29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Penguatan Literasi Islamic Social Finance di Sumut

bukapangan Gelar Seminar, Diskusi dan Pelatihan Nasional di 3 Universitas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai Lembaga Filantropi sekaligus Lembaga Amil Zakat Tingkat Nasional, bukapangan melaksanakan roadshow seminar nasional dalam rangka menggerakan kegiatan literasi Islamic Social Finance di Sumatera Utara pada 15 hingga 17 November 2022.

Pada Tour kali ini, ada tiga agenda besar yang akan dilaksanakan bukapangan, yaitu seminar nasional terkait Islamic Social Finance (ISF) di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada 15 November, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) pada 16 November, serta Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) pada 17 November. Tidak hanya menggelar seminar nasional, bukapangan juga menandatangani Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerja Sama dengan 3 Universitas tersebut guna memperluas kebermanfaatan program.

Tour de Sumatera Utara ini dipimpin KH Wahfiuddin Sakam Mubaligh Nasional yang duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah Yayasan Wakaf Djalaludin Pane bersama Presiden Direktur yang mewakili Bukapangan. Sebagai mubaligh nasional, dia memiliki visi yang besar untuk membumikan ISF sebagai sebuah alternatif pemberdayaan hari ini. ISF saat ini ditopang oleh zakat dan wakaf.

Untuk Zakat sendiri ada potensi sekitar 327 T yang sesungguhnya bisa dikelola. Sayangnya beberapa pemahaman masyarakat tentang zakat itu sendiri masih terbatas, belum dimaksimalkan secara baik. Hari ini dari seluruh total potensi yang ada, pencapaian penghimpunan zakat baru di sekitar 14 T saja pada tahun 2021.

Di luar zakat, wakaf adalah potensi ISF yang juga masih belum secara utuh dipahami masyarakat. Saat ini wakaf hanya berpusat pada 3 M, Madrasah, Masjid, dan Makam. Padahal ada pilihan wakaf produktif yang pemanfaatannya bisa mendorong keberlanjutan dan pemberdayaan yang lebih jauh.

Di beberapa negara muslim, wakaf dipergunakan secara produktif sebagai penopang di sektor layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Misalnya di Mesir kita tahu ada Universitas Al-Azhar Kairo. Di Saudi Arabia sendiri saat ini Wakaf Khalifah Utsman Bin Affan masih terdapat jejaknya. Indonesia sebagai negara dengan penduduknya yang mayoritas muslim tentu masih memiliki harapan yang besar untuk memaksimalkan potensi ISF nya dalam rangka menopang banyak sektor pemberdayaan.

Roadshow ini adalah upaya untuk menggerakkan kesadaran banyak pihak bahwa Islamic Social Finance sangat penting untuk digiatkan. Islamic Social Finance adalah skema pembeda dari dua skema utama yaitu moneter dan fiskal. Skema ISF bersumber di bawah dan kembali ke bawah, tidak mengambil bagian yang sangat besar untuk belanja pengelola dan kepentingan yang bersifat pribadi. Semua jelas, secara syariah dan akadnya.

Sehingga pengelolaan ISF sangat cocok diterapkan pada konsep pemberdayaan dibidang pangan, pendidikan hingga kesehatan seperti yang diinisiasi oleh Bukapangan. Isu ketersediaan pangan, stunting, hingga pendidikan berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara dapat tersolusikan melalui pengelolaan ISF yang strategis dan tepat sasaran. Seperti pada program Lumbung Swadaya Desa yang fokus mensejahterakan petani melalui pembiayaan modal sarana produksi padi, pendampingan dan monitoring agar tercapai hasil panen yang berkualitas sehat serta bebas dari riba, begitu juga program gerakan sadar protein sebagai bentuk perbaikan fundamental tumbuh kembang anak sehingga menjadi generasi yang cemerlang di masa depan.

Harapannya setelah kegiatan literasi ini, kesadaran masyarakat tentang kewajiban berzakat akan terwujud dan ditunaikan untuk disalurkan dan dikelola melalui program pemberdayaan yang memberdayakan, dengan demikian tujuan kebermanfaatan ISF dapat terwujud nyata. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai Lembaga Filantropi sekaligus Lembaga Amil Zakat Tingkat Nasional, bukapangan melaksanakan roadshow seminar nasional dalam rangka menggerakan kegiatan literasi Islamic Social Finance di Sumatera Utara pada 15 hingga 17 November 2022.

Pada Tour kali ini, ada tiga agenda besar yang akan dilaksanakan bukapangan, yaitu seminar nasional terkait Islamic Social Finance (ISF) di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada 15 November, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) pada 16 November, serta Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) pada 17 November. Tidak hanya menggelar seminar nasional, bukapangan juga menandatangani Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerja Sama dengan 3 Universitas tersebut guna memperluas kebermanfaatan program.

Tour de Sumatera Utara ini dipimpin KH Wahfiuddin Sakam Mubaligh Nasional yang duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah Yayasan Wakaf Djalaludin Pane bersama Presiden Direktur yang mewakili Bukapangan. Sebagai mubaligh nasional, dia memiliki visi yang besar untuk membumikan ISF sebagai sebuah alternatif pemberdayaan hari ini. ISF saat ini ditopang oleh zakat dan wakaf.

Untuk Zakat sendiri ada potensi sekitar 327 T yang sesungguhnya bisa dikelola. Sayangnya beberapa pemahaman masyarakat tentang zakat itu sendiri masih terbatas, belum dimaksimalkan secara baik. Hari ini dari seluruh total potensi yang ada, pencapaian penghimpunan zakat baru di sekitar 14 T saja pada tahun 2021.

Di luar zakat, wakaf adalah potensi ISF yang juga masih belum secara utuh dipahami masyarakat. Saat ini wakaf hanya berpusat pada 3 M, Madrasah, Masjid, dan Makam. Padahal ada pilihan wakaf produktif yang pemanfaatannya bisa mendorong keberlanjutan dan pemberdayaan yang lebih jauh.

Di beberapa negara muslim, wakaf dipergunakan secara produktif sebagai penopang di sektor layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Misalnya di Mesir kita tahu ada Universitas Al-Azhar Kairo. Di Saudi Arabia sendiri saat ini Wakaf Khalifah Utsman Bin Affan masih terdapat jejaknya. Indonesia sebagai negara dengan penduduknya yang mayoritas muslim tentu masih memiliki harapan yang besar untuk memaksimalkan potensi ISF nya dalam rangka menopang banyak sektor pemberdayaan.

Roadshow ini adalah upaya untuk menggerakkan kesadaran banyak pihak bahwa Islamic Social Finance sangat penting untuk digiatkan. Islamic Social Finance adalah skema pembeda dari dua skema utama yaitu moneter dan fiskal. Skema ISF bersumber di bawah dan kembali ke bawah, tidak mengambil bagian yang sangat besar untuk belanja pengelola dan kepentingan yang bersifat pribadi. Semua jelas, secara syariah dan akadnya.

Sehingga pengelolaan ISF sangat cocok diterapkan pada konsep pemberdayaan dibidang pangan, pendidikan hingga kesehatan seperti yang diinisiasi oleh Bukapangan. Isu ketersediaan pangan, stunting, hingga pendidikan berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara dapat tersolusikan melalui pengelolaan ISF yang strategis dan tepat sasaran. Seperti pada program Lumbung Swadaya Desa yang fokus mensejahterakan petani melalui pembiayaan modal sarana produksi padi, pendampingan dan monitoring agar tercapai hasil panen yang berkualitas sehat serta bebas dari riba, begitu juga program gerakan sadar protein sebagai bentuk perbaikan fundamental tumbuh kembang anak sehingga menjadi generasi yang cemerlang di masa depan.

Harapannya setelah kegiatan literasi ini, kesadaran masyarakat tentang kewajiban berzakat akan terwujud dan ditunaikan untuk disalurkan dan dikelola melalui program pemberdayaan yang memberdayakan, dengan demikian tujuan kebermanfaatan ISF dapat terwujud nyata. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/