26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Amri-RE Terganjal Rekomendasi

Kemarin, HT Milwan Belum Tanda Tangan

MEDAN-Lepas dari bidikan PDIP, RE Nainggolan langsung digandeng Demokrat dalam Pilgubsu 2013 mendatang. Artinya, RE akan mendampingi Amri Tambunan. Namun, kemarin mereka batal mendaftar ke KPUD Sumut karena Ketua DPD Demokrat Sumut HT Milawan mengaku belum memberikan tanda tangan karena belum mendapatkan rekomendasi.

DAFTAR: Gatot Pujo Nugroho  Tengku Erry Nuradi (kiri) saat akan mendaftarkan diri  KPU Provinsi Sumatera Utara, Kamis (15/11).
DAFTAR: Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi (kiri) saat akan mendaftarkan diri ke KPU Provinsi Sumatera Utara, Kamis (15/11).

“Pasangan Amri kita putuskan Pak RE Nainggolan,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhony Allen Marbun, Kamis (15/11) pagi. Reencananya pasangan ini didaftarkan kemarin, pukul 15.00 Wib. Sejumlah petinggi Partai Demokrat akan ikut mengantarkan pasangan Amri-RE ke KPU Sumut. “Sutan Bathoegana juga ikut mengantarkan, termasuk sejumlah anggota DPR dari dapil Sumut,” terang Jhony.

Pernyataan inilah yang kemudian membuat ‘kekisruhan’ di kantor DPD Demokrat Sumut di Jalan Multatuli Medan. Massa yang sudah berkumpul harus bubar karena pasangan tersebut ternyata batal mendaftar kemarin. Amri dan RE baru akan mendaftar hari ini. Informasi yang didapat, pembatalan tersebut muncul setelah Ketua DPD Demokrat Sumut HT Milwan tidak hadir. Belum ada tanda tangan Milwan dalam berkas pendaftaran. “Iya isu banyak kali di mana-mana. Soal meneken di mana saja boleh toh. Persoalan administratif di KPU. Yang paling top di hadapan KPU biar mantab dia,” ujar Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan yang ditemui di halaman kantor Demokrat Sumut.

Hinca juga menegaskan, pengambilan kebijakan atau keputusan merupakan hak Majelis Tinggi Partai. Selanjutnya, administrasi mendaftar tentu bersama-sama dengan pengurus DPD partai. “Jadi tadi secara resmi kami umumkan yang maju menjadi gubernur adalah Pak Amri Tambunan dan wakilnya RE Nainggolan,” terangnya.

Ditambahkannya, partai melihat sosok Balon Gubsu Demokrat lainnya, seperti Sutan Bathoegana dan Cornel Simbolon masih dibutuhkan di partai. Sama halnya dengan dengan HT Milwan, yang pada dasarnya masih dibutuhkan DPD I Demokrat Sumut.

“Harus satu, tidak mungkin semua,” ujarnya.

Pada dasarnya rekomendasi yang dikeluarkan Majelis Tinggi DPP Demokrat yang belum ditandatangani Milwan, bisa ditandatangani di last-last minute pendaftaran di KPU Sumut. “Itu di last-last minute, saat pendaftaran mantap juga penandatanganannya,” kata Hinca yang saat itu mengenakan kacamata tersebut.

Terpisah, Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution menegaskan, bila pada akhirnya rekomendasi diteken oleh yang mewakili Ketua DPD partai bersangkutan atau bisa disebut Penjabat Sementara (Pjs) dan atau Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD, itu sudah sah. Namun, lanjut Irham, untuk tanda tangan DPP partai politik tidak menjadi keharusan.

Sementara itu, HT Milwan yang dikonfirmasi mengaku, tidak menolak atas pengusungan Amri Tambunan-RE Nainggolan. Dan menurutnya, ketidakhadirannya disebabkan karena belum diterimanya surat rekomendasi dari majelis tinggi partai. “Saya sepenuhnya mendukung keputusan partai, dan tetap patuh apapun keputusan partai.  Yang jelas, DPD PD Sumut menunggu surat rekomendasi dari DPP. Jadi tidak benar jika ada yang menyatakan saya tidak mau meneken surat,” aku Milwan.

Tidak hanya soal mendaftar, penentuan calon yang akan diusung oleh Demokrat memang seru. Semula ada dua nama yang disodorkan Tim DPP PDIP yang dipimpin Jhonny Allen Marbun ke Majelis Tinggi, yakni Sutan Bathoegana Siregar dan Amri Tambunan. Dalam beberapa hari, nama itu aman.
Namun, di Rapat Majelis Tinggi yang dipimpin langsung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Jumat malam pekan lalu (9/11), dua nama itu mendapat pesaing baru. Rapat yang berakhir persis tengah malam, bukannya menetapkan satu nama, Sutan atau Amri. Namun, malah muncul Cornel Simbolon. Sudah tentu, nama mantan Wakasad itu menjadi “ancaman” bagi Sutan dan Amri.

Tapi, tiga nama itu pun hanya bertahan tiga hari. Pada rapat Majelis Tinggi yang kedua, yang juga dipimpin SBY, pada Senin (12/110 malam, tiga nama itu kocar-kacir. Ini lantaran Gus Irawan yang melobi sebelum rapat, berhasil memasukkan namanya menjadi bahan perdebatan di Majelis Tinggi Demokrat. Namun, anggota Majelis Tinggi tidak punya kesamaan pendapat. “Terus terang alot. Tidak satu koor. Ada koor ini, ada koor itu. Ada telepon begini, ada telepon begitu,” cerita Jhony, yang juga anggota DPR itu.

Masuknya nama Gus Irawan bukan semata soal lobi, tapi karena nama mantan Dirut Bank Sumut itu memang berkibar berdasar hasil survei yang digelar sejumlah partai. Demokrat sendiri melakukan tiga kali survei. Blaka-blakan, Wakil Ketum Demokrat Jhony Allen Marbun menyebut, tiga besar hasil survei adalah Gatot Pujo Nugroho, Gus Irawan, dan Amri Tambunan.

“Hampir semua partai hasilnya tiga nama itu. Kita tiga kali survei oleh tiga lembaga berbeda, hasilnya ya tiga nama itu,” ujar Jhony Allen, 13 November 2012 lalu.

Atas dasar itu, mau tak mau, Demokrat membuka pintu bagi masuknya Gus Irawan. Demokrat mulai kepincut dengan Gus Irawan. Sayangnya, Gus Irawan masih bersifat kaku dalam proses bergaining dengan Jhony. Demokrat mau mengusung Gus sebagai cagub, dengan syarat cawagubnya kader Demokrat. Hanya saja, Gus Irawan bilang bahwa dirinya sudah menggaet Ketua DPD PAN Serdang Bedagai (Sergai) Soekirman, sebagai cawagub.
Di saat masih belum jelas jawaban Gus Irawan, muncul kabar dari kandang banteng mulut putih. Ternyata PDIP tidak memilih RE Nainggolan, melainkan Effendi Simbolon.

Demokrat langsung banting setir, menerima masuknya nama RE Nainggolan. Namun, karena sudah komit akan mengusung kader sendiri ditambah Amri hasil surveinya bagus, Demokrat menetapkan Amri, dengan wakil RE Nainggolan. (sam/ari)

Kemarin, HT Milwan Belum Tanda Tangan

MEDAN-Lepas dari bidikan PDIP, RE Nainggolan langsung digandeng Demokrat dalam Pilgubsu 2013 mendatang. Artinya, RE akan mendampingi Amri Tambunan. Namun, kemarin mereka batal mendaftar ke KPUD Sumut karena Ketua DPD Demokrat Sumut HT Milawan mengaku belum memberikan tanda tangan karena belum mendapatkan rekomendasi.

DAFTAR: Gatot Pujo Nugroho  Tengku Erry Nuradi (kiri) saat akan mendaftarkan diri  KPU Provinsi Sumatera Utara, Kamis (15/11).
DAFTAR: Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi (kiri) saat akan mendaftarkan diri ke KPU Provinsi Sumatera Utara, Kamis (15/11).

“Pasangan Amri kita putuskan Pak RE Nainggolan,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhony Allen Marbun, Kamis (15/11) pagi. Reencananya pasangan ini didaftarkan kemarin, pukul 15.00 Wib. Sejumlah petinggi Partai Demokrat akan ikut mengantarkan pasangan Amri-RE ke KPU Sumut. “Sutan Bathoegana juga ikut mengantarkan, termasuk sejumlah anggota DPR dari dapil Sumut,” terang Jhony.

Pernyataan inilah yang kemudian membuat ‘kekisruhan’ di kantor DPD Demokrat Sumut di Jalan Multatuli Medan. Massa yang sudah berkumpul harus bubar karena pasangan tersebut ternyata batal mendaftar kemarin. Amri dan RE baru akan mendaftar hari ini. Informasi yang didapat, pembatalan tersebut muncul setelah Ketua DPD Demokrat Sumut HT Milwan tidak hadir. Belum ada tanda tangan Milwan dalam berkas pendaftaran. “Iya isu banyak kali di mana-mana. Soal meneken di mana saja boleh toh. Persoalan administratif di KPU. Yang paling top di hadapan KPU biar mantab dia,” ujar Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan yang ditemui di halaman kantor Demokrat Sumut.

Hinca juga menegaskan, pengambilan kebijakan atau keputusan merupakan hak Majelis Tinggi Partai. Selanjutnya, administrasi mendaftar tentu bersama-sama dengan pengurus DPD partai. “Jadi tadi secara resmi kami umumkan yang maju menjadi gubernur adalah Pak Amri Tambunan dan wakilnya RE Nainggolan,” terangnya.

Ditambahkannya, partai melihat sosok Balon Gubsu Demokrat lainnya, seperti Sutan Bathoegana dan Cornel Simbolon masih dibutuhkan di partai. Sama halnya dengan dengan HT Milwan, yang pada dasarnya masih dibutuhkan DPD I Demokrat Sumut.

“Harus satu, tidak mungkin semua,” ujarnya.

Pada dasarnya rekomendasi yang dikeluarkan Majelis Tinggi DPP Demokrat yang belum ditandatangani Milwan, bisa ditandatangani di last-last minute pendaftaran di KPU Sumut. “Itu di last-last minute, saat pendaftaran mantap juga penandatanganannya,” kata Hinca yang saat itu mengenakan kacamata tersebut.

Terpisah, Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution menegaskan, bila pada akhirnya rekomendasi diteken oleh yang mewakili Ketua DPD partai bersangkutan atau bisa disebut Penjabat Sementara (Pjs) dan atau Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD, itu sudah sah. Namun, lanjut Irham, untuk tanda tangan DPP partai politik tidak menjadi keharusan.

Sementara itu, HT Milwan yang dikonfirmasi mengaku, tidak menolak atas pengusungan Amri Tambunan-RE Nainggolan. Dan menurutnya, ketidakhadirannya disebabkan karena belum diterimanya surat rekomendasi dari majelis tinggi partai. “Saya sepenuhnya mendukung keputusan partai, dan tetap patuh apapun keputusan partai.  Yang jelas, DPD PD Sumut menunggu surat rekomendasi dari DPP. Jadi tidak benar jika ada yang menyatakan saya tidak mau meneken surat,” aku Milwan.

Tidak hanya soal mendaftar, penentuan calon yang akan diusung oleh Demokrat memang seru. Semula ada dua nama yang disodorkan Tim DPP PDIP yang dipimpin Jhonny Allen Marbun ke Majelis Tinggi, yakni Sutan Bathoegana Siregar dan Amri Tambunan. Dalam beberapa hari, nama itu aman.
Namun, di Rapat Majelis Tinggi yang dipimpin langsung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Jumat malam pekan lalu (9/11), dua nama itu mendapat pesaing baru. Rapat yang berakhir persis tengah malam, bukannya menetapkan satu nama, Sutan atau Amri. Namun, malah muncul Cornel Simbolon. Sudah tentu, nama mantan Wakasad itu menjadi “ancaman” bagi Sutan dan Amri.

Tapi, tiga nama itu pun hanya bertahan tiga hari. Pada rapat Majelis Tinggi yang kedua, yang juga dipimpin SBY, pada Senin (12/110 malam, tiga nama itu kocar-kacir. Ini lantaran Gus Irawan yang melobi sebelum rapat, berhasil memasukkan namanya menjadi bahan perdebatan di Majelis Tinggi Demokrat. Namun, anggota Majelis Tinggi tidak punya kesamaan pendapat. “Terus terang alot. Tidak satu koor. Ada koor ini, ada koor itu. Ada telepon begini, ada telepon begitu,” cerita Jhony, yang juga anggota DPR itu.

Masuknya nama Gus Irawan bukan semata soal lobi, tapi karena nama mantan Dirut Bank Sumut itu memang berkibar berdasar hasil survei yang digelar sejumlah partai. Demokrat sendiri melakukan tiga kali survei. Blaka-blakan, Wakil Ketum Demokrat Jhony Allen Marbun menyebut, tiga besar hasil survei adalah Gatot Pujo Nugroho, Gus Irawan, dan Amri Tambunan.

“Hampir semua partai hasilnya tiga nama itu. Kita tiga kali survei oleh tiga lembaga berbeda, hasilnya ya tiga nama itu,” ujar Jhony Allen, 13 November 2012 lalu.

Atas dasar itu, mau tak mau, Demokrat membuka pintu bagi masuknya Gus Irawan. Demokrat mulai kepincut dengan Gus Irawan. Sayangnya, Gus Irawan masih bersifat kaku dalam proses bergaining dengan Jhony. Demokrat mau mengusung Gus sebagai cagub, dengan syarat cawagubnya kader Demokrat. Hanya saja, Gus Irawan bilang bahwa dirinya sudah menggaet Ketua DPD PAN Serdang Bedagai (Sergai) Soekirman, sebagai cawagub.
Di saat masih belum jelas jawaban Gus Irawan, muncul kabar dari kandang banteng mulut putih. Ternyata PDIP tidak memilih RE Nainggolan, melainkan Effendi Simbolon.

Demokrat langsung banting setir, menerima masuknya nama RE Nainggolan. Namun, karena sudah komit akan mengusung kader sendiri ditambah Amri hasil surveinya bagus, Demokrat menetapkan Amri, dengan wakil RE Nainggolan. (sam/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/