28 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Pemerintah Diminta Revisi Kemahalan Tarif

Terpisah, pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin juga mengakui, tarif tol Kualanamu-Sei Rampah yang ditetapkan pemerintah memang terbilang mahal. Dibandingkan dengan tol yang ada seperti Belawan-Tanjung Morawa. “Masyarakat Kota Medan pastinya akan membandingkan tarif tol yang sudah ada dengan pengenaan tarif tol yang baru tersebut. Hal inilah yang saya pikir menjadi perhatian masyarakat saat ini,” kata Gunawan, Minggu (15/10).

Menurut dia, mahalnya tarif tol tersebut disebabkan besaran biaya yang dikeluarkan saat ini berbeda dengan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari proses pembebasan lahan hingga biaya lain yang berkenaan dengan pembangunan tol tersebut. Namun, diyakini pembanguan jalan tol itu sudah mempertimbangkan hitung-hitungan ekonominya.

“Berapa lama pay back periodenya (pengembalian investasi) maupun hal lain yang berkenaan dengan masalah keuangan tersebut, pastinya berbeda antara membangun jalan tol saat ini dibandingkan dengan pembangunan jalan tol di masa yang lalu. Jadi, sudah barang pasti membangun jalan tol juga tidak bisa diseragamkan biayanya. Beda medannya sudah pasti beda biayanya sekalipun lokasinya berdekatan,” papar Gunawan.

Dia mencontohkan, membangun jalan tol Medan-Binjai serta membangun jalan tol Kualanamu-Sei Rampah jelas tidak bisa disamaratakan. Terlebih dengan jalan tol yang dibangun di luar Sumatera khususnya Pulau jawa. Jadi, memang tidak bisa diseragamkan atau diasumsikan bahwa ruas tol yang dibangun memiiki harga yang sama perkilometernya.

“Ada banyak komponen biaya yang berbeda, seperti lahan yang dibebaskan, ruas jalan dan lainnya. Dengan keterbatasan tersebut membuat lebih sulit dalam memperkirakan harga ideal menurut versi konsumen terkait dengan tarif tol tersebut. Akan tetapi, menurut hemat saya tarif tol ini lebih mahal. Walaupun tidak begitu berbeda dibandingakan dengan sejumlah tarif tol di Pulau Jawa,” tandas Gunawan.(dik/ris/prn/adz)

 

 

Terpisah, pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin juga mengakui, tarif tol Kualanamu-Sei Rampah yang ditetapkan pemerintah memang terbilang mahal. Dibandingkan dengan tol yang ada seperti Belawan-Tanjung Morawa. “Masyarakat Kota Medan pastinya akan membandingkan tarif tol yang sudah ada dengan pengenaan tarif tol yang baru tersebut. Hal inilah yang saya pikir menjadi perhatian masyarakat saat ini,” kata Gunawan, Minggu (15/10).

Menurut dia, mahalnya tarif tol tersebut disebabkan besaran biaya yang dikeluarkan saat ini berbeda dengan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari proses pembebasan lahan hingga biaya lain yang berkenaan dengan pembangunan tol tersebut. Namun, diyakini pembanguan jalan tol itu sudah mempertimbangkan hitung-hitungan ekonominya.

“Berapa lama pay back periodenya (pengembalian investasi) maupun hal lain yang berkenaan dengan masalah keuangan tersebut, pastinya berbeda antara membangun jalan tol saat ini dibandingkan dengan pembangunan jalan tol di masa yang lalu. Jadi, sudah barang pasti membangun jalan tol juga tidak bisa diseragamkan biayanya. Beda medannya sudah pasti beda biayanya sekalipun lokasinya berdekatan,” papar Gunawan.

Dia mencontohkan, membangun jalan tol Medan-Binjai serta membangun jalan tol Kualanamu-Sei Rampah jelas tidak bisa disamaratakan. Terlebih dengan jalan tol yang dibangun di luar Sumatera khususnya Pulau jawa. Jadi, memang tidak bisa diseragamkan atau diasumsikan bahwa ruas tol yang dibangun memiiki harga yang sama perkilometernya.

“Ada banyak komponen biaya yang berbeda, seperti lahan yang dibebaskan, ruas jalan dan lainnya. Dengan keterbatasan tersebut membuat lebih sulit dalam memperkirakan harga ideal menurut versi konsumen terkait dengan tarif tol tersebut. Akan tetapi, menurut hemat saya tarif tol ini lebih mahal. Walaupun tidak begitu berbeda dibandingakan dengan sejumlah tarif tol di Pulau Jawa,” tandas Gunawan.(dik/ris/prn/adz)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru