena harus menyiapkan berkas-berkas penting seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan surat keterangan dari Kepala Lingkungan (Kepling), sebelum menebus anak pertamanya tersebut.

“Saya punya video dan foto di HP saya. Nanti saya tunjukkan,” ujar Daniel saat bertandang ke ruangan kerja Kasubag Humas dan Hukum RSUD Pirngadi Medan, Edison Peranginangin.

Daniel cerita, istrinya mengalami depresi sejak kehadiran Gabriel dan anak keduanya Dante (3) yang lahir tak sempurna. Lalu tanpa sepengetahuannya tepatnya hari Sabtu (2/8), sang istri diam-diam pergi bersama Gabriel dan meninggalkan Gabriel di RSUD Pirngadi Medan.

“Istri saya Boru Siahaan tak menghendaki kehadiran Gabriel,” kataDaniel.

Setelah itu, istrinya pulang ke rumah dan mengaku telah meninggalkan Gabriel. Malam harinya, kata Daniel, dia langsung menyusul ke RSUD Pirngadi Medan. Namun Daniel tidak diizinkan sekuriti karena jam besuk sudah habis. Daniel pun pulang lagi ke rumah.

“Malam itu saya kerja sampai jam 12.00 Wib, jam 21.00 Wib malam saya permisi ke Pirmgadi. Tapi jam besuk sudah habis dan saya juga tidak membawa identitas apapun. Saya disuruh balik lagi dengan membawa identitas,” ujarnya.

Namun, Daniel mengaku, tidak kembali lagi. Alasannya, sang istri terlihat begitu depresi jika dirinya menjemput Gabriel.

“Hari ini (kemarin) ada sebuah kekuatan yang mendorong saya untuk datang kemari. Istri saya juga tidak tahu kalau saya datang kemari,” ungkapnya.

Sesampainya di ruangan tempat Gabriel dirawat, Daniel mendekati anaknya yang saat itu sedang dipangku dan disuapi secangkir susu oleh seorang perawat di ruangan perawat.

“Oh, ini bapaknya. Tega kalilah ditinggal anaknya begitu saja. Ngapain diam di sana, dekatilah anakmu itu,” ujar seorang perawat.

Daniel terlihat tertunduk di hadapan Gabriel sambil memegang tangannya dan sesekali mengelus kepalanya. Namun, Gabriel hanya mengeluarkan sedikit ocehan saja saat disentuh dan digendong sang ayah. “Gabriel ini bapak nak. Gabriel ini bapak nak,” sapa Daniel sambil memeluk erat Daniel dalam gendongannya.

Dalam waktu 2 hari ke depan, Daniel berjanji akan menjemput Gabriel dengan membawa persyaratan lengkap seperti yang diminta RSUD dr Pirngadi. Selain itu dirinya akan membujuk sang istri agar dengan ikhlas menerima Gabriel kembali.

Ocehan Gabriel selama ini yang sering mengucapkan kata Dante karena Dante adalah nama adik laki-laki keduanya. Sedangkan kata Papapa adalah panggilan Gabriel untuk ayah, Daniel. Gabriel pun tak pernah mengucapkan kata mama karena sepertinya memang tidak ada kedekatan antara Gabriel dan ibunya.

“Kadang pun dia mengoceh kata Kasih, itu nama adik perempuannya ketiga,”ujar Daniel.

Sementara itu, Kasubag Humas Pirngadi, Edison mengatakan tidak akan mempersulit pihak keluarga menjemput Gabriel. Termasuk tidak akan ditagihnya biaya perawatan Gabriel selama ini oleh pihak rumah sakit. Asal persyaratan penjemputannya dilengkapi pihak keluarga. Surat rekomendasi ke Dinas Sosial Ketenagakerjaan (Dinsosnaker) Kota Medan atas pengasuhan Gabriel pun akan dibatalkan oleh RSUD Pirngadi.

“Kami tidak akan menyalahkan pihak keluarga atau mempersulit. Nanti akan kita cocokkan dengan identitas yang dibawa nanti,” ujar Edison.

Selama 13 hari ini dirawat berat badannya yang sebelumnya tak sampai 11 kg menjadi 12 kg. Gabriel pun terlihat bersih dan sehat. Sudah bisa berdiri meski harus dipegangi. Berbeda dengan sebelumnya Gabriel sama sekali tidak mampu berdiri sama sekali. (win)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/